•Flowers of Underworld•
"Setiap kali si iblis melangkah, musuh selalu saja tergoda untuk menyerang namun mereka tak menyadari bahwa sehebat apapun kemampuan mereka, si Iblis berdarah dingin tak kan menyerah."
|__________________________________|
Kuda iblis yang ditunggangi oleh Xaberus dan ksatrianya berlari secepat mungkin agar dapat sampai lebih cepat di pintu masuk Ishergh, sayangnya perjalanan menuju tempat yang dikhususkan oleh para anggota darah keagungan itu mengharuskan untuk melewati hutan gelap.
Beberapa saat sebelumnya, ksatria yang dibawa oleh Xaberus untuk menemaninya diserang oleh para serigala bayang yang menggunakan teknik kejut.
Beruntungnya para ksatria karena serigala yang menyerang salah sasaran. Mereka menyerang kuda-kuda iblis dengan cara menyakar, tak mengetahui bahwa kuda iblis memiliki sisik di kulitnya dan menjadikannya sulit untuk dijatuhkan jika hanya memanfaatkan cakar tajam.
Meskipun begitu, masih terdapat beberapa kuda iblis yang terluka karena cakar serigala yang terlalu lama menancap dan pada akhirnya menembus sisik.
"Para ksatria, adakah diantara kalian yang terluka?" Teriak Xaberus masih memimpin perjalanan.
Para ksatria lalu menjawab dengan suara mantap, "Siap tidak!" Xaberus kemudian kembali memusatkan pikirannya terhadap ancaman yang akan mendatang.
Xaberus memeriksa hutan yang mereka lewati dengan sangat waspada, berusaha mencari tahu kira-kira daerah yang baru saja ia lewati merupakan wilayah milik monster macam apa.
Kondisi di dalam hutan tersebut sangatlah hening dan hanya dipenuhi oleh suara derap langkah kaki kuda iblis. Di sana juga tak terlihat pergerakan apapun, bahkan tak terlihat satupun dahan yang terjatuh akibat pergerakan monster.
Keadaan yang sangat hening dan seolah berada di dalam samudra luas itu terasa menyesakkan bagi Xaberus. Pria itu membenci keheningan di tengah-tengah mara bahaya semacam ini.
Layaknya Xaberus, para ksatria yang mendampingi juga merasakan hawa yang sangat aneh, sunyi, dan suram. Seolah seluruh bunyi di sekitar terasa seperti sedang dimakan oleh kekuatan hitam dan menimbulkan kesunyian yang sesak.
Xaberus melirik sebuah jejak yang tersisa di dahan sebuah pohon, nampak bekas cakaran seekor makhluk buas tercetak di pohon tersebut.
Menilai dari jarak antar cakaran satu dengan yang lainnya, Xaberus dapat menebak bahwa itu merupakan bekas milik seekor naga dewasa. Lalu menilai dari keadaan di sekitar yang terasa sunyi, kemungkinan terbesar naga tersebut berjenis naga pemakan suara. Dan terakhir, melihat bagaimana terdapat darah yang menetes dari atas pepohonan membuat Xaberus yakin bahwa naga tersebut berada di sekitarnya, hanya saja tengah bersembunyi.
"Para ksatria, bisakah kalian mendengar suara saya?" Teriak Xaberus, ia juga memastikan untuk melakukannya dengan suara lantang.
Akan tetapi jawaban yang diberikan oleh para ksatria terdengar begitu terdengar seperti 'tenggelam'. Xaberus mendengar suara ksatria yang berseru, "Ya, Yang Mulia!" dengan suara yang menggema.
Begitupula bagi para ksatria yang mendengarkan teriakan Xaberus, mereka merasa suara sang raja menggema dan kian lama meredup.
Xaberus menyengir dan menampakkan ekspresi yang mengatakan bahwa ia sangat bersemangat. Ia kembali mengeluarkan pedangnya dari dalam penutup dan ia naikkan ke atas udara.
Dengan mata penuh kewaspadaan, Xaberus memerhatikan sekelilingnya, berusaha mencari tahu dimanakah pergerakan si naga pemakan bunyi.
Meskipun suara derap langkah kuda iblis tak lagi terdengar dan bahkan suara ranting yang terbelah menjadi mustahil untuk diketahui, setidaknya Xaberus masih dapat memerhatikan apabila terdapat pergerakan tiba-tiba, entah itu dari belakang semak-semak ataupun dari atas pohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Of Underworld
FantasyJuvelint Asmodiel Razaviel, anak dari Xaberus Asmodiel de Razaviel, sang penguasa kerajaan Batieroz Sovian berusaha untuk bertahan di antara kerasnya kehidupan sebagai salah satu Anak Agung Razaviel. Kehidupan yang terlalu keras dan penuh tekanan m...