Chapter 8

1.2K 78 1
                                    

Dua bulan kemudian...

"Holmes meminta Watson membisikkan kata 'Norbury' ditelinganya jika ia merasa sombong atau lupa diri akan sebuah kasus," Shiho menutup buku novelnya dan meletakkannya di lemari kecil samping tempat tidur Ichiro, "Sekarang waktunya tidur Chiro-Chan,"

"Okasan..." panggil Ichiro.

"Uhm?"

"Apa Otosan lembur lagi?"

"Eh," Shiho mengangguk.

"Sudah dua bulan Otosan lembur terus, biasanya tidak pernah berturut-turut sampai seperti sekarang ini," kata Ichiro.

"Mungkin kasusnya sulit,"

"Okasan tidak mengantarkan makan malamnya ke kantor? Biasa Okasan kan akan mengantarkan makan malam Otosan ke kantornya dan menunggunya hingga selesai sementara Hakase yang menjagaku disini,"

Shiho terdiam. Ia sudah menawarkan mengantarkan makan malam Shinichi seperti biasa, namun suaminya menolaknya karena ia belum tentu ada di kantor sebab harus menyelidiki tempat-tempat tertentu. Shiho juga sudah menawarkan diri untuk membantu kasusnya jika memang sulit, tapi Shinichi benar-benar tidak ada mengajaknya membahas perihal investigasinya kali ini. Mungkin sangat rahasia yang berhubungan dengan internal kepolisian.

"Mungkin Otosan ingin agar Okasan bisa menemanimu lebih lama Chiro-Chan," ujar Shiho pada putranya.

"Begitukah?"

"Uhm. Sekarang tidur ya," Shiho membetulkan letak selimut Chiro-Chan, kemudian mencium keningnya sebelum mematikan lampu dan keluar dari kamar.

Di luar kamar Shiho termenung. Apa yang kau tutupi dariku Shinichi? Ini tidak biasanya...

***

"Chiro-Chan!" Yukiko memeluk cucunya ketika ia baru sampai di rumah.

"Oba-Chan!" Ichiro balas memeluk nenek cantiknya.

"Duh kau sudah besar!" Yukiko mengelus-eluskan pipinya ke pipi Chiro.

"Dan semakin mirip Shinichi," sambung Yusaku.

Ichiro hanya tergelak menggemaskan.

"Arigato Otosan, Okasan, kalian sudah mau datang," kata Shiho.

Yukiko berdiri menghadap menantunya, "Tentu saja Shiho-Chan. Kami tidak mau melewatkan memberi kejutan untuk Shin-Chan di ulang tahunnya yang ke-35,"

"Ngomong-ngomong mana Shinichi?" tanya Yusaku.

"Ah dia masih di kantor, belakangan ini dia pulang malam terus, sepertinya ada kasus sulit," jawab Shiho.

"Kasus sulit apa?" tanya Yukiko penasaran.

Shiho mengangkat bahu, "Entahlah. Dia tidak membahasnya denganku,"

"Eh?" Yukiko mengerjap, "Tidak biasanya. Dia kan selalu mendiskusikan kasus sulit denganmu,"

"Mungkin sangat rahasia, sehingga ia tidak bisa mendiskusikannya denganku. Aku juga tidak ingin bertanya lebih jauh, biarkan saja,"

"Okasan, sudah waktunya aku mandi soreee... Bantu aku menggosok punggung..." Ichiro mengingatkan dengan nada manja.

"Hai... Hai... Aku keatas dulu Otosan Okasan..." Shiho undur diri seraya menggandeng Ichiro naik ke lantai atas untuk membantunya mandi.

"Yusaku..." Yukiko memandang suaminya yang tengah berpikir, "Apa kau juga merasa hal ini aneh? Sikap Shin-Chan..."

"Aku sudah merasakan keanehan sejak Shiho menghubungi kita," ujar Yusaku, "Shiho tidak pernah berusaha menyenangkan Shinichi melalui sebuah kejutan pesta ulang tahun, apalagi sampai repot-repot memanggil kita. Itu bukan gayanya,"

"Eh, aku juga menyadari itu. Mereka tipe suami-istri yang seperti partner bukan romantis. Karena itu ganjil rasanya jika Shin-Chan tidak mendiskusikan kasusnya pada Shiho-Chan padahal selama ini ia justru bergantung pada Shiho-Chan. Kasus apa yang membuatnya sampai begitu?"

"Sejauh pengalamanku selama ini, Shinichi hanya menyembunyikan perihal kasus dari Shiho jika menyangkut Black Organization, karena tidak mau membuatnya tertekan,"

"Tidak mungkin. Organisasi itu kan sudah lama hancur. Seluruh anggotanya ada yang tewas dan ada yang sudah tertangkap,"

Yusaku menghela napas, "Semoga saja kecurigaanku salah,"

"Kau curiga apa?"

"Shinichi punya wanita idaman lain,"

***

Shiho mengendarai sedan sport merahnya seraya merenung. Ia baru saja pulang berbelanja, namun ia tidak langsung pulang ke rumah. Ia membelokkan kemudinya menuju kantor Shinichi. Ia sudah lama mengenal Shinichi jauh sebelum mereka menikah, ia telah merasakan ada sesuatu yang tidak biasa.

Shiho sebenarnya tidak suka menguntit suaminya seperti ini, karena ia selalu percaya pada suaminya. Shinichi bukan tipe pria hidung belang seperti Kogoro Mouri, jadi seberapa banyakpun fans wanita yang tergila-gila padanya, Shiho tidak pernah khawatir. Bahkan di tahun pertama pernikahan mereka dimana mereka belum intim, Shiho tidak pernah berpikir Shinichi akan selingkuh apalagi disaat mereka sudah dekat seperti sekarang ini. Kalau ada kerumunan wanita yang ingin dekat-dekat dengannya, Shinichi akan menggandeng Shiho memberikan sinyal pada kerumunan itu, ia telah memiliki istri.

Jika ada satu hal yang biasanya disembunyikan Shinichi darinya adalah kasus konfrontasinya dengan Black Organization. Namun organisasi itu telah punah, Shiho tidak tahu kasus manalagi yang dapat membuat suaminya menyembunyikan segala sesuatunya darinya. Kalau bukan karena BO, berarti ada hal lain. Selain karena lembur, Shiho sendiri sudah merasakan keanehan sikap Shinichi dua bulan belakangan ini yang suka salah tingkah. Perihal wanita idaman lain adalah hal terakhir yang ada di kepala Shiho. Bila ada wanita yang mampu membuat Shinichi berpaling maka hanya Ran Mouri. Tapi Ran Mouri sudah meninggal, kecuali ia bangkit dari kuburnya. Shiho sudah kehabisan akal, akhirnya memutuskan untuk mencari tahu sendiri.

Shiho memarkir mobilnya pada deretan ketiga di belakang dua mobil lain. Ia sadar Shinichi detektif yang sangat peka, bisa tahu kalau sedang dibuntuti. Ia harus berhati-hati. Dari tempatnya parkir, ia masih bisa melihat mobil sport putih Shinichi di depan kantornya.

Tak lama kemudian Shiho tak dapat memercayai matanya sendiri.

Ran-San?

Shinichi keluar dari kantornya bersama seorang wanita mirip Ran Mouri. Shinichi membukakan pintu mobil untuknya sebelum masuk ke kursi kemudi. Mereka sepertinya akan pergi ke suatu tempat.

Shiho keluar dari barisan parkir untuk mengikutinya. Ia tetap menjaga jarak tanpa kehilangan jejak. Tak lama kemudian ia melihat Shinichi memarkir mobilnya di sebuah restoran mahal. Shiho memarkir di depan agak jauh. Ia menoleh ke belakang dan melihat suaminya bersama wanita itu masuk ke restoran.

"Apa yang harus kulakukan sekarang?" gumam Shiho seorang diri.

Apa Shiho harus masuk ke dalam memergoki mereka? Melabrak suaminya dan wanita itu? Tidak, ia bukan wanita membabi buta seperti itu. Shiho menjalankan mobilnya lagi dengan kepalanya dipenuhi banyak pikiran.

Wanita itu bukan Ran Mouri. Mirip ya, tapi bukan Ran. Sewaktu Ran meninggal, Shiho sendiri yang mendandani Ran sebelum ia masuk ke peti dan dibakar. Ia juga membantu Shinichi dan Kogoro mengumpulkan abunya sebelum dikubur. Tak mungkin Ran masih hidup. Wanita itu adalah orang lain yang mirip Ran.

Tapi kenapa Shinichi tidak mengerti? Kenapa ia bersama wanita itu padahal wanita itu bukan Ran? Apakah ia masih begitu mencintainya? Kalau begitu apa arti Shiho dalam hidupnya selama ini? Tujuh tahun mereka berumah tangga dan telah dikaruniai seorang putra. Apakah semua itu tidak berarti bagi Shinichi? Shiho mencengkram kemudinya, hatinya terasa sakit, airmatanya mengalir. Ia tidak pernah menuntut Shinichi mengucapkan cinta. Rumah tangga harmonis yang telah mereka bina selama ini sudah lebih dari cukup bagi Shiho. Apakah Shinichi sungguh tega menghancurkan semua yang telah mereka bangun hanya untuk seorang wanita mirip Ran?

Dalam kekalutan itu Shiho tidak memerhatikan jalannya. Tanpa sadar ia melewati lampu merah dan bertepatan dengan itu sebuah kendaraan dari arah lain menyebrang.

Shiho hanya mengharapkan kematian sebelum kegelapan menutup pandangannya.

The Great Of Kudo FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang