Beberapa menit kemudian Santhi pun memasuki kelasnya dan ingin memperkenalkan diri. Akan tetapi ia sangat ragu dan pada akhirnya ia pun tidak jadi, hatinya sungguh ragu karena dosen pun sepertinya tidak menyuruhnya. Santhi yang kini duduk di kursi tengah bersebelahan dengan dua cewek yang nampaknya baik. Seketika dosen pun datang memasuki kelas untuk memberikan materi serta pembelajaran mengenai Psikologi, sempat bu dosen bertanya kepadanya.
"Kamu siapa? ibu tidak pernah melihatmu di kampus."
Santhi pun sontak berdiri dan menjawab, "Iya maaf. Saya Santhiana Putri transferan dari Bandung."
"Waw transferan, emang bank apa transferan." Sahut Sapta, sambil mentertawakannya dan hampir semua orang yang ada di kelas mentertawainya.
Santhi yang melihat itu semua tiba-tiba raut wajahnya berubah dengan menoleh ke kanan dan kiri sembari merasa risih. Ia pun bergumam, "Apa yang lucu, coba ?!" seraya mengernyitkan kedua alisnya.
"Udah-udah semuanya diam. Mari kita lanjutkan materi yang kemarin."
Beberapa menit kemudian pelajaran pun telah selesai. Semua orang yang ada di Fakultas Psikologi keluar dengan sangat disiplin.
"Hai, gue Cleo lo Santhi kan?" tanya Cleo, sambil mengulurkan tangannya lalu berjabat tangan dengan Santhi yakni mahasiswi baru.
"Iya." Jawab Santhi, sembari tersenyum balik lalu berjabat tangan.
"Lo mau ke kantin?" tanya Kinan.
"Iya, betewe nama lo siapa?"
"Kenalin gue Kinan, orang yang paling cantik di kampus ini." Ujar Kinan, sambil mengibaskan rambutnya ke belakang.
"Tunggu-tunggu lo bilang, lo yang paling cantik. Lihat gengnya Angel, Angel itu udah cantik, followersnya banyak dan banyak yang cowok naksir sama gengnya Angel."
"Gengnya Angel!?"
"Iya, lo harus tau geng itu namanya geng Queensland. Geng itu terdiri dari Angel, Indy, Aurel dan ketua gengnya Angel," ucap Kinan.
"Ooh..," ucap Disa, menjawabnya dengan santai.
Mereka pun duduk di kursi kantin seraya menikmati segelas Milkshake. Ketika Santhi menikmati segarnya es yang ia minum, satu tegukan saja sangat lega di tenggorokannya. Tak sengaja matanya pun menoleh ke arah pria yang tadi sempat di bantunya, menanyakan kelasnya di mana. Santhi memandang cowok itu padahal temannya sedang berbincang bincang membahas soal geng Queensland. Sampai suatu ketika pria itu melihat dan menatapi Santhi juga, matanya yang sendu membuat Santhi menatapnya lebih dalam.
"San, Santhi," kata Cleo, sambil menepuk tangan Santhi.
"Eh iya, ada apa Cle ?" tanyanya langsung mengerjapkan matanya, menghilangkan pandangannya yang tadi ke arah pria itu.
"Lo kenapa?" tanya Cleo.
"Gue nggak kenapa-kenapa kok," jawab Disa.
"Atau lo jangan-jangan dari tadi ngelihatin cowok itu," tanya Kinan seraya menunjukkan pria itu menggunakan tangan telunjuknya.
"Nggak kok. Gue tadi Cuma mikir aja kenapa gengnya Angel itu dinamain geng Queensland?"
"Oh, gue sih nggak tau ya. Tapi gue denger-denger gengnya itu kenapa dinamain geng Queensland ya karena mereka pada keren dan cantik sih," kata Kinan.
"Eh San, betewe lo mau nggak kenalan sama Sapta?" tanya Kinan.
"Sapta ?!"
"Iya, Sapta. Sapta Arta Kusuma cowok yang paling keren dan terkenal di kampus ini dan cowok idaman para kaum wanita, termasuk gue," jawab Kinan seraya tersenyum menyeringai.