Sweet & Sour
🔞
* * *
Previous. . .
"Haus," kata Hime tiba-tiba.
Jeno mengusap pipi Hime sebelum beranjak dari sana tanpa kata. Hime memperhatikan punggung tegap Jeno hingga menghilang di balik pintu. Helaan panjang berhembus dari bibir mungil Hime. Ia menyandarkan punggung ke headboard ranjang. Perasaannya campur aduk sekarang. Sedih, marah, kesal dan Hime tidak tahu bagaimana cara melampiaskannya sekarang selain menangis.
* * *
Tidak lama, Jeno muncul di ambang pintu. Tangannya membawa segelas air putih. Ia menyodorkannya pada Hime. Sekali tegukan, Hime menghabiskan isinya. Sepertinya benar-benar haus. Jeno mengambil gelas kosong dari tangan Hime dan meletakan benda itu ke atas nakas dekat ranjang.
"Sudah lebih baik," Jeno duduk di tepi ranjang, tangannya tanpa ragu mengusap sisi kepala Hime. Gadis itu malah diam, tidak merespon. Hanya menatap Jeno lurus-lurus, menghujam hingga ke ulu hatinya.
"Hime, kenapa melihatku seperti itu?" Jeno jadi salah tingkah. Tidak biasanya. Di tanya seperti itu, Hime tidak juga merespon.
"Hime," panggil Jeno lagi. Tatapan teduh pria itu seperti menyiratkan sesuatu. Simpati? As? Telkomsel? Abaikan!! Wkwkwk!
Jeno menelisik tiap jengkal wajah Hime. Mencari sesuatu di sana. Lalu tatapan keduanya bertemu. Saling menyelami satu sama lain. Tidak ada frasa yang terlontar. Hanya saling memandang tanpa tahu detik berikutnya apa yang akan terjadi.
"Kamu, akan selalu di sisiku 'kan?" Kesunyian yang menyergap sirna begitu saja saat vokal Hime mengalun rendah membuat sisi dominan Jeno bangkit.
Ia mengikis jarak. Mematikan spasi yang tercipta di antara keduanya. Jemari panjang Jeno menelusuri garis rahang Hime, netranya perlahan turun tepat di belah bibir Hime yang sedikit membuka. Jeno meneguk ludahnya kasar. Netranya ia bawa kembali menatap sepasang manik Hime yang berpendar cantik. Ibu jari Jeno mengusap pipi putih Hime lembut. Sebelum akhirnya Jeno maju dan memberikan kecupan ringan di atas bibir Hime yang lembab dan lembut.
Hime hanya diam menerima perlakuan Jeno. Tidak seperti dalam dugaannya Hime akan mengamuk atau lebih parah memukulnya karena dengan lancang menciumnya. Hey! Itu hanya kecupan bukan ciuman? Beda konteks! Tapi berkat kecupan singkat itu, Jeno jadi ingin merasakannya lebih dan lebih.
Seolah meminta ijin dari tatapannya, Jeno kembali mengecup bibir Hime. Berkali-kali sebelum akhirnya Jeno memejamkan mata dan melumat bibir atas bawah Hime bergantian. Hasratnya tidak Jeno tahan-tahan lagi. Ia mencium Hime dengan panas dan kuat. Jeno merangkul pinggang Hime, menariknya untuk duduk di atas pahanya.
* * *
Jeno duduk di pinggir ranjang Hime. Pria Lee itu sudah memakai bawahan. Kepalanya menoleh ke samping, melihat sendu ke arah Hime yang duduk di sudut ranjang dengan tubuh polos berbalut selimut. Pun kepala gadis itu menunduk dalam diam. Jeno menghela panjang sebelum meraih kaos hitamnya yang tergeletak di atas lantai.
"Aku pulang dulu," kata Jeno singkat setelah memakai kaosnya. Hime hanya menggumam sebagai balasan. Sekali lagi, Jeno melihat ke arah Hime sebelum kakinya melangkah keluar kamar.
Sepeninggal Jeno, Hime menggeram dan menjambak rambutnya frustasi. Ia memukul-mukul sisi kepalanya beberapa kali.
"Bodoh, ini gila! Apa yang sudah kami lakukan?!!"
Hime menyandarkan punggungnya. Lelah karena kegiatan panas tadi dan juga lelah karena pikirannya kini kacau balau.
—bersambung
Echan : anjir gue kecolongan!!!
Author : elo sih chan sibuk mo nikah diem-diem kalah start kan loPart lengkapnya udah di up ya
link ada di bio
Maap chan, gue suka poto lo yg ini 😂😂
Kuy vote dan komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Jeno | Sweet & Sour [COMPLETED]
Fiksi Penggemar[M] | Completed "Jika cinta kita tak lagi seindah pohon cherry di musim semi" Mizuhara Hime ft. Jeno Lee & Haechan Lee :: Mature content, bijaklah memilih bacaan :: Part sudah lengkap :: Don't be silent readers