Sano Manjiro, nama laki-laki yang saat ini tengah mengintip sesuatu dari balik pintu kamarnya. Merasa terkejut kala netra nya melihat seorang gadis yang berdiri di ambang pintu. Manjiro tahu siapa gadis tersebut, tapi dirinya enggan untuk keluar kamar dan menyapa gadis itu karena malu.
"Untuk apa dia kesini?" Tanya nya. Kepala Manjiro menyembul dari balik pintu agar dapat melihat sang gadis dengan leluasa. "Dia benar-benar [Name] teman kecilku dulu 'kan? cantik sekali."
Gadis itu adalah [Full Name], teman kecil Sano Manjiro. Mereka berteman saat duduk di bangku sekolah dasar. Kemudian pertemanan mereka renggang karena terhalang oleh jarak. Setelah lulus, [Name] melanjutkan ke SMP yang berbeda dengan Manjiro.
Manjiro masih terus mengintip, dirinya dibuat kagum dengan penampilan [Name] saat ini. Padahal dulu, [Name] hanyalah gadis cilik yang sering gelut dengan Manjiro dan juga berebut dorayaki. Tetapi saat ini? [Name] sudah berubah menjadi remaja yang berparas cantik. Seketika Manjiro insekyur.
Terlihat saat ini [Name] tengah duduk di sofa dan berbincang dengan ibu Sano. Setelah itu, wanita paruh baya itu menunjuk salah satu kamar yang berada di samping kamar Manjiro. Dengan secepat kilat, Manjiro masuk ke kamarnya dan menutup pintu.
Manjiro berdecak sebal, niat hati ingin mengurung diri justru tidak direstui oleh hasratnya. Tiba-tiba saja laki-laki itu ingin buang air kecil. Manjiro berlari keluar kamar.
"Manjiro!" Pekik [Name] saat ia tak sengaja bertabrakan dengan Manjiro. Tangan kanannya terulur untuk memegang rambut blonde Manjiro, sedangkan tangan kirinya tengah memegang koper yang berisi pakaian miliknya. "Tidak sopan sekali. Kenapa kau tidak menyambut kedatanganku?"
Alasan lain Manjiro tidak keluar kamar dan menyambut kedatangan [Name] adalah karena ia takut dengan gadis itu. Baginya [Name] lebih seram daripada harus melawan seribu satu laki-laki. "Untuk apa kau kesini?" Tanya Manjiro. Ia melompat-lompat kecil menahan diri agar tidak ngompol.
"Ayah ibuku pergi keluar kota," Jawab [Name], atensinya melihat Manjiro dari ujung kepala hingga ujung kaki. Lama tidak bertemu dengannya, membuat [Name] kaget dengan penampilan laki-laki itu detik ini. Apalagi rambut panjang yang terlihat aneh di mata [Name] itu. "Jadi aku menginap disini, sampai minggu depan!" Lanjutnya kemudian tersenyum simpul.
"HAH?!" Manjiro terkaget-kaget. Ingatan tentang kejadian-kejadian saat ia masih berteman dengan [Name] kembali berputar di benak pikiran Manjiro. Ingatan tentang bagaimana perlakuan [Name] kepada dirinya, sering merebut dorayaki miliknya, tidur di kasurnya, bahkan [Name] pernah menendang anunya Manjirou.ggggg bercanda.
Semoga saja kelakuan gadis itu sudah berubah seperti penampilannya.
