DEISEA [ON GOING]

Chapter 12

Happy reading !

Jangan lupa vote dan comment

✮✮✮

"Enak nggak?" Tanya vanya mamah Carolyn

"Enak tante, makasih" Ujar sea mencicipi dessert dan cookies menu terbaru ditoko kue Vanya

"Iya tante enak, enak banget malah" Timpal discha dengan mengacungkan dua jari jempol

"Hehe, yaudah kalian habisin dessert nya, tante mau urus pesanan dulu"

"Gue mau ke toilet dulu ya" Aleysea berjalan menuju toilet

Setelah selesai buang air kecil Aleysea merapikan rambut nya sebentar didepan kaca lalu keluar dari toilet namun saat keluar dari toilet Aleysea menabrak seorang ibu-ibu hingga ibu-ibu itu terhuyung, dengan cepat aleysea menahan lengan ibu-ibu itu agar tidak terjatuh.

"Maaf bu saya ngga senga---

"Sea" Aleysea jelas terkejut, ibu-ibu yang tidak sengaja ditabrak olehnya adalah Inara mamah nya.

"Sea duluan, permisi" Ujar aleysea yang hendak mengambil langkah menuju meja yang diduduki oleh teman-temannya.

Namun baru dua langkah lengan nya dicekal, Inara menatap aleysea dengan harap, berharap anaknya mau berbicara dengan dirinya sebentar saja, atau sekedar memberikan keluh kesah nya.

"Mamah mau ngobrol sama kamu sebentar" Ujar Inara masih menggenggam tangan aleysea

Melihat tatapan berharap dari Inara aleysea jadi kasihan, bingung harus bagaimana

"Sebentar aja" Ujar Inara lagi

"Dimana?" Tanya aleysea

Inara membawa aleysea keluar toko kue Vanya, mengajak Aleysea untuk duduk dikursi yang sudah disediakan

Carolyn, Zwetta, dan Discha tadi sempat melihat Aleysea dan Inara, oleh sebab itu mereka membiarkan aleysea dibawa pergi keluar oleh Inara

"Gimana kabar kamu sayang?" Tanya Inara

"Baik" Balas aleysea singkat

"Hari-hari kamu?" tanya inara lagi

"Sepi, ngga ada yang istimewa semenjak kejadian dua tahun lalu" Lanjut sea dalam hati. Inara yang mendengar jawaban anaknya seperti itu tersenyum miris

"Benar kamu mau olimpiade?" Tanya Inara mengalihkan pembicaraan

"Iya, anda tau dari mana?" Sejujur nya aleysea ingin memanggil Inara dengan sebutan 'mamah' tapi entah mengapa bibirnya kelu.

Inara tertegun mendengar Aleysea yang memanggil dirinya dengan sebutan 'anda' yang terdengar seperti orang asing, tapi sebisa mungkin Inara tetap tersenyum karena yang terpenting adalah Aleysea sudah mau berbicara dengan dirinya.