Chapter 5

1.6K 93 2
                                    


"Mau kuantar pulang Kudo-San?" tanya Sato ketika pertemuan mereka telah selesai.

Shiho melirik jam tangannya, "Harusnya Shinichi menjemputku sebentar lagi. Tapi entahlah dia belum menghubungiku,"

"Biar kutebak," sela Rei Furuya, "Dia pasti sedang berada di TKP lain,"

"Uhm," Shiho mengangguk.

"Kenapa Kudo-Kun tidak ikut meeting hari ini?" tanya Takagi.

"Karena dia sudah mengerti, aku telah menjelaskan perihal virus mutasi itu di rumah. Jadi hari ini dia lebih memilih ke TKP untuk mempercepat waktu... Ugh..." Shiho mendadak menutup mulut dengan kepalan tangannya.

"Kau kenapa Shiho?" tanya Rei.

Shiho berdehem sedikit untuk menghilangkan gejolak tidak menyenangkan yang naik dari lambung ke tenggorokannya, "Aku tidak apa-apa..."

"Tapi wajahmu pucat sekali Kudo-San," Sato menyentuh lengan Shiho.

"Mau kuantar ke dokter?" Rei yang tampak cemas menawarkan.

"Tidak usah, terima kasih. Mungkin hanya kurang tidur saja, karena aku dan Shinichi terlalu serius mendiskusikan kasus ini semalaman,"

"Apa-apaan dia mengeksploitasi istrinya seperti itu..." Gerutu Rei.

"Furuya-San?" Takagi melongo, terkejut dengan ocehan Rei.

"Kudo-San!" pekik Sato ketika Shiho mendadak kehilangan kesadarannya. Untunglah Sato mendekapnya hingga Shiho tidak langsung jatuh tersungkur ke lantai.

"Aku akan membawanya ke rumah sakit," Rei berkata cepat.

"Eh," Miwako Sato mengiyakan.

Namun ketika baru mau meraih lengan Shiho, ada seseorang menepis tangan Rei.

Rei tersentak, ia menoleh dan ternyata pria itu sudah tiba.

"Kudo-Kun..." Sato tampak lega melihatnya.

"Biar aku yang membawanya," ujar Shinichi tajam. Ia meraih lengan Shiho, mengalungkannya ke belakang lehernya dan bangkit seraya menggendongnya.

Rei mengepalkan tangannya, merasa cemburu.

Miwako Sato menyadari hal itu, ternyata ada cinta segitiga di sini.

***

Rumah Sakit...

"Ukh..." terdengar gumaman Shiho.

"Kau sudah sadar Shiho?" tanya Shinichi.

Shiho menyentuh keningnya, ia berusaha bangun untuk duduk namun ada sengatan tajam di kepalanya yang membuatnya meringis lagi.

"Jangan bangun dulu Shiho!" Shinichi memintanya berbaring lagi.

"Apa yang terjadi?" tanya Shiho.

"Kau pingsan ketika aku baru sampai. Dokter sudah mengambil sampel darahmu, jika tidak ada hal serius baru kau boleh pulang,"

Shiho pun merebahkan tubuhnya lagi di ranjang. Shinichi menyelimutinya. Ketika melihat Shiho pingsan, Shinichi takutnya bukan main. Bayangan Ran disaat-saat terakhir hidupnya berputar lagi di matanya. Ran yang pucat pasi meninggal dalam pelukannya. Ia tidak menginginkan hal yang sama terjadi pada Shiho. Tidak disaat hubungan mereka semakin membaik.

"Gomene Shiho..." ucap Shinichi murung.

"Nani?" Shiho menatapnya.

"Aku terlalu memaksamu bekerja keras,"

The Great Of Kudo FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang