Vimelia atau biasa dipanggil Vime, menjalani masa SMA layaknya remaja pada umumnya. Tugas menumpuk weekday, menjadikan minggu hari yang begitu diagungkan dan hari senin menjadi momok paling menakutkan. Senin itu hari yang selalu dihindari para pelajar, terutama pelajar seperti Vime yang berharap hari senin itu hilang dari kalender.
Upacara diterik matahari pagi, amanat Pembina upacara yang sepanjang sejarah penjajahan belanda di Indonesia, apalagi kalau pembinanya adalah pak Udin sang kepala sekolah tercinta, rasanya Vime ingin lenyap saja.
Setelah upacara yang begitu menurunkan HP (health potion) Vime untuk melewati hari keramat ini, di tambah mata pelajaran yang tidak berperi kesiswaan. Jam pertama matematika, jam kedua fisika, jam ketiga kimia di tambah lagi karna semester lalu nilai matematika vimelia dibawah standar dia harus mengikuti les matematika sepulang sekolah. Benar-benar hari yang melelahkan dan akan amat disyukuri bila hari senin benar-benar hilang dari jadwalnya.
Untung masih ada sang pujaan hati yang membuat sudut bibir Vime naik 90 derajat bahkan hanya dengan memikirkannya. Vime jadi cengar-cengir sendiri berjalan menuju kelas sambil ngehalu sang pujaan hati peka dan cepat memacarinya.
"brukk!!!"
"awhh.... Duh kalau jalan liat-liat dong!" keluh Vime sambil mengusap-usap dengkulnya yang kepentok lantai.
"...." Si penabrak hanya diam dan menatap malas Vime.
"denger nggak si... EEH! ARGAA!!!" teriak Vime saat menyadari orang yang menabrak atau lebih tepat ditabraknya adalah Arga sang pujaan hati.
"duhh.. maaff-maaf.. lo nggak apa-apa kan?" ujar vime heboh seraya berdiri dan hendak menyentuh tangan arga.
" MING.GIR" balas arga sambil menjauhkan tangannya dari jangkauan vimelia dan berlalu pergi.
"isshh.. untung sayang.. tapi meski galak Arga kok malah makin ganteng sih.. jadi pengen halalin" gumam vimelia sambil senyum-senyum nggak jelas.
"lo kira si Arga babi pake dihalalin segala!" celetuk orang di depan vimelia
"lo tuh yang babi!!! ARKAMPREET! MINGGIR LO!" seru Vime sambil mendorong arka dan berlalu memasuki kelasnya.
" nama gue bagus ya A.R.K.A enak aja lo tambah-tambahin dasar VIMELAMPIR!"
*****
Di kelas
"Eheem... hem...hem..."
"......"
"Arga, udah dapat kelompok belum buat kelas kimia?" Tanya Vime.
"......."
" Ga?... Argaaa...?" bisiknya lagi.
" berisik"
" ya makanya dijawab pertanyaan gue, lo udah ada kelompok bel-.."
"Udah"
"gue boleh masuk kelompok lo nggak? Soalnya minggu kemaren gue nggak masuk jadi belum dapat kelompok".
"Gak"
"Ga... seriusan ih, boleh ya.... Ya ya..." ujar vime dengan pupy eyes.
"Minggir" Arga berlalu keluar kelas menuju Lab Kimia.
" Gaa.... Bareng dong!"
"Ish.. arga kalo ngomong hemat banget... di kira ngomong pakai pulsa mesti irit gitu.. perlu gak gue beliin pulsa unlimited?" gerutu Vime.
"ngedumel aja lo? Telat bayar listrik apa gimane neng?" goda Arka merangkul Vime.
"apaan lo rangkul-rangkul gue? Naksir? Sorry yaaa... hati gue cuma buat Arga seorang... jadi sebagai kaum Kampret yang tidak budiman lo MING.GIR" Ujar Vime sambil mengibas bahunya seakan-akan Arka adalah kuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESITANTE (keraguan)
Teen Fiction"Gue benci segala hal yang berisik! Jadi MING.GIR!" Arga Vayres Laksham. "Lo itu kayak kulkas 12 pintu aja! Dingin banget! gue bisa beku lama-lama deket lo. Tapi gimana dong gue suka es krim jadi suka yang dingin-dingin kayak gini, kurang manisnya a...