DUAPULUH ENAM

1.7K 34 12
                                    

***Selamat membaca, enjoy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*
*
*
Selamat membaca, enjoy!

Sementara di kota London, di sebuah mansion yang megah dan luas. Salah satu pelayan sedang panik. Dahi yang berkeringat dan jantungnya yang tidak berhenti berdetak sedari tadi. Ia menghubungi seseorang tapi hanya suara operator yang berbicara. Pelayan tersebut memejamkan matanya sebentar untuk bisa berpikir dengan jernih.


"Tuan Nathan, akan aku coba hubungi" Gumamnya sambil memencet tombol angka angka dengan cepat sambil membuka buku yang berukuran kecil. Ia sudah menulis nomor telepon teman temannya David, karena takut ada hal yang tidak terduga. Contohnya, seperti ini.

Suara telepon tersebut terhubung, sudah 45 detik panggilan telepon tersebut masih tidak ada jawaban. Pelayan tersebut menghela napasnya kasar.

"Halo Bi Leri. Kenapa? " Suara Nathan akhirnya terdengar, di dalam hatinya ia mengucapkan syukur berkali kali. Sebelum menjawab,Bibi Leri menghela napas lega.

David yang disana mengerutkan keningnya bingung,

"Apa ada sesuatu? Katakan," Suaranya dengan tidak sabaran.

Dengan gugup Bibi Leri mengucapkan, "B-begini tuan,"  suaranya berhenti sebentar dengan menghirup udaranya,

"Nona Nadine, menghilang. " Lanjutnya dengan suara bergetar.

"Aku kesana. Kau langsung ceritakan padaku dengan jelas" Jawab Nathan dengan nada tidak jelas, karena Nathan sudah berdiri lalu sedikit berlari menuju ke mobilnya.

Beberapa menit setelahnya, Nathan sudah berada di ruangan bawah tanah bersama bodyguard sang penghianat. Dia berpikir keras merancang rencana untuk menyelamatkan Nadine. Bibi Leri sudah menjelaskan secara detail mengenai kejadian kehilangan Nadine. Ternyata sesaat sebelum berangkat gadis itu menerima pesan bahwa David sudah pulang dan menunggu kehadirannya lalu gadis itu pergi dengan bodyguard si penghianat yang berhasil lolos. Ya, bodyguard yang berhianat ternyata terdapat dua orang, satunya lolos dan satunya terjebak.

"Tuan Nathan, harus kita apakan bodyguard ini" Suara seorang kepala bodyguard berbicara.

Nathan melihat seluruh atensi pada bodyguard tersebut, "kita tunggu David, dia yang berhak menghukum si penghianat ini"

Sesudah berada di mansion David lalu mendengar penjelasan Bibi Leri secara detail. Nathan langsung menelpon David dengan gusar,  tapi apa yang ia dapatkan jawaban dari sepupunya itu?

"Aku tahu"

2 kata itu yang diucapkan David setelah menerima panggilan telepon tersebut. Belum Nathan berbicara, ia sudah terlebih dahulu berbicara dengan nada dingin yang amat kentara. Nathan tahu, sangat tahu bahwa pria itu sedang menahan emosi yang bergejolak.

Sementara David sedari di pesawat ia tidak berhenti meremat tangannya dengan kuat dan tidak berhenti mengumpat di sepanjang jam.
"Fuck, kenapa lama sekali" Entah sudah berapa kali ia mengucapkan kata yang sama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang