BAB 1 ― Cepat Sembuh, Meera

518 38 0
                                    

Sofia, Bulgaria

"Di kota-kota besar, hal-hal kecil seringkali terjadi, Señorita," kata Kaali sambil mencondongkan tubuhnya mendekati Meera. Mereka menempelkan keningnya satu sama lain dan tertawa kecil.

Tok tok!

"Ada yang datang. Biar aku buka pintunya," Kaali meninggalkan Meera di tempat tidurnya.

"Oh, dokter, silakan masuk," kata Kaali sambil melangkah kembali ke Meera bersama dokter.

"Bagaimana kabarmu, Nona? Apakah lukamu masih sakit? " tanya dokter seraya memeriksa Meera.

"Aku sudah merasa sangat baik, dokter, dan ini sudah tidak terlalu menyakitkan seperti sebelumnya," Meera tersenyum.

"Baiklah, semua baik-baik saja. Jadi, kau dapat pulang besok, " kata dokter.

"Terima kasih, dokter."

Ketika dokter hendak pergi meninggalkan ruangan, Kaali menahannya dan bertanya, memastikan bahwa Meera akan baik-baik saja dan segera pulih.

Dokter berkata, "Tentu saja. Biarkan ia beristirahat selama 3 hari di rumah, jangan membiarkannya melakukan pekerjaan berat. Jangan khawatir. "

Kaali tersenyum dan mengangguk, "Terima kasih, dokter."

Dokter meninggalkan ruangan.

"Kaali, aku wanita yang kuat, jadi aku akan baik-baik saja," Meera meledeknya karena ia baru saja mendengar apa yang baru saja dibicarakan Kaali dan dokternya.

"Aku tahu, Señorita, aku tahu. Aku hanya-," ia kembali ke Meera dan mengehentikan kata-katanya karena Meera semakin meledeknya dengan ekspresi tidak percaya.

"Hentikan, Meera." Mereka tertawa kecil.

"Kakak, aku baru saja melihat dokter pergi dari sini. Apa yang terjadi? " Tiba-tiba Veer dan Ishita kembali dengan dua paperbag.

"Iya, kakak. Apa kakak baik-baik saja?" Ishita meletakkan tas-tas itu di atas meja dan mendekati kakaknya.

"Aku baik-baik saja, Ishu," Meera meyakinkan.

"O-hooo, Pogo ji, kau juga menggunakan nama Ishu untuk Ishita! Lihat, Ishita, Ishu itu lebih menggemaskan," Veer bercana sambil mencubit pipi Ishita.

"Veer~," Ishita tersipu malu.

"Kalau begitu, haruskah aku memanggilmu, Pogo?" Kaali meledek Meera.

"Diam," jawab Meera. Mereka berakhir tertawa bersama dan menikmati makanan yang dibawa oleh Veer dan Ishita.

"Veer, tolong antar Ishita pulang. Aku akan di sini bersama Meera," Kaali menginstruksikan adiknya.

"Kakak,-" Ishita mencoba bicara dan meminta izin untuknya menjaga kakaknya.

"Tidak, Ishu, please, percaya padaku. Aku akan menjaganya dengan amat sangat baik," Kaali tersenyum.

"Baiklah. Kakak, aku pulang, kau jaga diri dan cepatlah pulih," Ishita mengelus bahu Meera dengan lembut.

Mereka semua tersenyum, Ishita dan Veer meninggalkan ruangan itu.

Kali melihat Meera, intens.

"Sekarang, apa?" Meera bertanya.

"Tidak ada. Kau harus tidur sekarang, istirahat yang cukup. Beri tahu aku kalau kau membutuhkan sesuatu," Kaali mengecup kening Meera dan duduk di kursi di sisi ranjangnya. Ia mengelus tangan Meera dengan penuh cinta.

Meera tersenyum, "Kaali..."

"Hmm?"

"Aku akan tidur sekarang."

"Siapa yang memberi tahumu untuk tidur nanti?"

Mereka berdua tertawa. Meera menutup matanya dan Kaali mengistirahatkan kepalanya disisi ranjang, tangannya tetap bersama tangan Meera.

Dilwale 2: RE[AL]INCARNATION (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang