BAB 6 ― Menunggunya

125 15 0
                                    

Hari H...

Meera's POV

So, today is the day?

Haruskah aku senang atau...?

Sejujurnya, aku ingin tahu apa yang akan terjadi di sana...

Setelah menyelesaikan aktivitasku, aku menyegarkan diri dan bersiap menuju lokasi di mana aku akan bertemu Kaali. Aku mengenakan blouse abu-abu dengan corak bunga merah tercetak di sana, celana kulot panjang hitam, dan sepasang high heels hitam. Aku mengikat rambutku menjadi satu di belakang kepalaku, membiarkan beberapa rambut pendekku menggantung bebas di sisi keningku, dan aku memakai sepasang anting. Aku memakai riasan wajah yang natural dengan lipstick nude. Sentuhan terakhir adalah parfum! Aku memilih aroma yang paling segar. Aku memandang diriku di cermin. Apa aku terlihat lumayan? Ku pikir begitu, jadi baiklah, ini cukup.

Kaali's POV

Akhirnya, ini waktunya! Aku tidak tahu apakah aku harus melamarnya atau tidak, tapi aku akan membuatnya merasakan penuh cinta tanpa kejutan, hahaha.

Tidak. Sebenarnya, aku sudah menyiapkan kejutan kecil untuknya. Aku harap ia akan menyukainya dan itu akan membuatnya bahagia.

Okay. Mari pikirkan penampilanku.

Bercukur? Done. Aku pikir, aku terlihat lebih baik.

Lalu, apa yang harus ku kenakan?

Aku membuka lemariku, mencoba menemukan sesuatu yang bagus untuk dipakai. Aku memutuskan untuk memakai kemeja navy, jas abu-abu dengan detailnya, dan juga celana panjang navy-ku. Aku mengenakan kacamata biru dan sepasang sepatu pantofel. Menyemprotkan parfum favoritku, sebenarnya itu aroma pria favorit Meera, maksudku aromaku favoritnya, hahaha. Aku merasa keren dan sangat percaya diri.

⋇⋆✦⋆⋇ 

Restoran yang dipilih Kaali berada di dalam suatu kawasan rekreasi. Di sana terdapat banyak toko, restoran, kios, dan taman. Setiap titik diterangi oleh cahaya dan lampu dengan berbagai warna. Banyak orang datang ke sana bersama orang-orang yang mereka cintai; keluarga; sahabat; untuk bertemu dan bersenang-senang. Saat itu adalah malam Minggu, jadi ada lebih banyak pengunjung yang datang.

Meera memasuki sebuah restoran sesuai dengan lokasi yang ia dapatkan dari Kaali. Seorang pelayan wanita menyapanya dan bertanya apakah ia sudah reservasi tempat. Karena Meera tidak melakukan reservasi, ia mengatakan bahwa reservasi atas nama Kaali. Pelayan itu memeriksa daftar dan ya, ada nama Kaali di sana. Meja nomor 14. Pelayan itu mengantarnya ke meja. Meera berterima kasih dan segera duduk. Pelayan meninggalkannya. Meera memperhatikan mejanya. Tertutup dengan 2 lapis taplak, warna hitam di bagian atas, dan putih di bagian bawah. Di atas mejanya terdapat beberapa lilin kecil, sepasang piring putih besar, sepasang sendok, garpu, dan pisau, dan juga serbet putih. Ia menatap sekeliling dan melihat meja lain terihat sama persis seperti mejanya. Ia tersenyum dan berpikir, "Hmm, lumayan, dan tidak ada yang spesial."

5 menit...

10 menit...

15 menit...

Ia tidak melihat tanda-tanda kedatangan Kaali. Ia mulai gelisah dan sedikit kesal, tapi ia juga mencoba untuk tenang dan sabar.

"Dimana dia? Bukankah dia memintaku untuk menemuinya hari ini?" Meera selalu memeriksa ponselnya. Sudah 20 menit dari waktu yang telah mereka tetapkan, namun Kaali belum datang juga.

Dilwale 2: RE[AL]INCARNATION (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang