🕊 Kahfi-3 🕊

7 3 0
                                    






••
•••

🕊

Kring!

Suara alarm terdengar nyaring disebuah kamar bernuansa biru langit. Sang pemilik kamar menggeliat merasa tidurnya terganggu. Dengan masih keadaan mengantuk, ia bangun terduduk. Mengucek matanya sebentar untuk menyesuaikan cahaya yang masuk. Melirik jam weker diatas nakas yang menunjukkan tepat pukul 5 pagi. Sosok tersebut lantas bangkit melangkah menuju kamar mandi untuk bersiap-siap.

Tiga puluh menit berlalu, kini sosok tersebut telah siap dengan pakaian lengkapnya. Penasaran siapa dia?

Dia, Almeera Kanara Dibrata. Panggil saja Nara. Sosok perempuan cantik bernetra coklat terang yang menjabat sebagai salah satu bendahara di SMA Wijaya. Gadis dengan rambut sepunggungnya yang digerai serta dandanan naturalnya itu telah siap dengan seragam lengkapnya.

Nara berdecak kesal setelah mengingat sesuatu. Hari ini adalah jadwalnya untuk menagih uang kas dikelas. Bukan apa-apa, hanya saja teman-teman sekelasnya itu sangat susah bila disuruh membayar uang kas. Terutama setan dikelasnya, Alkahfi Galan Pramajaya!

Nara menyambar tas lalu disampirkan dibahunya. Melangkahkan kakinya keluar kamar.

🕊🕊

"Kaf! Bangun! Nanti kamu telat sekolahnya!" Farah mengguncang-guncangkan tubuh Kahfi agar bangun.

Saat ini ia tengah berjuang membangunkan anak setannya yang tertidur seperti orang mati.

"Kahfi! Cepet bangun!"

"Eungh" Kahfi menggeliat merasa tidurnya terusik. Bukannya bangun, ia malah semakin merapatkan selimut yang membungkus tubuhnya.

Melihat hal itu Farah mendengus, "Anak setan! Disuruh bangun susah amat!" Gerutunya.

Farah menghembuskan nafas perlahan, "Ini anak setan emang harus dikasarin!"

Menghembuskan nafasnya sekali lagi, "WOI ANAK SETAN BANGUN! KAHFI BANGUN! INI UDAH JAM TUJUH LEBIH, NANTI KAMU TELAT! BANGUN GAK? BANGUNLAH MASA NGGAK!!" Farah berteriak dengan begitu cetar membahana tepat ditelinga Kahfi. Membuat sang empu terlonjak kaget.

"Astaghfirullah! Suara sangkakala dari mana itu?! Malem-malem juga!"

Pletak!

Farah menjitak kepala Kahfi dengan keras, "Heh! Malem matamu! Ini udah pagi!"

Kahfi mengerjapkan matanya, "Lho, udah pagi toh" Gumamnya pelan.

Farah mendengus, "Udah sana siap-siap kamu! Udah jam tujuh lebih tuh!"

Kahfi kembali terlonjak kaget, "Apa bunda ratu? Udah jam tujuh lebih?!" Pekiknya dengan mata melotot.

Farah mengangguk santai, sedangkan Kahfi justru sebaliknya. Tidak ada yang disantaikan.

"GUE TELAT!!"

"Astaghfirullah!"

Kahfi bangkit dengan panik. Gawat! Dia telat! Mampus! Mana hari senin lagi. Dengan rusuh Kahfi meraih handuk yang tergantung bebas di dinding lalu berlari menuju kamar mandi. Belum sempat tangannya meraih gagang pintu, kakinya tiba-tiba tersandung dan--

KAHFITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang