Sweet & Sour
* * *
Little bit 🔞
Previous. . .
"Netflix, wine, popcorn, and Haechan. Completed!" Seru Hime.
Haechan tertawa menanggapi perkataan Hime. Tangannya menarik pinggang ramping Hime agar duduk di pangkuannya.
"Thanks for dinner," kata Hime seraya bersandar di bahu lebar Haechan.
"Hm, anything for my sweety. Cheers," Haechan mengangkat gelas wine-nya.
"Cheers!"
———
Di rangkulnya pinggang Hime, setengah mengangkatnya agar semakin merapat ke tubuhnya. Lalu dengan antusias Haechan mencumbu bibir Hime. Ciuman Haechan sangat panas dan bergairah. Hime berusaha mengimbanginya. Hime merangkul kepala Haechan, meremat rambut pria itu sebagai pelampiasan saat Haechan menggigit bibirnya kuat. Dengan erangan parau, Haechan memperdalam ciumannya.
Tubuh Haechan terasa tegang dan nyeri karena begitu menginginkan Hime. Posisi Hime yang duduk di pangkuan Haechan dan bagaimana gadis itu bergerak terus menumbuk miliknya yang ereksi. Pun gadis itu menyadarinya. Ada letupan di dadanya yang membuat rangsangan luar biasa hingga membuat Hime ingin mengakhirinya bersama Haechan. Mungkinkah malam ini ia akan menyerah akan hasratnya yang menggelora?
Lama mereka berciuman dalam posisi itu. Baju atasan Hime sudah tertanggal sejak tadi. Telapak tangan Haechan bermain di sekujur tubuh Hime, merasakan kulit halus nan lembut itu. Desah halus Hime setiap kali Haechan sedikit melonggarkan ciumannya membuat libido pria itu memuncak. Ia tidak tahan dengan sensasi panas yang membuat jatungnya ingin meledak.
Haechan melepaskan ciumannya saat menyadari Hime mulai kesulitan bernapas. Mereka masih berpelukan rapat dan Haechan masih memeluk pinggang Hime dengan erat. Sesekali mengusap punggung polos itu. Mereka saling bertatapan dalam diam. Merasakan deru napas tidak beraturan yang saling beradu. Hangat dan nyaman.
Di saat tangan Haechan bergerak ke atas pengait bra Hime, gadis itu tersadar jika mereka tidak boleh melakukannya lebih dari ini. Mungkin selama ini Haechan bisa menahan diri. Namun kapan saja ia bisa saja lepas kendali. Apalagi jika Hime malah memancing dan memberikan celah. Maka ia tersenyum seraya menahan tangan Haechan yang hampir melepas pengait bra-nya. Fokus pria itu kembali pada netranya yang berpendar sendu.
"Sleepy," gumam Hime lalu memeluk pinggang Haechan dan menyandarkan tubuhnya di dada bidang pria itu. Haechan sedikit kecewa. Namun ia mencoba menghormati keputusan Hime. Bahwa mereka tidak akan 'tidur' bersama sebelum menikah. Hingga sekarang, Hime masih memegang prinsip itu.
"Tidurlah," bisik Haechan di rungu Hime. Gadis itu kemudian memejamkan mata dan mulai jatuh dalam tidurnya.
* * *
"Butuh bantuan?" Suara rendah Haechan mengalun lembut di sisi kepala Hime. Gadis itu agaknya sedikit kaget karena tubuhnya langsung menenggang. Apalagi gerakan Haechan yang mengambil alih retsleting rok Hime dan menariknya hingga ke atas. Hime menelan ludahnya, gugup. Tiba-tiba saja udara di sekitarnya terasa berat dan panas. Oh, ini masih pagi. Biasanya cuaca sangat sejuk di dukung dengan alat pendingin.
![](https://img.wattpad.com/cover/270605382-288-k573498.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeno | Sweet & Sour [COMPLETED]
Fanfiction[M] | Completed "Jika cinta kita tak lagi seindah pohon cherry di musim semi" Mizuhara Hime ft. Jeno Lee & Haechan Lee :: Mature content, bijaklah memilih bacaan :: Part sudah lengkap :: Don't be silent readers