ENAM BELAS

2.6K 93 5
                                    

Hai hai hai maaf baru update huhu 😩😵
Karena aku terlambat up jadi balasannya aku up dengan 1.500 kata, ini aku nulis yang terpanjang dari beberapa chapter yang lainnya.
Selamat membaca ❤

 Selamat membaca ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*

Nadine berjinjit meraih leher David. Nadine sebenarnya gugup seintim ini. Dirinya baru pertama kali memasangkan dasi untuk laki laki.

Nadine fokus membelitkan dasi tersebut. Sementara David menunduk untuk melihat wajah Nadine yang jaraknya dari dekat sangat cantik.

David tak sadar dirinya tengah tersenyum. Padahal Nadine dari tadi sudah memanggil nama dirinya berkali kali. Tapi tak ada reaksi.

"Tuan David" Ucap Nadine keras.
David berjingkrak kaget. Tapi wajahnya berusaha menutupi keterkejutan tersebut.

"Ayo kita berangkat" Singkat David melenggang pergi meninggalkan Nadine. Mungkin dirinya malu karena seperti orang dongo.

Mereka masuk ke dalam kantor David yang megah dan tentunya sangat tinggi. Semua karyawan disana berbaris rapi karena bos mereka telah datang.

David dengan gagah masuk ke dalam dengan diikuti oleh Nadine di belakang. Nadine hanya menunduk karena suasana disini sangatlah canggung dan kaku.

Karyawan disana mengernyit bingung melihat ada seorang wanita yang mengikuti bosnya. Setau mereka bosnya tak pernah dekat sama sekali dengan urusan perempuan. 'mungkin itu adiknya' batin salah satu karyawan perempuan yang rambut di ikat.

David berhenti,lalu membenarkan dasinya.
"Ada pengumuman. Wanita ini adalah asistenku" Ucap David dingin to the point. Lalu pergi diikuti Nadine.

Nadine hanya tersenyum ramah lalu mengangguk ke semua karyawan disana. Ada yang melirik sinis melihat itu, ada yang dibalas lambaian dengan tersenyum.

Karyawan disana berbisik ramai mendengar hal itu. Ini merupakan kabar yang sangat penting bagi mereka. Karena mereka tahu David tidak pernah memasukkan asisten atau sekretaris wanita. Karena menurutnya wanita lemah tidak bisa apa apa.

“Dom apa jadwalku hari ini?” Tanya David dingin sambil membuka laptop. Disana Nadine hanya berdiam duduk di sofa putih dekat jendela.

“Tuan harus menandatangani semua berkas ini dan juga nanti jam 1 siang ada meeting di luar kantor bersama perusahaan tambang emas. Hanya itu saja tuan.” Jawab Dom setelah melihat tab ditangannya.

David menghela napas dengan mengangguk anggukan kepalanya pertanda mengerti dengan penjelasan yang disampaikan oleh sekretarisnya.

THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang