•●•
Lalisa menatap datar sepasang suami istri itu. Sepasang suami yang selalu ia sebut sebagai papah_mamah.
❝ apakah tidak ada sambutan atau pelukan hangat li ? ❞
Hampir saja Lalisa lupa seperti apa suara ayah kandungnya. Minim komunikasilah yang membuatnya acuh terhadap kedua orang tuanya.
Tidak salah kan ?
Gadis itu melenggang pergi tanpa minat menuju mini bar rumahnya. Meneguk air mineral kendati kedua orang tuanya masih berdiri berdampingan dengan koper koper besar disamping mereka.
❝ kenapa pulang ? ❞ lalisa berucap sembari menggoyang-goyangkan gelas kaca ditangannya.
Sandara, wanita yang memiliki putri semata wayang, wanita anggun dengan karir cemerlang. Sosok ibu yang terus Lisa harapkan pelukan dan ciumanya hingga sekarang, mengeluarkan suara ❝ apa kau tak senang ? Kami meluangkan waktu untuk pulang menjenguk mu ❞
Lalisa berdecih, menaruh gelas kaca itu hingga mengeluarkan bunyi dentingan yang menggema diruangan luas itu.
❝ li bahkan lupa kalo li punya orang tua ❞
Sandara dan Jiyong saling melemparkan tatapannya, menatap punggung putri smeata wayang mereka yang pergi setelah penyambutan tak mengenakan hati.
❝ mas ❞
❝ mas udah urus semuanya, kita akan perbaiki semuanya hm ? ❞
Dara mengangguk, hati kecilnya bagai ditikam benda tajam kala mendapati tatapan anaknya yang seolah-olah membencinya.
Ah ini memang salahnya dan sang suami, ia pun mengakui.
+C U P U+
S
enin pagi ini diawali dengan sarapan, akhirnya 4 kursi di meja makan istana amanda terisi keseluruhan setelah berbulan-bulan lamanya hanya diisi 2 orang.
Dentingan sendok-garpu bwradu dengan piring terdengar sangat menegangkan. Tidak ada kehangatan disana.
❝ bagaimana sekolah mu li ? ❞
❝ oh ya── mamah dengar kau mengikuti kelas memanah, benarkah ? ❞
Kedua pertanyaan yang dilemparkan oleh orang tuanya dianggap anggin lalu, Lalisa tak berniat menjawabnya.
Hanya memasukan kembali sarapannya, hingga habis tak bersisa ❝ menunya pagi ini beda kek, tapi lumayan ❞
Hyunsuk mengelus surai cucunya ❝ mamah mu yang memasak semuanya li ❞
Senyum Lalisa hilang, gadis itu bangkit dari duduknya, mengecup pipi sang kakek dan menarik tas nya ❝ li berangkat dulu ya kek── dadah ❞
❝ li ❞
Panggilan lirih dari Hyunsuk mencegah langkahnya, gadis itu memutar tubuhnya menatap tanya kearah sang kakek ❝ kenapa ? ❞
❝ kau melupakan kami sayang ❞
Lalisa menatap kearah dara ❝ oh ya ? Ah maaf li terbiasa bersama kakek jadi sering mengabaikan orang asing ❞
❝ Lalisa! ❞
Suara Jiyong menggema, Ayah dari gadis itu berdiri dari duduknya, bukan tanpa sebab. Jiyong dapat melihat dengan jelas tatapan sakit hati dara kala mendengar anak mereka menyebut mereka sebagai orang asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
||𝐂𝐮𝐩𝐮
Fanfictionᶠᵒˡˡᵒʷ ᵐᵉ🛸 🌫𝐂𝐮𝐩𝐮 ; 𝘵𝘦𝘭𝘭𝘴 𝘵𝘩𝘦 𝘴𝘵𝘰𝘳𝘺 𝘰𝘧 𝘵𝘩𝘦 𝘴𝘢𝘤𝘳𝘪𝘧𝘪𝘤𝘦 𝘰𝘧 𝘢 𝘧𝘦𝘦𝘭. ──𝙛𝙩. 𝙡𝙞𝙨𝙖 . 𝙟𝙪𝙣𝙜𝙠𝙤𝙤𝙠 ➤pending ©𝐚𝐥𝐟𝐢𝐝𝐝𝐢𝐜𝐭