Sweet & Sour
* * *
Previous. . .
"Kenapa tiba-tiba datang?"
"Hanya ingin menemuimu," jawab Hime acuh tak acuh.
"Ya kamu bisa kirim pesan atau telpon."
"Kenapa? Memangnya masalah jika aku langsung datang saja?"
"Apa?"
———
Hime langsung menggeleng. "Kamu sudah makan?" Tanya Hime kemudian."Sudah tadi sekitar jam dua belas." Haechan melirik arlojinya yang kini menunjukan angka dua. Lalu menatap Hime. Gadis itu tersenyum sebelum merangkul lengan Haechan dan menariknya mendekat.
"Aku belum makan. Ayo kita beli cemilan."
* * *
Cafe Promenades D'été, Yangcheon-gu
"Kamu mau pesan apa?" Tanya Haechan sembari membolak balik menu. Terlihat sedari tadi Haechan enggan berkontak mata dengan Hime.
"Kamu kesal?"
"Tidak," jawab Haechan cepat.
"Kamu sedang kesal, Lee Haechan," lagi, Hime mengulanginya.
"Aku tidak kesal, okay? Bisa berhenti sekarang?" Desis Haechan. Kali ini menatap Hime dengan mata tajam dan rahang mengeras.
"Berhenti soal apa? Aku bahkan tidak memulai apapun? Oh," Hime balas menatap Haechan, "apa ini soal kedatanganku ke kantormu? Kenapa kamu sangat kesal hanya dengan itu?"
"Aku tidak kesal," lagi, Haechan mengelak. Ia melempar buku menu ke meja lalu bersandar ke kursi.
"Dengar, tidak seharusnya kamu datang tiba-tiba seperti tadi."
Hime menegakkan punggungnya dan menatap lurus Haechan. "Kenapa?"
"Kamu bisa memintaku untuk datang atau kita bisa bertemu di sebuah restoran jika kamu ingin kita makan bersama. Bukankah kita selalu seperti itu?"
"Tapi aku hanya ingin ke sana. Melihat bagaimana tempatmu bekerja."
"Tidak boleh!" kata Haechan tegas, enggan di bantah.
Melihat Hime tersentak karena kata-katanya barusan membuat Haechan menyesal. Di usap kasar wajah tampannya sebelum menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan.
"Hime-ya, dari butikmu ke kantorku cukup memakan waktu. Kamu pasti lelah. Kita bisa bertemu di tempat terdekat atau nanti kita bisa bertemu di apart," nada suaranya memelan. Pun tangannya beralih menggenggam tangan Hime.
"Hanya itu?" Tanya Hime seraya melepaskan genggaman Haechan di tangannya.
"Apalagi, aku hanya tidak mau kamu repot."
"Aku tidak merasa repot. Lagipula aku naik taksi bukan memakai mobil sendiri. Jadi aku tidak merasa lelah."
"Hime-ya," Haechan terlihat lelah dengan Hime yang mulai keras kepala. Hime menatap Haechan lurus-lurus membuat sang empu memalingkan wajah dan kembali membolak-balik buku menu.
"Sudah lupakan. Aku tidak ingin kita bertengkar. Kamu mau makan 'kan?" Haechan memerhatikan sederet menu yang tertera. Namun sebenarnya ia tidak fokus dengan daftar itu. Hanya mencoba mengalihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeno | Sweet & Sour [COMPLETED]
Fanfiction[M] | Completed "Jika cinta kita tak lagi seindah pohon cherry di musim semi" Mizuhara Hime ft. Jeno Lee & Haechan Lee :: Mature content, bijaklah memilih bacaan :: Part sudah lengkap :: Don't be silent readers