^Selamat membaca!^
BUGHHH
"LEPASKAN DIAA!" Teriak Seseorang yang baru saja menendang salah satu preman yang ingin menyentuh tangan Zia.
•••••
Zia dapat mendengar dengan jelas suara bogeman dan teriakan seseorang. Lantas dia menolehkan kepalanya kebelakang melihat siapa yang baru saja membantunya.
Merasa tak senang mendapatkan pukulan , preman itu membalas sesosok pria yang baru saja menggagalkan rencananya. Dan saat itu juga dijalan sepi ini mereka beradu jetos pada sosok pria tadi.
Tiga lawan satu tidak memudahkan sosok pria itu untuk tumbang. Dia sudah lincah dalam bidang bela diri.
Zia, gadis itu menjauh dari tauran.
Sepuluh menit telah berlalu, pria itu berhasil membuat jerah para preman yang mengakibatkan mereka terkapar dijalan aspal. Setelah membereskan kuman, pria itu menghampiri Zia dengan motor sportnya.
"Ayoo" ucapnya.
Zia memicingkan matanya curiga. "Lo, gadak niatan mau culik gue kan?!" Tudungnya.
Pria itu menatapnya datar. "Naik."
Zia hanya menatap malas bagian jok belakang motor.
Melihat Zia yang tak menaiki motor, dengan malas pria itu mengangkat tubuh Zia menaruhnya di jok belakang.
"Ehhh." Sentak Zia.
"Lama!"
Kemudian, pria itu membelah jalanan dengan kecepatan diatas rata rata. Jangan lupakan juga Zia yang sedari tadi memberi umpatan pada pria itu karna membuatnya hampir ingin terjatuh.
"Turun!" Ucap Pria itu ketika mereka telah sampai didepan rumah Zia.
"H-haa" Zia memperhatikan lingkungannya. Yang bener saja, mereka telah sampai didepan rumahnya.
Tapi perasaan Zia tak mengucapkan satu kata apapun, tapi mengapa pria ini tau rumahnya dmna?
Dengan ragu Zia turun dari motor itu. Ketika ingin memberi protes, pria itu lebih dulu meninggalkan Zia yang cengo.
"Dia siapa sih?!"
•••••
"Apaan sih Bun, Rega udah bilang, Rega gak mau tunangan apalagi nikah sama dia. Dihati Rega masih ada Lia bunda!" Protes Rega saat bundanya membahas tentang hubungannya dengan Ella.
"Tapi kamu sudah tua, umur kamu sudah 25 tahun. Bunda sama ayah butuh cucu, butuh pewaris. Sampai kapan kamu mau nunggu Lia? Ingat Rega gadis itu sudah mati, sudah MATI. Sadar kamu.!" Bunda Rega meluapkan semua emosinya melihat kekerasan kepala Rega. Dia juga menekan kata mati di akhir kalimat.
BRAKKK.
Rega menggebrak meja membuat meja kaca itu pecah seketika. Darah segar juga mengalih dari telapak tangannya. Dia berdiri dari duduknya, menatap tajam sang bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMELIA 2
Teen Fiction(SQUEL A M E L I A ) DIHARAPKAN BACA CERITA DI SAMPING SEBELUM MENGIKUTI CERITA INI. MKSI. Amelia arafly queenzia wiliams yang kerap disapa Lia. seorang gadis yang tak pernah merasakan kebahagian dalam hidupnya. Bahkan mati pun dia tak juga bahagia...