Chapter 4

1.6K 103 4
                                    

"Furuya-Kun? Kenapa kau disini?" tanya Inspektur Megure yang datang bersama Takagi, Shinichi dan Shiho.

Malam itu, mereka sedang berada di sebuah rumah besar dan mewah. Telah terjadi kasus kematian di sana. Seorang wanita muda yang merupakan menantu di keluarga itu terjun dari lantai tiga rumahnya. Ia tewas seketika, darahnya muncrat berceceran di aspal. Di duga, ia bunuh diri.

"Eh, sepupu korban adalah teman lamaku," sahut Rei. "Dia menghubungiku lebih dulu karena dia merasa aku mampu datang lebih cepat,"

Mereka akhirnya melakukan investigasi dan menyelidiki kasus itu bersama-sama. Sepanjang proses investigasi, mata Rei Furuya sesekali mencuri-curi pandang pada Shiho. Sudah setahun sejak Shiho menikah dengan Shinichi. Ia mencari-cari apakah ada tanda-tanda ketidakbahagiaan disana. Ia tidak dapat menemukannya. Shiho tidak tampak tertekan. Mereka sangat kompak, gila kerja dan partner hebat tapi tidak terlihat seperti sepasang suami istri yang saling mencintai.

Ternyata kematian itu bukanlah kasus bunuh diri, melainkan korban didorong oleh suaminya sendiri. Tersangka dan korban adalah sepasang suami istri yang baru dua tahun menikah karena dijodohkan. Sang suami tidak pernah mencintai istri yang dijodohkan padanya. Ia memiliki wanita idaman lain. Sang istri tidak bersedia diceraikan karena amanat yang ditujukan kepadanya dari orang tua suaminya. Sang suami yang muak dan bosan akhirnya merencanakan pembunuhan itu dan membuatnya seolah tampak seperti bunuh diri.

"Kau baik-baik saja Shiho?" tanya Rei pelan ketika ada kesempatan karena Shinichi sedang berbicara dengan Inspektur Megure di belakang sana.

"Eh? Aku baik-baik saja," jawab Shiho.

"Dia tidak kasar padamu kan?"

Shiho mengerjap, "Kau tahu dia tidak begitu,"

"Hanya memastikan saja,"

"Ah, kasus pembunuhan ini sepertinya telah memengaruhimu. Tapi Shinichi tidak begitu. Dia memperlakukanku dengan baik,"

"Baguslah kalau begitu. Kalau sampai dia melakukan hal buruk padamu, aku akan membuat perhitungan dengannya. Aku akan melindungimu Shiho,"

"Itu tidak perlu," sela Shinichi yang tiba-tiba muncul.

Rei dan Shiho menoleh padanya.

Shinichi menghampiri Shiho dan merangkulnya, memberi kesan pada Rei bahwa Shiho adalah miliknya.

"Eh?" Shiho bingung dengan sikap Shinichi.

"Shiho adalah istriku jadi aku yang akan melindunginya," ujar Shinichi tajam.

Rei menyipit tak suka.

"Ayo kita pulang Shiho," Shinichi mengajak Shiho pergi seraya menggandeng tangannya.

Wajah Shiho memerah, mereka tak pernah bergandengan baik secara pribadi maupun di depan umum. Tangan Shinichi yang menggenggamnya begitu erat seolah takut dirinya pergi.

"Dia berkata apa padamu?" tanya Shinichi ketika sudah di mobil.

"Hanya menanyakan kabarku saja," jawab Shiho.

"Pasti dia takut aku akan memperlakukanmu seperti tersangka tadi memperlakukan istrinya,"

"Eh, memang dia begitu," Shiho mengaku jujur.

"Takuuu... Memangnya dia kira aku ini apa... Ada-ada saja..."

"Sudahlah tak usah diambil hati,"

"Dia masih suka padamu?"

"Kau kan sudah lama tahu dia memang suka padaku,"

"Kau suka padanya?"

The Great Of Kudo FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang