____o0o____
Panjang banget btw part ini...
***Sesampainya di parkiran sekolah, Irfan masih saja merajuk. Wajah laki-laki itu tampak jelas beringsut, cemberut. Alisha pun mengerutkan keningnya bisa bingung, kenapa dengan anak ini? Batinnya.
Gadis itu mengulurkan helm bogo itu kepada Irfan, sambil menyelipkan beberapa helai rambutnya yang terbawa angin. "Kenapa sih, Fan? " Tanyanya.
"Lo masih nanya lagi gue kenapa?! Ya gara-gara lo Alisha! " Laki-laki itu ngegas.
Alisha tambah terheran-heran, "Serius gue gak tau elo di motor ngomong apa, gak kedengaran jelas soalnya. " Ujar gadis itu.
Perkataan gadis itu membuat Irfan menghela napas panjang, terlihat menahan kesal. "Udah lah, lupain. Gak penting juga. "
Laki-laki itu dengan perasaan dongkol turun dari motor bututnya, meninggalkan Alisha yang ikut mengekor di belakangnya.
Sampai Irfan kembali teringat sesuatu, ia membalikkan tubuhnya, menatap Alisha. "Oh iya, nanti pulang sekolah ikut gue ke rumah, katanya Mama kangen. " Katanya masih saja ketus.
Seketika Alisha menegang, menggaruk pelipisnya yang tak gatal. "Eee... Kayanya gak bisa deh, lain kali aja ya. "
Kini Irfan yang beralih mengernyitkan dahi, "Kenapa? " Tanyanya meminta penjelasan. "Mama kangen banget tau sama lo. "
Gadis itu terlihat menggulirkan pandangannya ke segala arah, menghindari tatapan Irfan yang mengintimidasi itu. Lalu ia berdecak, "Itu, gue.. Mau bantuin Ibuk, lagi banyak kerjaan soalnya. "
Irfan menatap Alisha lama, menelisik gadis itu. "Nanti gue yang minta ijin ke Bi Imah, gue anter lo pulang dulu. "
Perkataan laki-laki itu berhasil membuat Alisha menegang, kelimpungan. Menggelengkan kepalanya cepat, "Gak usah, lain kali aja gue main ke rumah lo. Titip salam aja buat tante Erina. "
"Udah ya, gue duluan, " Gadis itu berniat kabur, melengos pergi begitu saja.
Namun lengannya di tahan oleh Irfan, membuatnya memekik kecil. "Akh! "Irfan langsung melepas tangannya, "Kenapa? " Tanyanya panik.
Ah, jangan lupakan Alisha yang babak belur saat ini. Gadis itu menggunakan jaket hitam guna menutupi tangannya yang penuh luka itu. Dan sialnya malah di pegang oleh Irfan.
"Gak papa. " Setelah itu gadis itu langsung beranjak pergi, meninggalkan Irfan sendirian.
***
Terlihat dua pasang Kakak beradik itu tampak saling diam di dalam satu mobil. Tak ada yang memulai pembicaraan, Jordan yang sibuk menyetir dan Maya yang tampaknya dia merajuk.
"Masih marah? " Jordan mulai bersuara.
"Hm! "
Ah, tampaknya masih merajuk.
Maya merajuk sejak kemarin, karena Jordan yang tak sengaja membentaknya saat membahas persoalan Alisha.
Jordan menghela napas, melirik sekilas sang Adik. "May- "
"Aku cuma mau bantuin, tapi Bang Jo malah marah-marah. Abang tu harus buruan nembak Alisha, keburu di ambil yang lain! "
Gadis itu memotong ucapan sang Kakak yang belum selesai. Dengan kesal ia menatap kakaknya yang masih saja sibuk dengan jalanan.
Kembali terdengar helaan napas Jordan, masih terfokus pada jalanan. "Kamu tu gak bantuin May, kamu memanipulasi Abang. "
Maya langsung menatap sang Kakak tak suka, "Manipulasi apa sih Bang?! Aku niat ngebantuin ya! " Tungkasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A L I S H A [Si Gadis Misterius]
Fiksi Remaja[COMPLETED] Alisha seorang gadis dengan paras cantik walau terlihat dingin. Awal mula yang manis, hidup bahagia, pribadi yang masih ceria, terbuka dengan semua orang, suka berekspresi. Namun pada akhirnya ia harus menelan pahitnya kenyataan. Pahitn...