7.Leo & Sarah

16 5 4
                                    

Halo.

Pecahin kolom komentar lagi yu!

Emot rindunya mana ni?

Dah lama gak up, maapin ya:

Happy reading❤️

***

"Ya, kaki lu kenapa?" tanya Sarah cemas saat melihat Leya berjalan sedikit pincang.

Sarah membantu Leya berjalan ke kursinya.

"Itu, tadi di perpus gue gak sengaja nabrak sudut rak," jawab Leya sambil memegangi lututnya.

"Terus, yang bantuin lo?"

"Kak Arles," ujar Leya.

Sarah diam memandangi wajah dan lutut Leya bergantian.

"Kenapa?" ujar Leya bingung.

"Dih, kok malah senyum," lanjutnya.

"Gue mencium aroma tidak sedap nih," ujar Sarah dengan wajah tengilnya.

"Wah, bentar lagi bakal ada yang melepas status jomblo nya nih," ujar Aul dengan nada menggoda. Sontak Leya langsung membulatkan matanya.

"Gak dulu deh." Sarah mengerti apa yang sedang sahabatnya pikirkan saat ini, karena diantara mereka Sarah lah yang paling dekat dengan Leya.

"Ya, ntar gue pulang bareng lu ya?" Sarah memecahkan keheningan.

"Boleh banget," antusias Leya. Sarah sangat mengerti bagaimana membuat Leya ceria lagi.

"Bonyok Lo gak di rumah?"

"Iya, ntar bonyok mau berangkat ke Bandung lagi," jawab Sarah lesu. Sudah biasa baginya ditinggal orangtuanya ke luar kota.

***

"Kalian duluan aja ke kantin, ntar gue nyusul," ujar Leya. Kini mereka tengah berada di gerbang kantin.

"Lu mau kemana?" tanya Aul.

"Ke perpus. Gue cuma bentar."

"Yaudah deh, kita duluan ya," ujar Sarah dan Aul. Leya mengangguk, ia segera berjalan ke arah perpustakaan.

Kini Leya sudah berada di depan perpustakaan. Hal pertama yang ia lihat adalah pintu perpustakaan yang masih terkunci.

"Lah, kok masih di kunci sih. Udah istirahat juga" ujarnya mendumel.

"Kenapa Leya?"

"Astaga!" ujar Leya terkejut. "Ibu ngagetin aja."

"Saya tidak mengagetkan kamu, kamu nya aja yang baperan," ujar bu Rini, salah satu guru BK di sekolah ini.

"Ini bu, pintunya kok masih di kunci?"

"Oh iya, pak Herman kan gak masuk hari ini, kamu minta aja ke anak OSIS ya," ujar bu Rani.

"Baik bu."

Entah apa yang ia rasakan saat telah berada di depan ruang OSIS, kini ia malah ragu untuk masuk ke dalam.

Semoga kak Arles gak di dalam. Leya menghela nafasnya.

"Permi--," ucapannya terpotong saat pintu terbuka.

"Loh Leya, ngapain?" Leya tersenyum membalas sapaan gadis itu.

"Kak, Leya kesini mau minta kunci perpustakaan," ujar Leya sopan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARLEYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang