BAB 15 ― Dalam Penerbangan (2)

95 18 0
                                    

Salah seorang pramugari menginformasikan bahwa dalam 20 menit, mereka akan transit di Istanbul selama 90 menit. Setelah mendengar informasi tersebut, pria itu merapikan tasnya. Ia berpaling ke Kajol. Lagi-lagi, ia bingung, apakah harus membangunkannya atau tidak. Ia memutuskan untuk...

"Permisi," katanya seraya menepuk bahunya pelan.

Kajol membuka matanya. Ia melihat pria itu dengan wajah mengantuknya yang tercampur dengan ekspresi merasa terganggu.

"Eh-hmm, maaf aku membangunkanmu, tapi kita akan transit di Istanbul," ujar pria itu. Lagi dan lagi, ia hanya mendapat tatapan dinginnya.

"Dalam 20 menit," tambahnya, canggung.

"Hmm," balas Kajol. Lalu, ia bangkit dan pergi ke toilet untuk menyegarkan wajahnya.

"Wanita ini sedikit menyebalkan dengan sikap dinginnya," pikir pria itu sambil menggelengkan kepala.

Kajol kembali ke kursinya.

"Terima kasih sudah membangunkanku," ujarnya sambil mencari sesuatu di dalam tasnya.

Pria itu terkejut. Ia menoleh dan tersenyum. Namun, Kajol sepertinya tidak menyadari itu karena ia sibuk menepuk-nepuk wajahnya dengan busa dari bedak padatnya.

Pesawat mereka mendarat di Istanbul untuk transit. Semua penumpang meninggalkan kabin. Beberapa dari mereka terlihat meregangkan otot-otot tubuhnya. Kajol pergi ke sebuah kafe sendirian. Ia memesan secangkir latte dan sebuah roti isi. Ia menempati tempat duduk yang kosong di dekat jendela. Ia terlihat memeriksa ponselnya sambil menyesap latte-nya. Ada pesan dari Kareena. Tertulis, "Okay, Kadz~ Safe flight yaa!" Ia tersenyum membacanya dan kembali mengunci ponselnya. Ia menikmati roti isi sambil membaca bukunya.

"Permisi. Bolehkah aku duduk di sini?" tiba-tiba, suara yang familiar menyapanya. Pria yang duduk di sampingnya di dalam pesawat berdiri di hadapannya dengan memegang segelas kopi, mungkin.

Kajol menatapnya dan memberi tanda kepada pria itu untuk duduk di seberangnya dengan menganggukkan kepala dan berkedip dengan pelan.

"Terima kasih."

"Anyway, aku Shahrukh Khan. Shahrukh saja untuk lebih singkat," ujar pria, yang ternyata bernama Shahrukh itu, membuka percakapan di antara mereka sambil mengulurkan tangan sebagai tanda perkenalan.

Kajol melihat Shahrukh, memberinya senyuman kecil, "Kajol."

Melihat Kajol tidak menyambut tangannya, Shahrukh menurunkannya kembali. Ia menyesap kopinya, kemudian melihat ke sekeliling.

"Masih butuh beberapa jam lagi untuk sampai di London. Kau tinggal di sana?" tanya Shahrukh.

"Hmm," jawab Kajol, menganggukkan kepalanya tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya.

"Oh, great! Aku juga! Apa yang kau lakukan di Bali?"

"Berlibur, apa lagi?"

"Oh haha, sama. Bali itu tempat yang indah dan tenang untuk kita menenangkan diri, bukan?"

"Hmm," jawab Kajol, hanya bergumam.

"Rasanya menyenangkan untuk berpergian sendiri, tapi terkadang aku kesepian walaupun itu hanya untuk 1 minggu, karena aku biasa berada dalam kumpulan kecil bersama teman-temanku," ujar Shahrukh.

"Tapi, penting juga untuk memiliki ruang kita sendiri," sela Kajol.

"Hmm, ya. Jadi, kau suka berpergian sendiri?"

Kajol mengangguk.

"Dan kau suka buku, seperti yang ku lihat."

"Ya, seperti yang dapat kau lihat."

Dilwale 2: RE[AL]INCARNATION (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang