Hyunjin berdiri diam mematung di koridor rumah sakit. Dia bertujuan untuk menjenguk kembarannya. Sebelum ke sini, dia sudah terlebih dahulu memastikan kalau Nyonya Hwang sudah pulang. Namun Hyunjin lupa kalau kamar Yeji dijaga oleh bodyguard suruhan Nyonya Hwang.
Cowok cantik itu menghela napasnya. Dia harus memberanikan diri kali ini!
Hyunjin pun melangkahkan kakinya untuk mendekati kamar rawat inap itu. Namun bodyguard yang menjaga kamar itu langsung mencegatnya.
"Maaf, Anda siapa? Selain keluarga Hwang, tidak boleh ada yang masuk ke kamar ini."
Hyunjin langsung menundukkan kepalanya. Dia bingung harus menjawab apa. Apa dia harus bilang kalau dia adalah bagian dari keluarga Hwang. Tapi Hyunjin juga sadar diri kalau kelurga itu telah membuangnya.
"Aku...."
Belum sempat Hyunjin menyelesaikan kalimatnya, suara seseorang tiba-tiba memotongnya.
"Apa yang kalian lakukan?!" bentak orang itu kepada bodyguard yang menjaga pintu.
Hyunjin dengan reflek melihat ke arah suara itu.
Deg!
Jantungnya terasa berhenti berdetak begitu melihat orang yang ada di depannya saat ini.
"Tu-tuan Muda Minhyun..., maaf kami akan mengusir pemuda ini."
"Kalian mau mengusir siapa? Siapa kalian yang berani mengusir anak keluarga Hwang hah?!" bentak Minhyun lagi.
Hyunjin tersenyum kecut.
Anak keluarga Hwang? Hahaha lucu.
Hyunjin masih tidak dapat berkata-kata. Dia jelas kenal siapa cowok bertubuh tinggi ini. Hwang Minhyun, dia adalah Kakak Hyunjin. Kakak yang bahkan tidak menganggap Hyunjin adiknya. Tapi sekarang apa? Kenapa dia jadi sok baik gini?
"Lo ngapain bengong gitu? Enggak mau liat Yeji?" seru Minhyun membuyarkan lamunan Hyunjin. Hyunjin tidak menjawab apapun. Dia langsung masuk saja ke kamar itu.
Hyunjin di sini sekarang. Di samping ranjang tempat kembarannya berbaring tidak sadarkan diri. Matanya terus terpejam.
"Kenapa lo balik ke sini?" tanya Minhyun dingin.
Hyunjin tertawa di dalam hati. Yah, inilah Hwang Minhyun yang aku kenal.
"Karena Yeji." Hyunjin menjawab to the point.
"Sekarang udah liat Yeji 'kan? Kehadiran lo enggak membantu dia sadar. Lebih baik lo kembali ke rumah nenek di LA."
Hyunjin tersenyum miring.
"Emang lo siapa? Kok sok perintahin gue ini-itu?" sarkas Hyunjin. Hyunjin benci Minhyun. Dulu Minhyun melihat perlakuan orang tua mereka kepada Hyunjin, tapi Minhyun selalu saja memberikan tatapan dingin untuk Hyunjin. Bahkan saat Hyunjin dikurung di ruang bawah tanah, Minhyun hanya melihat itu semua, tanpa melakukan apapun.
"Gue Abang lo. Dan gue nasehatin lo." Minhyun menekankan setiap kata yang diucapkannya.
"Haha lucu. Sejak kapan lo jadi Abang gue? Seharusnya lo bilang itu sama Hwang Hyunjin yang suka nangis di kamarnya dulu. Bukan Hyunjin yang sekarang."
"Lo...."
"Apa? Sekarang lo berakting jadi abang yang baik 'kan? Kalau gitu, tolong bilang sama orang tua lo buat hapus nama gue dari kk. Gue enggak sudi pakai nama Hwang lagi." Hyunjin tersenyum manis. Namun entah kenapa rasanya begitu menyakitkan untuk melihat senyuman itu.
Minhyun hanya diam. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi. Hyunjin yang dikenalnya sudah menghilang sekarang.
"Gue bakal balik lagi. Lo baik-baik, cepet bangun, gue rindu ocehan lo." Hyunjin mengelus kepala kembarannya pelan, sebelum akhirnya dia keluar dari kamar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Mine -Chanjin-
Fanfiction[COMPLETE] Hanya cerita tentang Hyunjin yang bucin dengan Chan, dan Chan yang tidak bisa melupakan mantannya-Hwang Yeji-yang adalah kembaran Hyunjin. "Apa aku hanya ditakdirkan untuk menjadi seorang yang tak pantas dicintai?" -Hyunjin. - - - - - ...