Chapter 1

1.6K 88 1
                                    


Setelah lulus dari universitas hukum, Shinichi membuka kantor agen detektifnya. Demi mengalihkan perhatiannya dari kesedihannya akan kepergian Ran, ia bekerja gila-gilaan. Menyibukkan diri pada kasus-kasusnya. Dalam waktu beberapa tahun, usahanya berkembang hingga ia harus merekrut detektif muda berbakat lainnya dan sejumlah staf admin karena permintaan klien begitu banyak. Seluruh Jepang memujanya, para wanita tergila-gila padanya, namun Shinichi tidak pernah menghiraukannya. Ia tetap saja bekerja seperti robot.

Shiho juga telah menjadi ilmuwan muda hebat dan diakui dunia. Ia masih suka membantu kasus-kasus Shinichi. Tidak peduli betapa menjengkelkannya permintaan Shinichi, ia tetap meladeninya demi mengawasi pria itu agar tidak tewas dalam pekerjaannya. Shiho tahu gaya hidup Shinichi tidak teratur, suka lupa makan dan tidur. Jika sudah seperti itu, setiap kali ia harus investigasi kasus bersama, Shiho pura-pura rewel lapar hingga Shinichi yang tidak tega pasti akan mengajaknya makan bersama. Padahal Shiho belum tentu lapar, ia melakukan itu demi memenuhi janjinya pada mendiang Ran untuk menjaga Shinichi.

Yusaku dan Yukiko mulai khawatir dengan kondisi putra tunggal mereka. Jika kesibukan Shinichi tidak diimbangi gaya hidup sehat, hanya tinggal menunggu waktu saja sebelum Shinichi menyusul Ran dan sepertinya mungkin hal itu yang diinginkan Shinichi. Mereka memutuskan Shinichi sudah memerlukan pendamping hidup. Mereka tahu Shinichi tidak akan mau dijodohkan dengan sembarang wanita. Mereka juga mengerti wanita biasa takkan mampu mengimbangi Shinichi. Mereka sepakat hanya satu wanita saja yang mampu mengendalikannya.

"Apa?!" Shiho kaget setelah mendengar penuturan Yusaku dan Yukiko.

Yusaku dan Yukiko memandang Shiho penuh harap.

"Ran-Chan... Ran-Chan telah memercayakanmu untuk menjaga Shin-Chan. Karena itu kami memutuskannya seperti ini. Menikahkan kalian," ujar Yukiko.

"Ran-San memang memintaku seperti itu. Aku akan menepatinya tapi bukan berarti dengan menikahinya. Aku masih bisa menjaganya sebagai teman," jelas Shiho.

"Itu saja tidak cukup Shiho," kata Yusaku, "Kau harus memasuki kehidupan Shinichi lebih dalam untuk menjaganya. Yaitu dengan menjadi pendamping hidupnya,"

"Tapi... Tapi dia pasti tidak akan mau!"

"Apa itu artinya kalau dia mau kau akan bersedia?" tanya Yukiko.

"Eh?" Shiho terperanjat, ia terjebak.

Yusaku tampak senang, "Kami bisa melihatnya Shiho. Kau mencintai Shinichi kan?"

"Aku..." Shiho tidak dapat berbicara lagi.

"Sebagai ilmuwan, tidak sedikit pria-pria hebat datang padamu. Namun tidak satupun kau hiraukan, malah kau masih memegang janjimu untuk mengawasi Shinichi. Apa lagi kalau bukan cinta?" Yukiko menimpali.

Shiho memejamkan mata, menghela napas, "Percuma saja, dia hanya mencintai Ran-San..."

Yukiko menggenggam tangan Shiho, "Itu hanya masalah waktu, Shiho-Chan. Aku yakin suatu hari nanti Shinichi akan mencintaimu,"

"Aku tidak mengharapkannya,"

"Shin-Chan bisa mati pelan-pelan jika terus seperti ini Shiho-Chan..." mata Yukiko tampak berkaca-kaca, "Kau tentu tidak menginginkan hal itu terjadi kan?"

"Yukiko-San..."

"Hanya kau yang bisa menolongnya Shiho-Chan. Kami tidak tahu harus meminta bantuan siapa lagi. Kami cuma bisa percaya padamu..."

Shiho memandang Yukiko dan Yusaku bergantian. Ia pun merasa tidak tega.

"Aku mohon Shiho-Chan..." pinta Yukiko lagi.

Shiho menghela napas lagi, "Baiklah,"

Yukiko tampak senang, "Bagus sekali. Setelah ini kami akan bicara pada Shin-Chan,"

***

"Otosan, Okasan, kalian belum tidur? Tanya Shinichi sesampainya dirumah larut malam dan melihat kedua orang tuanya masih terjaga di ruang tamu.

"Kami sengaja menunggumu Shin-Chan," kata Yukiko.

"Menungguku?"

"Ada yang ingin kami bicarakan denganmu, Shinichi. Duduklah dulu," pinta Yusaku.

"Baiklah," Shinichi mengambil duduk di sofa di hadapan kedua orang tuanya. Mereka hanya dibatasi sebuah meja tamu kecil.

Yusaku dan Yukiko bertukar pandang penuh arti.

"Apa yang ingin kalian bicarakan?" tanya Shinichi lagi.

"Begini Shin-Chan. Tahun ini kau sudah memasuki usia 27 tahun," Yukiko memulai.

"Aku tidak mau," sergah Shinichi cepat, tahu kemana arah pembicaraan itu.

"Eh? Apa memangnya?" Yukiko melongo.

"Aku belum mau cari pacar maupun istri, kalau itu yang ingin kalian bicarakan,"

"Tapi Shin-Chan. Ran-Chan sudah lama meninggal. Hidupmu harus terus berlanjut," Yukiko mengingatkan.

"Hidupku adalah agensiku," Shinichi keras kepala.

"Tapi mau sampai kapan?" suara Yukiko mulai tak sabar, "Kau bekerja sepanjang waktu tanpa memikirkan diri sendiri. Lihatlah dirimu, begitu kurus. Kami tidak bisa terus-menerus menjagamu, ayahmu sebentar lagi akan memulai proyek filmnya di USA. Kau membutuhkan seseorang untuk memerhatikanmu,"

"Kau tentunya mengerti Okasan. Aku tidak akan bisa tertarik pada wanita manapun,"

"Kau tidak perlu khawatir Shinichi," kali ini Yusaku angkat bicara, "Kami sudah memilih wanita yang walaupun belum kau cintai tapi pasti kau hormati dan kau membutuhkannya,"

Shinichi mengernyit, "Nani? Kalian mau menjodohkan aku? Dengan siapa?"

"Shiho Miyano,"

Shinichi terbelalak kemudian meledak tertawa.

Yusaku dan Yukiko bingung.

"Shiho? Yang benar saja! Tak dapat dibayangkan bagaimana aku bisa menikahinya!"

"Kau menghormatinya kan?" tanya Yusaku.

"Ya sebagai teman,"

"Kau juga membutuhkannya," Yukiko mengingatkan.

"Ya sebagai partner kerja,"

"Ya sudah lalu apalagi? Dia cocok menjadi partner hidupmu," desak Yukiko.

Shinichi bergidik, wanita mata setan mengantuk itu menjadi istrinya? Tidak salah?!

"Dia cantik!" Yukiko tersinggung ketika melihat Shinichi merinding.

"Ya dia cantik tapi..."

"Tapi apa?!" Yukiko berdecak habis sabar.

"Dia juga tidak akan mau menikah denganku! Aneh pasti rasanya!"

"Kau salah Shinichi," sela Yusaku tegas.

"Eh?" Shinchi menatap ayahnya.

"Shiho sudah bersedia menikah denganmu," Yusaku memberitahu.

Shinichi terkesiap, "Nani? Tapi... Bagaimana bisa?"

"Karena dia sudah berjanji pada Ran untuk menjaga dan mendampingimu," Yusaku akhirnya membeberkan segalanya.

"Janji? Pada Ran?"

"Benar. Sebelum meninggal Ran ada berbicara pada Shiho dan memintanya berjanji untuk menjagamu dan mendampingimu seandainya dia tiada. Shiho selama ini sudah memenuhi janjinya. Ia bersedia menjadi partner kerjamu kapan saja meski kau mengganggu jam tidurnya dan kini kami memintanya untuk menikah denganmu dan dia bersedia," jelas Yusaku

"Tapi kenapa Ran melakukan itu?"

"Karena dia memercayai Shiho. Sama seperti kau memercayainya sebagai partnermu. Kami juga memercayainya. Dia sudah kami anggap putri kami sendiri,"

Shinichi menggeleng tidak mengerti, "Shiho... Kenapa Shiho bersedia melakukannya? Ini seperti bukan dirinya,"

"Kalau itu, sebaiknya kau tanyakan sendiri pada Shiho," ujar Yusaku penuh wibawa.

The Great Of Kudo FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang