Langit kota Tokyo sudah mulai menggelap. Setelah menelan gigitan terakhir dorayaki isi kacang yang sudah di tukar oleh [Name], Manjirou beranjak dari kursi taman tersebut untuk kembali ke rumahnya.
"Ayo pulang!" Ajakan Manjirou dibalas anggukan kepala oleh [Name].
Hening. Tidak ada salah satu di antara mereka berdua yang bersuara. Dimanakah sifat cerewet [Name]?.
"Manjirou!!!" Seru [Name] saat sebuah tangan tiba-tiba mencengkeram lehernya dari belakang. [Name] berusaha memberontak, namun tetap saja tenaganya tidak sebanding dengan tenaga laki-laki itu.
Melihat [Name] yang di pegang oleh laki-laki lain, entah kenapa membuat Manjirou geram. Apakah ia menyukai [Name]? Padahal Manjirou sendiri yang bilang ia tak akan menyukai gadis menyeramkan sepertinya.
Manjirou mengambil ancang-ancang. Berlari ke arah laki-laki tersebut, dan langsung saja menendang pelipisnya. Laki-laki tersebut langsung jatuh terkapar, sedangkan [Name] berlari ke belakang Manjirou.
Manjirou berjongkok. Memegang rambut laki-laki tersebut, dan mengarahkan wajahnya ke arah dirinya.
"Manjirou, ayo pulang!" Ucap [Name] sedikit berteriak. Daripada mengurusi laki-laki asing tersebut, lebih baik segera pulang dan tidur.
[Name] sudah berjalan terlebih dahulu.
"Jangan menyentuh gadisku." Ucap Manjirou lirih, kemungkinan besar [Name] tidak mendengarnya. Setelah itu, Manjirou berlari menyusul [Name] dan kembali menggandeng tangannya.