A2| 7. JARUM SUNTIK

370 42 18
                                    

^Selamat membaca.^

Tampak Zia berjalan dibawah sinar rembulan. Sedari tadi mulutnya tak berhenti untuk mengoceh, memberi sumpah serapah kepada Rega yang berhasil menjahilinya sampai menangis.

Dan yang lebih parahnya lagi, Zia ditinggal sendiri di aprtermen oleh Rega karna mendapat telfon dari bundanya.

Itulah masalah gimana Zia bisa ada di tengah jalan yang gelap nan sepi ini.

Flashback on

"JAHUINNNN JARUMMM SUNTIKNYAAAA!" Teriak Zia karna Rega semakin mendekatkan jarum itu.

"Katanya tadi gak takut! Sekarang kok kayak ketakutan gitu mukanya?!" Goda Rega menaik turunkan alisnya.

"ENGGAKK, HIKSS ZIAA GAK SUKAA HIKSS ZIA TAKUTTT HIKSSS IBUUU!" Teriaknya dengan isakan tangis.

Rega gelagapan saat melihat tangis Zia pecah sudah. Yang tadi niatnya hanya ingin menjahili Zia kini menjadi beneran.

Perlahan dia menjauhkan jarum itu lalu mendekatkan diri pada Zia.

Rega menyentuh pundak Zia yang naik turun karna tangis. "GUEEE BENCKI SAMA LO, GUE BENCIII HIKSSS!" Teriak Zia, dia menghempas kasar tangan Rega yang menyentuh pundaknya.

"Heyy, gue hanya bercanda! Jarumnya udh gue jahuin tuh!" Ucap Rega berusaha menenangkan Zia.

Zia semakin mengeratkan pelukannya pada lutunya dan menyembunyikan kepalanya dibawah sana. "LO BOHONGG HIKSS!"

"Tenang, ada guee! Jangan nangis lagi"

Zia tak membalas, hanya suara isakan yang terdengar.

"Siapa sih nama lo, gue gak tau!" Ucap Rega yang tak tau harus memanggil Zia dengan sebutan apa. Karna memang dirinya tak tau nama Zia.

"Kenalan dulu makanya!" Ucap Zia senggungukan. Saat seperti ini, dirinya masih sempat sempatnya buat bercanda.

"Lah? Gue Rega!" Ucap Rega mengulurkan tangannya.

Zia mengintip dari sela sela jarinya, lalu tak lama membalas uluran tangan itu. "Zia"

Melepas jabatan tangan itu."udah jangan nangis lagi, ntar cantiknya ilang!"

Zia perlahan mendonggak lalu menghampus kasar air matanya.

"Udah berhenti nangiss hikss tapi air matanya nakal turun teruss hiks!" Ucap Zia dengan bibir yang mengkrucut. Menambah kesan imut pada dirinya.

Rega yang melihatnya ingin rasanya menelan Zia sekarang juga. Atau kalau bisa diperbolehkan dikarung lalu disimpan dilemari baik baik.

"Imut bangett sihh!" Ucap Rega. Dirinya refleks mencubit keras kedua pipi tembeb milik Zia.

"Isshh, sakitt!" Ucap Zia memanyunkan bibirnya.

"Makanya jangan imut imut"

"Sini"

Zia menyergitkan dahinya bingung "apa?!"

AMELIA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang