🕊 Kahfi-4 🕊

5 3 0
                                    


••
•••

🕊

Kantin SMA Wijaya tampak sangat ramai di jam istirahat kedua ini. Kahfi dan kedua temannya terlihat sedang menikmati bakso di sten warung Mak Encum. Mak Encum, yuhuu!

Tampak Mak Encum yang tengah berjalan menghampiri meja Kahfi.

"Den Kahfi, hari ini jangan ngutang dulu, ya. Mak teh belum balik modal." Ujar Mak Encum mewanti-wanti agar pelanggannya yang satu ini tidak menghutang lagi. Kapan balik modalnya atuh euy!

Kahfk mendongak menatap Mak Encum dengan mulut penuh bakso, "Swiap Mwak, twenang aja. Nwanti Kwahfi bwayar, kok" Ucapnya sembari mengangkat jempol.

"Telen dulu makanannya, anjir!" Titah Kenzo.

Kahfi menelan makanannya, "Ah, mantap!"

"Bener ini teh, den?" Tanya Mak Encum memastikan.

"Iya, Mak. Tenang aja, nanti Kahfi bayar cash!" Balas Kahfi.

Mak Encum mengangguk kemudian pamit untuk kembali kedalam warungnya.

"Nanti malem jangan lupa dateng lo berdua. Gue mau beraksi lagi lawan si Miko" Kahfi menatap kedua temannya.

Farel mengangguk, "Siap, bos! nanti gue dateng. Buat jaga-jaga, bawa alatnya, gak?" Farel menaik-turunkan alisnya.

"Bawa lah! Gak seru kalo gak bawa alatnya. Yoi gak?" Sahut Kenzo sambil tertawa.

Kahfi terkekeh pelan, "Yoi!".

Kemudian mereka bertiga tertawa tidak jelas. Kahfi meredakan tawanya kemudian bangkit berdiri.


"Mau kemana, Kaf?" Tanya Kenzo.

"Bayar dulu makanan." Kahfi berjalan menghampiri Mak Encum.

"Mak, Kahfi mau bayar nih!"

"Alhamdulillah! Sok atuh den, sini!" Mak Encum nampak senang dengan mata berbinar. Asik, balik modal!

"Berapa semuanya, Mak?" Kahfi mengeluarkan dompet dari saku celananya.

"Semuanya teh jadi empat ratus lima puluh ribu, den" Jawab Mak Encum.

Kahfi melebarkan bola matanya, "Buset! Kok banyak banget, Mak?" Ia heran sendiri mengapa hutangnya sebanyak itu.

"Iya atuh, den. Kan itu hutangnya deh Kahfi dari beberapa bulan yang lalu sampe yang sekarang." Jelas Mak Encum. Kang ngutang lo, setan!

Kahfi menganggukan kepalanya mengerti. Sudah tidak aneh lagi, kerjaannya bila ke kantin memang menghutang. Kahfi mengeluarkan lima lembar uang berwarna merah dari dompetnya.

"Nih, Mak. Sekalian bayar makanan dua temen Kahfi. Kembaliannya buat Mak aja" Kahfi menyerahkan uang tersebut.

Mak Encum menerima uangnya dengan senang hati, "Makasih atuh den."

KAHFITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang