"Gue mohon.... Lo pulang yah, gue mau bilang sesuatu yang penting sama lo."
"Yeji kecelakaan, sekarang dia masih koma."
Hyunjin membenci semua telepon yang masuk yang berasal dari negara asalnya. Karena baginya setiap telepon itu berdering maka hanya ada hal buruk yang terjadi. Tahun lalu, telepon rumah berdering, dan ternyata kakeknya meninggal. Dan sekarang..., telepon itu berdering membawa berita bahwa kembarannya kecelakaan.
Hyunjin benci apa pun yang berhubungan dengan tempat kelahirannya. Dia hanya bisa mengingat hal-hal buruk di sana. Hyunjin juga telah berjanji pada dirinya sendiri, kalau dia tidak akan kembali ke sana apa pun yang terjadi.
Namun, sebulan yang lalu Yeji menghubunginya, meminta cowok berkulit putih itu untuk kembali. Katanya ada hal penting yang ingin dikatakan oleh Yeji. Hyunjin tentu saja menolaknya. Dia tidak ingin kembali ke sana. Sudah cukup perlakuan mengerikan yang diberikan oleh keluarganya sendiri saat dia masih kecil. Dia tidak ingin menerimanya lagi saat dia sudah dewasa.
Akan tetapi kali ini sepertinya rasa pedulinya kepada kembarannya lebih penting.
Karena itulah sekarang Hyunjin sedang mengemas pakaiannya untuk kembali ke negara asalnya.
"Sam? Are you sure about this? Do you think you'll be ok if you go back now?" tanya seorang wanita paruh baya dengan nada khawatir.
Hyunjin yang sedang mengemas barangnya menoleh ke arah sang nenek yang duduk di atas kasurnya. Hyunjin tersenyum manis, seakan-akan mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja.
"I'll be ok. Don't worry, Grandma...."
Nenek Hyunjin tersenyum teduh. Ternyata cucunya yang dulu selalu menangis setiap malam sekarang sudah besar yah.
"Sejak kapan kamu udah segede ini?"
"Sini nenek mau peluk cucuk nenek!" Hyunjin langsung memeluk neneknya erat.
Neneknya adalah satu-satunya keluarga yang menerima keadaan Hyunjin. Beliau memperlakukan Hyunjin seperti seorang anak yang sangat rapuh dan berharga. Berbeda dengan perlakuan orang tua Hyunjin.
"Sampai di sana jangan lupa kabarin Nenek ya, oh ya, jangan lupa jenguk Yeji."
Hyunjin memberikan pose siap bak seorang tentara sambil berkata, "Siap laksanakan!"
Hyunjin sudah sampai di tanah kelahirannya sekarang. Dia juga sudah masuk ke dalam apartemennya. Hyunjin tinggal di sini karena tidak ingin kembali ke rumah orang tuanya. Lagian dia yakin kok kalau orang tuanya tidak suka dia kembali.
Hyunjin sekarang sedang mengatur baju-bajunya di lemari pakaian. Dia juga sibuk mengatur beberapa skincare favoritnya.
Ting tong ....
Hyunjin berlari kecil menuju ke arah pintu masuk. Senyumnya langsung merekah begitu tahu siapa yang mengunjunginya. Dengan segera cowok berpinggang ramping itu langsung membuka pintu apartemennya.
"Kim Seungmin!" teriak Hyunjin alay lalu langsung memeluk cowok di depannya dengan erat.
"Gue enggak bisa napas bego!"
Dengan segera pelukan Hyunjin langsung dilepaskan dengan paksa oleh oknum bernama Kim Seungmin ini.
"Gue rindu banget sama lo!" teriak Hyunjin lagi. Yakin deh, besok bakal datang banyak keluhan dari tetangga Hyunjin. Sumpah Hyunjin itu bener-bener enggak bisa diam sama sekali. Suaranya melengking dan agak alay.
"Eh? by the way ini siapa?" tanya Hyunjin kembali begitu menyadari kehadiran cowok lain di belakang Seungmin. Cowok itu terlihat manis dengan pipi yang gembul—mirip tupai.
Cowok tupai itu pun langsung mengajak Hyunjin salaman. "Kenalin gue Han Jisung yang paling cakep, manis, uwu, gemesin, sedunia! Oh ya gue temen si datar ini, tapi gue orangnya ramah kok enggak kayak dia yang suka masang wajah pengen gelud." Oke, Hyunjin tahu sesuatu sekarang. Ternyata cowok manis itu 'suka' bicara.
Seungmin yang enggak suka denger bacotan kedua human ini langsung masuk ke apartemen Hyunjin—padahal yang punya masih di luar tuh. Masih ngerumpi sama Jisung.
"Masuk elah! Ganggu banget lo pada di luar!" teriak Seungmin dari dalam.
Akhirnya kedua manusia itu masuk ke dalam apartemen.
"Wahhhh Hyunjin, lo kaya ternyata. Lo beneran tinggal sendiri di apartemen segede ini?" tanya Jisung.
Hyunjin mengangguk. "Lo kalau mau nginap silahkan lagian gue tinggal sendiri juga."
"Mau banget—"
"Lo enggak usah nawarin ni anak tupai. Mana diizinin dia nginap di luar sama pacarnya."
Jisung langsung nyengir, dia baru ingat kalau dia udah punya pacar.
"Yahhh.... Kalau gitu lo pada sering deh main ke sini."
Seungmin dan Jisung kompak mengangguk.
"Btw, lo udah jenguk Yeji?" tanya Seungmin lagi.
Hyunjin mengangguk, lalu dirinya tersenyum canggung. "Udah, cuma gue langsung diusir sama Nyonya Hwang."
Seungmin menghela napasnya. Dia masih tidak habis pikir dengan temannya yang satu ini. Bagaimana mungkin dia bisa baik-baik saja dan tersenyum seakan-akan tidak terjadi apa-apa.
Dulu Seungmin tinggal di LA. Saat dia di sekolah menengah Hyunjin masuk ke sekolahnya. Seungmin masih ingat bagaimana wajah hyunjin dihiasi memar saat itu. Dan itu dia dapatkan dari sekolahnya dulu. Hyunjin itu awalnya pendiam, namun sejak dia tinggal di LA dia semakin terbuka, dan akhirnya menjadi alay seperti ini. Tapi Seungmin senang dengan Hyunjin yang seperti ini. Sungguh dia tidak ingin melihat Hyunjin yang pendiam dan murung itu lagi.
"Nyonya Hwang siapa sih? Kok seenaknya usir-usir lo. Dan lagi Yeji itu siapa? Pacar lo?" tanya Jisung yang masih tidak mengerti dengan keadaan.
Hyunjin tertawa terbahak-bahak. Dia lupa kalau Jisung itu baru berkenalan dengannya 5 menit yang lalu.
"Yeji itu kembaran gue. Dan Nyonya Hwang itu..., nyokap gue."
Jisung langsung masang muka heran dong. Dia masih mencerna situasi. Sampai akhirnya matanya mulai berkaca-kaca. Cowok tupai itu langsung meluk Hyunjin dan menangis dengan keras. Orang-orang yang melihat ini pasti akan berpikir kalau yang sedang ada masalah itu Jisung.
"Uwhaaa maaf! Gue enggak tau ternyata hidup lo sesusah itu. Mulai sekarang gue bakal jagain lo deh! Lo jangan jauh-jauh dari gue pokoknya hiks...."
-TBC-
Pembukaan masih normal yah. Semoga lo pada suka. Jan lupa komen dan votenya.
Sekian, terima Bangchan
—Aphrodite
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Mine -Chanjin-
Fanfiction[COMPLETE] Hanya cerita tentang Hyunjin yang bucin dengan Chan, dan Chan yang tidak bisa melupakan mantannya-Hwang Yeji-yang adalah kembaran Hyunjin. "Apa aku hanya ditakdirkan untuk menjadi seorang yang tak pantas dicintai?" -Hyunjin. - - - - - ...