5. LAMARAN KERJA.

438 45 9
                                    

^Selamat membaca.^

•••••

Setelah mengatakan itu, dia langsung pergi.

"Maksud dia apa?!"

Semua menggeleng tanda tak tau.

"Gue kayak kenal suara dia!"

"Tapi siapa?..."

"Suaranya familiar gitu.." ucap Nia pada teman temannya.

"Bodoamatlah! Gue..." ucapan Arland terpotong oleh kedatangan seseorang.

"Hay! Kita gak telat kan?!" Tanya Vino yang baru saja datang bersama kembarannya. Vano.

Mereka semua mengalihkan pandang mengarah Vino Vano.

Senyum Vino pudar kala melihat tatapan tajam temannya"Gue gak punya hutang kan?!"

Arland menyergitkan alisnya heran "lo bangkrut lagi bro? Punya hutang sama siapa?!"

"Terus kalian kenapa natap gue kayak punya hutang gitu?!"

"Emang lo punya hutang!" Ucap Nia

"Apaan?!"

"Hutang dosa sama kita terutama Lia!" Sarkasnya.

"Yang lalu biarlah berlalu, lo gak usah ungkit ungkit lagi bisa?!" Ucap Vino tanpa ekspresi.

"Yang lalu emang berlalu, tapi luka dimasa lalu tak akan pernah bisa berlalu!" Ucap Rian memandang sinis Vino Vano.

"Kita udah minta maaf, bisa kan gak usah memperpanjang masalah?!"

Rian menyeringai."Apa maaf lo bisa membuat kakak gue hidup kembali?!"

Vino terdiam. Memang maaf nya tak ada artinya lagi.

"Kenapa diam? Kalah bacot?"

"Gue kesini gak buat ribut sama lo! Gue kesini buat lihat adik gue!" Gerem Vino.

"Kehadiran lo gak diterima disini."

"Tadi apa lo bilang? Adik? Lo udah anggap kak Lia adik? Kemarin kemarin kemana?!" Tanya Rian sinis.

"Denger yah! Lo berdua gak pantas dipanggil abang sama kakak gue! Dan gue gak akan pernah lupa bahwa lo dan keluarga lo yang buat kakak gue meninggal!"

"Maaf lo udah basihhh!!!!!"

Setelah mengatakan itu, Rian pergi dari kuburan. Kedatangan Vino Vano membuat moodnya hancur. Sangat jijik dirinya melihat kedua orang itu. Kakaknya pergi itu karna ulah kedua orang itu dan keluarganya. Lia rela mempertaruhkan nyawanya demi keluarga yang gak pernah menggagap dirinya ada.

Vino Vano dan yang lainnya hanya memandang kepergian Rian tanpa niat buat menghentikan langkahnya.

Aldo menarik ujung baju Rega "daddy kita pulang aja yuk! Aldo juga udah gak mood!"

Rega menggangguk. Lalu mengaitkan jari jemarinya ke tangan kecil Aldo. "Hayuk boy!"

"Gak usah dimasukin hati, ingat tujuan pertama lo datang kesini!"

AMELIA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang