Tok tok tok...
"Manjiro!" Seru [Name] setelah mengetuk pintu kamar Manjirou. "Do you want to build a snowman? Come on, let's go and play—"
Padahal [Name] masih ingin lanjut menyanyi, tetapi pintu kamar tersebut tiba-tiba saja terbuka. Menampilkan sosok Sano Manjirou dengan ekspresi malas hidup.
"Sekarang musim panas bodoh!" Manjirou berucap dengan sedikit penekanan di kata terakhirnya.
[Name] tak masalah jika ia di bilang bodoh, karena itu memang sebuah kenyataan. "Kau tidak punya teman ya? Seharian mengurung diri di kamar, wibu?"
Manjirou menghela nafasnya. Kemudian ia menarik pergelangan tangan [Name] keluar rumah.
"Mau kemana?" Tanya [Name] setelah keluar rumah, Manjirou sudah tidak lagi memegang pergelangan tangannya. [Name] berjalan mengikuti Manjirou, entah laki-laki itu akan membawanya kemana.
Hingga pandangan [Name] tertuju pada bangunan tua di depannya. Refleks tangan [Name] terulur untuk memegang ujung kaos yang sedang di kenakan Manjirou. "Psstt... Manjirou, siapa gerombolan orang itu?" Bisik [Name] saat melihat beberapa orang berpenampilan sangar yang berada di dalam bangunan tersebut.
[Name] merasa heran dengan perubahan drastis yang terjadi di dalam bangunan tersebut setelah kedatangannya. (Padahal karena kedatangan Manjirou).
"Kenapa kau membawa gadis ke sini? Pacarmu?" Tanya Laki-laki bertubuh jangkung dengan tatto naga di kepalanya.
"Mana mungkin aku mempunyai pacar seram seperti itu." Bisik Manjirou namun masih bisa di dengan oleh [Name]. Sedetik kemudian, rambut kuning Manjirou menjadi sasaran tangan [Name]. "Seperti yang kau lihat, Kenchin. Dia menyeramkan!"