00.07

602 89 35
                                    

****

Gadis berbalut piyama berwarna biru muda itu kini berjalan menuruni tangga dari kamarnya untuk menuju ruang tamu.

Menghampiri seseorang yang duduk santai di sofa tamu.

"Mau kemana ?," tanya seorang laki-laki.

"Nonton lah," balas Sera mendudukkan dirinya di samping Aksa.

"Kenapa tv nya gak dinyalain dari tadi ?,".

"Kamu lupa ?,".

Sera menepuk dahi nya sambil menyentuh tak bersalah. Pasalnya ia lupa jika Aksa berbeda dengan dirinya.

"Tapi kok kemarin Kak Aksa bisa meluk aku ?,".

"Ya gak tau," balas singkat Aksa.

Tidak ada pembicaraan lagi, masing-masing terfokus pada layar televisi. Namun berbeda dengan pikirannya.

Sera yang masih tak menyangka bisa melihat Aksa. Padahal dia tidak istimewa, atau bisa dikatakan memiliki "Indra Ke enam".

Tak lama terdengar suara seseorang memencet beberapa kali bel di dalam rumahnya.

"Itu siapa ?,".

"Papah kali ? atau Mamah ?,".

"Tapi kan Mamah bilang dia gak akan pulang hari ini,".

"Kalau Papah pasti langsung buka pintu," tambah Sera.

"Coba kamu yang buka,".

"Kok aku ? kalau orang jahat gimana ?," protes Sera.

"Ya lagian kamu masa lupa lagi. Kakak kan gak bisa buka,".

"Tapi kan bisa nembus ?," balas gadis itu tak mau kalah.

"Gak tau gak denger,".

Merasa kesal jika Aksa tak mau kalah. Jadi Sera memberanikan diri untuk membuka pintu itu.

"Sera,".

Suara yang 4 hari ini tidak didengar langsung oleh gadis itu. Suara yang selalu menenangkannya kini terdengar lagi.

"Senja ?," panggil Angkasa lagi ketika gadis itu masih mematung.

Angkasa melihat air mata membasahi kedua pipi Sera. Gadis itu menangis, se rindu itu kah ?

"Jangan nangis," ucap Angkasa.

Gadis itu masih belum mau mengeluarkan sepatah kata pun. Tubuh mungil itu segera menghambur ke pelukan laki-laki berbadan tegap itu.

Angkasa ikut membalas pelukan Sera. Ia tau gadis itu sangat merindukannya.

"Gue tinggal 4 hari aja udah gini apalagi selamanya ?," ucap Angkasa dalam batinnya.

"Kangen," lirih gadis itu sambil mengeratkan genggamannya pada kaos belakang Angkasa.

"Maaf," balas Angkasa yang merasa bahu nya basah.

KALOPSIA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang