TIGA

5.3K 175 3
                                    

Sebelum baca, jangan lupa kasih vote sama koment yaa cantik, thanks you
Happy Reading.. 👇🏼👇🏻👇🏻

ini sudah tiga hari semenjak keadaan David sakit kala itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ini sudah tiga hari semenjak keadaan David sakit kala itu. Dirinya sekarang sudah pulih.
Dia sedang menghadiri rapat penting bersama investor.

"Mr David menurut saya lebih baik membangun hotel di dekat pantai saja. Pantai Amora. Disana kebetulan tidak ada hotel sama sekali. Hanya ada tempat peristirahatan untuk beberapa jam itu juga tidak sampai menginap. Membuat turis
kecewa dengan tidak ada penginapan. Jadi kita mendapatkan untung besar Mr David. Bagaimana menurut anda" Saran seorang berkacamata dengan berbinar senang.

"Idemu bagus Mr Kendrik, saya setuju. Baiklah rapat ini selesai. Nanti rancangannya saya tunggu lusa. Kalau ada info tentang rancangannya bisa bicarakan dengan sekretaris sekaligus asisten saya, Dom" Ucap David datar langsung keluar ruangan diikuti oleh Dom sekretaris sekaligus asisten.

Yap,David menjadikan Dom sekretaris dan asisten pribadinya. Pasalnya David tidak mudah percaya kepada orang lain. Jadi David hanya mempercayai Dom saja. Karena Dom seperti adik baginya. Baiklah kita cerita sedikit dengan Dom.

Dom itu berumur 25 tahun. Seumuran dengan Nathan sepupu David. Dom sudah pernah menyelamatkan David dari musuhnya. Sehingga Dom dirawat seminggu oleh dokter pribadinya. David tidak mempercayai dokter lainnya. Dia hanya mempercayai dokter pribadinya, Keenan. Ingat bukan, David tidak mudah percaya orang lain.

Ibu Dom sudah meninggal 4 tahun yang lalu. Dimana ia meninggal dengan tangannya bertaut dengan suaminya di atas brankar. Ayah Dom koma sudah 6 tahun. Sampai sekarang dia belum sadar. Dan ibunya terlebih dahulu meninggalkan Dom seorang diri dengan ayahnya yang terbaring dengan selang infus di tangan dan hidungnya.

Ayahnya Dom ternyata bersahabat dengan ayahnya David. Dunia memang sempit bukan. Sebelum ayahnya Dom dinyatakan koma, dia berucap kepada Dom untuk menjaga David dari para musuhnya. Itu pesan ayahnya. Makanya sampai sekarang Dom melaksanakan amanah ayahnya. Lagipula Dom sudah menganggap David kakaknya.

David sering membantu Dom dikala susah. Sekarang dirinya hanya punya David dan ayahnya.

"Dom kenapa kau berdiri disitu. Kemari, ada apa" Tanya David mengernyitkan dahinya bingung.

"Ah tuan saya lupa. Tuan Kendrik menghubungi saya nanti jam 1 bertemu di Cafe Story Blue untuk membahas rancangan pembuatan hotel tuan," Jawab Dom membaca di sebuah ipad di tangannya.

"Baiklah. Kau bisa pergi Dom" Ucap David datar tidak melihat wajah Dom sekalipun. Hanya fokus berkutat dengan laptop dihadapannya.

          
            🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

Sekarang David sudah berada di Cafe tempat pertemuan dengan Mr Kendrik. Dirinya sudah menunggu 6 menit tapi Mr Kendrik belum datang.

"Sialan. Dia membuang waktu berhargaku"Umpat David melirik jam tangannya dengan rahang mengetat.

Lalu datanglah seorang wanita ke meja David dengan terburu buru.

"Maaf Mr. Apakah kau dengan Mr David Gregory Franklyn"Tanyanya dengan ngos ngosan.

"Hmm"Jawab David datar.

"Ah ya maafkan aku tuan. Aku dengan sekretaris Mr Kendrik, dirinya tidak bisa hadir karena.. "

"Jangan bertele tele. To the point saja pada rancangannya. Aku tidak suka menunggu lama, " Jawab David sinis memotong perkataan wanita didepannya."Perkenalkan dirimu. Aku tidak pernah mengadakan pertemuan dengan orang yang tak dikenal" Sambung David tajam. Bahkan matanya seperti menghunus.

Lalu wanita tersebut berdehem untuk mengurangi kegugupannya. Pasalnya laki laki dihadapannya ini seperti ingin membakarnya hidup hidup. Rasanya panas dingin melihat mata tersebut. Dia akui laki laki dihadapannya sungguh benar benar tampan. Tapi huh, menyebalkan.

"Aku Nadine Wilkinson" Jawab  Nadine mengangkat tangannya berniat berjabat tangan.
Tapi David hanya diam saja, tidak membalas.

"sungguh tidak sopan" Batin Nadine kesal.

Lalu setelahnya Nadine memberikan info terkait pembangunan Hotel dan rancangannya sesuai permintaan Mr kendrik tadi pagi. Sumpah demi apapun Nadine gugup. Dia saja yang banyak bicara perihal hotel ini. David hanya diam dan melihat Nadine dengan tatapan yang sangat tajam.

"Apa kau ingin memesan makanan Mr" Tanya Nadine tersenyum sopan. Setelah menyelesaikan soal rancangan.

"Tidak. Kau saja" dingin David melenggang pergi begitu saja tanpa pamitan.

Nadine sekali lagi dibuat kesal. Sungguh demi apapun dirinya tidak mau bertemu lagi dengan si makhluk biadap.

"Huh terserah sajalah. Aku lapar. Pertemuan ini sungguh menguras energi" Gerutu Nadine melihat menu di tangannya.


                     🍒🍒🍒

Ditempat lain David sudah berada di mobil bersama Dom. Seharunya pertemuan tersebut yang menghadiri ialah Dom. Tapi Dom sedang sibuk karena ada masalah di perusahaan David yang berada di italia. Jadi Dom yang harus mengurus itu.

"Sekarang kita kemana tuan" Tanya Dom melirik ke kaca spion.

"Kantor" Singkat David melihat pengendara lain di dalam mobil.

"Apa masalahnya sudah selesai Dom"Tanya David mengetatkan rahangnya. Tidak tahu kenapa dirinya sekarang lebih sering emosi.

"Sudah selesai tuan. Dia dinyatakan meninggal sebelum kita menyetuhnya."

"Bagus. " terkekeh David menyeramkan. Tanpa dia menyentuhnya pria itu sudah tiada. Tuhan memang berpihak kepadanya bukan.


"Kau tahu Karel. Tadi aku sungguh sungguh kesal dibuatnya. Dia emang tampan tapi tidak tahu sopan santun," Ucap Nadine menceritakan kejadian siang tadi kepada Karel. Dirinya sudah berada di rumah.

"Siapa tadi namanya" Tanya Karel, setengah terkejut.
"David Gregory Franklyn"

"Oh my god, kau beruntung Nadine. Sumpah demi apapun kau beruntung. Aaaaa" Teriak Karel mengagetkan Nadine.

"Cih, beruntung apanya"

"Kau ini bodoh. Jelas jelas beruntung. Gadis gadis diluaran sana ingin sekali berkenalan dengan David. Tapi David menghiraukannya. Dia jarang sekali bersama wanita. Sampai sampai dirinya dirumorkan gay. " penjelasannya yang membuat Nadine tersedak minumai Thai Tea favoritnya.

" Gay?  Hahahaha" Tertawa sambil memeluk perutnya sendiri.
Itu aneh. Diantara percaya atau tidak. Nadine ngeri sendiri kalau fakta tersebut benar adanya. Jadi dia tadi berkenalan dengan gay. Dunia ini emang sungguh miris.

=======================

Disana terdapat seseorang duduk dengan angkuh bersama wisky ditangannya. Matanya menatap tajam luar jendela. Sambil dasi yang setengah terlepas. Dirinya tidak sabar membalaskan dendam.
"Culik saja besok" Final orang tersebut dingin. Kepada bawahannya.

Dirinya sudah menentukan kapan dia akan menculik seorang gadis itu. Dirinya tidak ingin membuang waktu.

"Lest to the game gadis manis" Batin seseorang itu dengan wajah smirk. Dan tawa mengerikan menggema di ruangannya yang serba hitam. Laki laki ini suka sekali kegelapan.


TBC



Tertanda,

Dini Nurdiana (diiiiiiiin_)

05 Juni 2021❤

THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang