BAB 23 ― Kajol dan Arjun (2)

67 13 0
                                    

"Apa yang kau lakukan?"

"Harusnya aku yang menanyakan itu."

Arjun mendorongnya dan menahannya di dinding.

"Lepaskan aku! Kau silakan nikmati waktumu dengan wanita itu!"

Mendengar kata-kata Kajol, Arjun menamparnya, lalu mencekik lehernya.

"Diam! Dengar. Ya, aku selingkuh, selama 6 bulan. Tapi apa kau tahu, kau adalah penyebabnya?"

Kajol terdiam.

"Kau tidak punya waktu untukku. Kau tidak memberikan apa yang ku inginkan."

"Aku berusaha sebaik mungkin untuk menjaga komunikasi kita di tengah kesibukanku. Aku berusaha memberi waktuku kapan pun aku ada di rumah. Semua baik-baik saja. Apa yang kau inginkan? Hubungan seks? Aku tidak bisa memberi itu padamu, karena kau tahu aku memegang nilai-nilaiku secara ketat. Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, hingga mengubahmu seperti ini. Kau selalu menghormati pilihanku, tapi nafsumu tidak! Kau tidak bisa mengontrol dirimu sendiri karena itu. Aku sangat mempercayaimu, dan kau merusak kepercayaanku. Aku melihatnya dengan mataku sendiri. Dan apa yang kau lakukan? Kau baru saja menamparku! Kau tidak pernah melakukannya. Ini membuat keputusanku semakin kuat. Hubungan kita selesai. Sekarang, lepaskan aku!"

"Oh, benarkah? Kalau kau ingin pergi sekarang, lupakan semua nilaimu itu, Sayang. Kaulah satu-satunya yang aku inginkan. Setidaknya, beri aku kesempatan untuk mencicipimu sebelum kau meninggalkanku," ujar Arjun, menyeringai.

Ia menahan tangan Kajol di atas kepalanya dan mulai mencoba menciumnya. Kajol terus menolak. Arjun menampar dan mencekiknya lagi untuk yang kedua kalinya, sehingga ia bisa menciumnya dengan mudah.

Pada saat itu, Saif dan Kareena kembali, karena mereka pikir Kajol terlalu lama berada di sana. Mereka mengkhawatirkannya. Saat tiba di ruangan itu dan melihat apa yang Arjun lakukan, Saif segera masuk dan memukul Arjun.

"Hentikan, Arjun!"

Mereka bertikai. Setelah mendapat beberapa pukulan keras dari Saif, Arjun tidak lagi memiliki kekuatan untuk melakukan sesuatu. Ketiga sahabat itu meninggalkannya sendirian.

⋇⋆✦⋆⋇ 

Kajol mengganti nomor ponselnya untuk menghindari telepon dan pesan dari Arjun. Baginya, hubungan mereka sudah benar-benar berakhir. Arjun pun terlihat tidak peduli lagi. Ia bahkan tidak mencari Kajol atau meminta maaf. Namun, Kajol baik-baik saja, karena itu berarti ia tidak ingin bertemu dengannya lagi. Hari-harinya berjalan dengan baik dan semakin membaik. Hingga suatu hari, ketika sedang beristirahat, ia berencana pergi ke kafe dekat kantornya. Ia berjalan di lobi, lalu resepsionis memanggilnya. Ia memberi tahu Kajol bahwa ada seseorang, yang bernama Arjun, ingin bertemu dengannya, ia menunggu di ruang duduk. Kajol kaget dan mencoba mengumpulkan kekuatannya untuk menemui pria itu. Ia menemuinya dan berhati-hati, karena sesuatu bisa saja terjadi.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Arjun memutar tubuhnya dan melihat Kajol berdiri di belakangnya. Ia tersenyum. Senyum yang sama degan senyum yang pertama kali Kajol tangkap di perkenalan mereka. Itu membuat Kajol semakin khawatir, namun ia berusaha bersikap normal, meskipun nyatanya, kedatangan Arjun yang secara tiba-tiba di kantornya ini sudah merusak harinya.

"Bisa kita bicara?"

"Kalau kau ingin membicarakan tentang apa yang terjadi hari itu, tidak, tidak bisa."

"Tidak, ku mohon. Ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan padamu. Aku janji aku tidak akan melakukan apapun."

Beberapa saat kemudian, dengan tatapan dinginnya, Kajol setuju, "Baiklah. Tidak di sini."

Kajol melangkah mendahului Arjun menuju kafe di dekat kantornya. Ia memesan secangkir Americano, hanya untuknya. Arjun mengerti bahwa Kajol tidak akan melakukan hal sebaik itu setelah apa yang terjadi di antara mereka. Arjun memesan secangkir latte. Mereka duduk di meja ketiga dari pintu dan baris pertama dari jendela.

"Ayo kita diskusi."

"Aku tidak mau. Aku tidak punya banyak waktu."

"Baiklah, kalau begitu, biarkan aku bicara dan kau dengarkan aku. Pertama, aku sangat minta maaf karena tiba-tiba datang ke kantormu. Aku tahu kau mengganti nomormu. Aku bertanya pada Saif, tapi dia tidak memberikannya. Tidak apa-apa."

"Selanjutnya," ujar Kajol, tetap menatap dengan dingin.

"Kedua, aku minta maaf atas apa yang terjadi padamu, dan hubungan kita. Aku tidak tahu apa yang terjadi, aku kehilangan kendali."

Kajol memalingkan wajahnya ke jendela.

"Melakukan hal semacam itu dan mengatakan tidak tahu apa yang terjadi? Cih~" pikir Kajol.

"Aku minta maaf karena telah menyakitimu."

Kajol bergeming dalam diam.

"Ketiga, aku dan wanita itu sudah tidak berhubungan lagi. Aku tahu kau sudah membenciku. Aku tahu kau tidak ingin kita bersatu kembali. Aku tahu kau bahkan tidak ingin mendengar ini, tapi hatiku dan aku membutuhkanmu."

"Hatimu atau nafsumu?" kata Kajol sambil mengembalikan pandangan tajamnya ke Arjun.

"Kajol, please."

Kajol kembali diam. Arjun juga terdiam beberapa saat sebelum akhirnya kembali bicara.

"Terakhir, aku anggap responsmu tadi adalah sebuah penolakan, dan aku tidak akan memaksamu. Jadi, aku akan memberi tahumu bahwa aku akan meninggalkan Inggris. Aku ingin memulai hidup yang baru. Hahah aku tahu kau bahkan tidak peduli tentang ini, tapi ya... Sekali lagi, aku minta maaf atas apa yang terjadi hari itu. Aku tahu ini berat bagimu, tapi jika kau memaafkanku, itu akan membantuku untuk memulai hidup baru dengan tenang dan bahagia."

Kajol menatap Arjun dingin. Suasana menjadi dingin, namun juga panas. Ia menyesap kopinya sambil memutar wajahnya menatap jendela. Setelah menghabiskan kopi dalam cangkirnya, ia kembali menatap Arjun.

"Well. Aku lega kau menyadari semuanya. Best of luck for your new life. Kalau kau sudah selesai, aku akan pergi."

"Thank you," ujar Arjun, sedikit tersenyum canggung.

Kajol meninggalkan kafe dan kembali ke kantor.

"Akhirnya, ini sudah resmi berakhir," pikirnya.

~Flashback ends~

-o-

Dilwale 2: RE[AL]INCARNATION (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang