Jangan lupa di vote dan komentar jika kamu suka chapter ini, oke? ☺️
Happy Reading...
***
Sayur asam, sup daging, ayam goreng, tumis brokoli dan berbagai makanan lainnya sudah terhidang rapih di atas meja makan. Vina, mamah yang paling Regan sayang itu tengah duduk manis menunggu kedatangan putra kesayangannya itu selesai membersihkan diri.
Sambil menggosok-gosokkan rambut yang sedikit tipisnya dengan handuk, Regan keluar kamar lalu berjalan menuju ruang makan.
Vina menggeleng-gelengkan kepala menyaksikan kelakuan putranya itu "ya ampun Regan, kamu kebiasaan deh. Coba handuknya jangan dibawa ke meja makan dong" keluh Vina yang hanya dibalas dengan senyuman tengil Regan.
***
Ada banyak sifat yang menempel dalam diri manusia, tentunya sikap yang beragam juga berbeda. Vanno, setiap hari harus menyaksikan perdebatan antara kedua adik perempuannya. Eylla, gadis hiperaktif, selalu show up talent yang ia miliki, percaya diri, ambisius tinggi selalu saja tidak sependapat dengan adiknya, Yenna. Sebaliknya, Yenna tipe gadis cuek, dingin, sedikit bicara, agak introvert, tentunya lebih cerdas daripada Eylla. Satu kesamaan sifat yang Eylla dan Yenna miliki, keduanya sama-sama merupakan orang yang terlalu jujur. Contoh nih; si A bertanya pada salah satu antara keduanya "Menurut lo orang ini cocok ga jadi pacar gue?" Jangan kaget sama jawaban mereka yang kadang kedengeran nyelekit, mereka bakalan jujur sejujur-jujurnya kalo gak suka, mereka jawab "apaan si. Mata lo katarak? Dia aneh banget, keliatan juga badboy-nya ngapain lo sama dia!"
Ya, whatever semoga kalian ngerti maksud gue itu. Ha ha
Dengan wajah yang terlihat cukup lelah, Eylla membuka pintu sambil menggerutu sesuatu "arh... Udah tempat yang gue cari ga ketemu, udah gitu malah ketemu segerombolan cowok-cowok freak. Mereka pasti tipe murid-murid yang tukang bolos, nongkrong ga jelas, ngabisin du"
"Eh, eh kenapa sih baru dateng ngomel-ngomel sendiri" sambar Vanno yang tengah duduk sambil menonton televisi
Eylla melangkah perlahan mendekati Vanno dengan wajah kesal bercampur rasa lelah. "Kamu dari mana sih?" Tanya Vanno lalu menatap jam dinding "jam segini baru balik, aku kan telepon kamu udah dua jam yang lalu. Kenapa baru sampe?" sambungnya
"Stt.. sttt.. jangan ngoceh gitu ah, aku pusing" sahutnya sambil menjatuhkan diri ke atas sofa
---
"Mama udah masak banyak gini lho Reg" desis Vina saat melihat Regan mengambil dua telur dadar. Di antara banyaknya makanan lezat yang terhidang di atas meja, tetap saja yang menarik perhatian sang ketua geng Forbid itu hanyalah telur dadar.
Sejak kecil, Regan memang sangat menyukai telur dadar. Eits.. tapi gak sembarang telur dadar, cuma telur dadar buatan Vina yang selalu menjadi favorit Regan sampai saat ini.
"Regan pelan-pelan ah makannya". "Ini juga pelan ma". "Oh iya, mama hampir lupa. Tadi sore, ada cewek yang kesini, cariin kamu". Regan menatap Vina sambil mengerutkan dahinya, lalu Vina bercerita.
Jadi, sore tadi ada salah satu penggemar Regan yang nekat dateng ke rumah. Hania, dia adalah siswi kelas sepuluh Dandelion yang pernah di jaili Regan saat mereka pergi ke bioskop bersama. Biasalah, kebiasaan Regan memang begitu. Ga enak nolak ajakan cewek tapi dia bakalan tiba-tiba ngilang saat ngerasa bosan. Bukan bosan sama ceweknya, tapi Regan memang tipe cowok yang engga terlalu suka nonton bioskop.
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS MAN (On Going)
أدب المراهقينBagi seorang Regan, tercabik selerai celurit, pisau dan benda-benda tajam lainnya adalah hal yang biasa. Namun, hal itu tidak membuatnya dan seluruh anggota gengnya - FORBID nama geng mereka- kapok untuk mencecar dan menghabiskan siapapun yang mengg...