00.08

200 36 26
                                    

Hari ini, Karina kembali bersekolah dengan raut wajah yang cukup ceria. Gadis itu kembali berdamai dengan Papahnya, ditambah hari ini dia bertemu kembali dengan Jefan.

Kini mereka berdua berada di perpustakaan, waktu istirahat ini Jefan gunakan untuk mengajari gadis itu mata pelajaran yang dibenci oleh semua murid.

Fisika.

"Kelas 11 aja udah capek materinya susah gini. Gimana kelas 12," kata Karina sambil meregangkan otot tubuh nya.

"Ini gampang. Gak seberapa sama pelajaran Kelas 12," balas laki-laki itu sambil menulis sesuatu di kertas.

Karina menghela nafasnya. "Kalau kayak gini terus butuh banget yang namanya support system."

Jefan yang mendengar hal itu malah merentangkan kedua tangannya.
Tentu saja membuat Karina menaikkan alisnya sebelah.

"Ngapain?."

"Mau kasih support."

"Terus gimana?," tanya gadis itu yang masih belum bisa menangkap apa yang dikatakan oleh Jefan.

"Ck. Lama," Jefan menarik Karina ke dalam dekapannya. Karina mendongak ke atas melihat wajah Jefan sedekat ini.

Namun yang ia lihat kedua bola mata Jefan yang terlihat sedikit merah."Itu mata Kak Jefan kok Merah dua-duanya?."

Hanya sebentar, Jefan melepas pelukan itu. "Kelilipan," balas Jefan sambil mengusap kedua mata nya.

"Jangan digituin."

Larang Karina kemudian mengambil sesuatu di dalam saku rok abu-abu.

"Kan gatel."

"Sini Karin tiup. Abis itu ditetesin obat mata," gadis itu memegang kepala Jefan untuk menghadap dirinya.

"Jangan merem."

"Geli Karin."

"Ih gitu doang. Coba liat atas biar Karin tetesin."

Laki-laki itu menurut, mendongakkan kepalanya menunggu Karina menetesi obat itu ke mata.

"Udah enak kan?."

"Udah," balas laki-laki itu sambil mengedipkan mata nya beberapa kali.

"Makasih."

"Sama-sama," balas gadis itu sambil tersenyum.

Senyum itu membuat Jefan terpesona. Entahlah setiap apa yang ada di diri Karina semua itu adalah candu bagi Jefan.

"Mata gue sebenernya gak kelilipan. Gue nahan nangis, tiap meluk lo, mau itu lama atau pun sebentar. Gak tau kenapa gue rasa kemungkinan kita buat bersama ini kecil."

"Udah yuk kita makan." ajak Karina.

Gadis itu mengeluarkan makanan yang berada dalam tas nya, begitupun Jefan.

"Kita baca doa barengan sebelum makan," ajak Karina sambil membuka kotak makan berwarna merah itu.

"Kamu ngajak aku doa bareng?."

"Iya. Kenapa?."

"Doa kamu atau doa aku?."

***

•Kilas Balik•

Taman,  24 Januari 2005.

"Aksa."

"Apa yang salah?," ucap gadis yang duduk di samping Aksara.

KALOPSIA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang