3) The Fall of Flower

6 4 3
                                    

Flower of Underworld•

~The Fall of Flower~

"Jika kelopak terakhir sang Agung terjatuh, maka ia akan mengering layaknya bunga di gurun tandus"

|____________________________|

Ismene Arzuella terbaring lemah di atas kasur yang ia gunakan untuk melahirkan kedua putra dan putri kembarnya, Josephine Azzmodiel Razaviel dan Juvelint Azzmodiel Razaviel.

Kedua bayi mungil tersebut masih bersandar di atas dada sang ibu dengan nyaman dan hangat. Kedua bayi tersebut tentu saja belum memahami apa yang akan terjadi selanjutnya, satu hal yang mereka ketahui adalah mereka sedang bersandar pada seseorang yang paling menyayangi mereka dan rela melakukan apapun demi kebaikan mereka berdua.

Napas sang ibu semakin melemah, segala yang ia pandang menjadi kabur dan buram, hanya beberapa titik pada wajah kedua anaknya yang dapat ia lihat dengan jelas. Dan kini, Ismene dapat merasakan rasa sakit yang luar biasa menjalar pada tulang punggungnya.

Ismene mengingat jelas sensasi menyakitkan tersebut. Rasa sakit yang seolah seluruh tulangmu menjadi satu (menyatu tanpa sela) lalu dipatahkan pada waktu yang sama dan dengan cepat.

Saat seluruh tulangnya terasa seperti diretakkan pada waktu yang sama, Ismene sudah kehabisan tenaga untuk berteriak, yang dapat ia lakukan hanyalah menghela napas. Helaan napas yang terdengar biasa namun menyimpan jutaan kesakitan di dalamnya. Kesakitan yang dahulu Ismene harapkan agar dapat melenyapkan tubuhnya, namun kini segalanya berbeda.

Dahulu Isemene memohon kepada para dewa agar tubuhnya dapat lenyap, tidak hanya nyawanya saja melainkan tubuhnya pula. Dahulu Ismene tidak ingin menyakiti siapapun dan berharap hilang bagai debu, ia pun berharap agar masyarakat tak lagi mengingat siapakah dirinya.

Tetapi kini Ismene tak lagi menginginkan hal tersebut, yang ia inginkan hanyalah beberapa waktu saja. Tidak perlu terlalu lama, setidaknya waktu yang cukup agar ia dapat menyaksikan kedua keturunannya tumbuh dengan segala kecukupan. Tidak perlu sampai Phierre dan Psyche sama-sama dewasa, hanya sampai waktu dimana kedua bocah tersebut tak lagi dalam umur yang memerlukan dampingan.

Itulah keinginan terdalam Isemene saat ini. Ibu tersebut tak sanggup berteriak ataupun berlari seperti yang pernah ia lakukan. Tubuhnya ini kesakitan dan terlalu lemah, ia tak sanggup menggerakkan kakinya. Pada saat yang sama, seorang penyihir kerajaan telah menyadari kondisi yang tengah dialami oleh Ismene dan bergegas menghubungi sang raja menggunakan batu peringatan.

Si penyihir lalu dapat melihat tipis dengan kedua indera pengelihatan, nampak dua buah bayangan berwarna hitam dan merah berdiri dengan gagah dibelakang sang ibu yang baru saja melahirkan. Anehnya si penyihir tak dapat berkutik sedikitpun begitu ia mendekati bayangan yang berwarna merah, tubuhnya hanya dapat berdiam di tempat. Tak bergerak se-inci pun.

Si penyihir, satu-satunya orang di ruangan tersebut yang dapat melihat kehadiran kedua bayangan tersebut menatap lurus ke atas dengan ngeri. Tanpa ia sadari, seluruh pengelihatan si penyihir segera berubah menjadi hitam pekat, seolah terjebak di dalam sebuah ruang tanpa sedikitpun kehidupan. Selang beberapa saat kemudian ia terbangun berada di tempat lain.

Sebuah tempat yang tandus dan tak ada tanda-tanda kehidupan sedikitpun seperti aktivitas hewan kecil ataupun tumbuhan. Si penyihir mendapati dirinya berdiri di atas tanah yang kering, bahkan sangat kering sehingga nampak dan bertekstur seperti pasir di gurun. Lantas, si penyihir berjalan mengelilingi tempatnya berada dengan sedikit ketakutan hingga tak sengaja terperosok masuk ke dalam sebuah lubang.

Flower Of UnderworldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang