🕊 Kahfi-5 🕊

6 3 0
                                    


••
•••

🕊

Suasana kelas 11-IPS 3 nampak sangat ricuh layaknya kandang ayam. Saat ini kelas Nara tengah jamkos, dan kesempatan itu digunakan dengan sebaik mungkin oleh para penghuninya. Berbagai macam kegiatan dilakukan oleh mereka. Ada yang sedang melakukan konser dadakan, para cewek-cewek yang hobi ghibah kini tengah duduk melingkar ditengah-tengah kelas. Lalu Kahfi dan murid laki-laki lainnya terlihat sedang mabar dipojokan kelas. Terakhir Nara dan Siska, sang bendahara dengan wakilnya itu kini tengah sibuk berkoar-koar sambil menagih uang kas.

"Andra! Bayar uang kas! Lo udah nunggak selama tiga minggu."

"Alissa! Lo nunggak dua minggu!"

"Sasha, nunggak satu minggu!"

"Gilang! Lo juga udah nunggak selama lima minggu!"

Nara berdecak membaca rentetan nama-nama murid yang belum membayar bahkan sampai menunggak. Hampir semua murid belum ada yang membayar uang kas.

"Lo semua cepetan bayar uang kas!"

"Fasilitas dikelas kita udah banyak yang rusak, sedangkan kalian aja bayar uang kas susah banget! Dikira buat beli semuanya itu pake daun! Gue gak mau tau! Pokoknya kalian semua harus bayar uang kas sekarang juga!" Nara mengoceh tanpa henti dengan hidung kembang-kempis.

Semua murid tak ada yang menghiraukan Nara yang terus mengoceh. Mereka seolah tak peduli dan sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Nara menghembuskan nafasnya kasar, "Lo semua dengerin gue gak, sih?!"

"Andra! Lo itu ketua kelas. Kasih contoh yang baik dong buat anak-anak yang lain! Lo gak ngehargain gue yang sedari tadi ngoceh disini hah?!"

"Yaelah, Nar, nanti juga gue sama yang lain bayar uang kas." Ujar Andra santai.

"Iya, Nar. Santai aja kali, nanti juga kita bayar" Timpal Zaki.

"Nanti kapan maksud lo?! Kalian semua bahkan ada yang nunggak sampe berminggu-minggu dan sampe sekarang pun masih belum bayar! Kalian mau nunggu sampe Bu Ratih turun tangan terus ngomelin kita semua hah?!"

"Ya tapi--"

BRAK!

Nara menggebrak meja dengan sekuat tenaga. Gebrakannya mampu membungkam mulut Andra yang hendak bicara, juga menghentikan semua kegiatan para murid.

"Asal kalian tau ya! Setiap gue setorin uang ke Bu Ratih itu selalu kurang. Setiap itu gue sama Siska selalu dimarahin sama Bu Ratih karena kurangnya jumlah uang kas. Mungkin Bu Ratih ngira kalo gue sama Siska gak becus buat ngurusin uang kas. Padahal nyatanya, setiap gue nagih gue selalu berusaha supaya kalian mau bayar uang kas dengan tepat waktu."

Nara menjeda ucapannya sejenak. Matanya menatap teman-teman sekelasnya.

"Gue usaha sampe teriak-teriak kayak orang gila yang bahkan teriakan gue pun gak pernah kalian anggap. Seenggaknya tolong hargain usaha gue disini. Gue nagih-nagih uang kas buat kebutuhan kita semua dikelas. Bukan buat gue jajanin keperluan pribadi gue! Kalo boleh jujur, gue capek. Tapi gue juga gak bisa abai sama semua ini. Karena gue sadar, ini udah jadi tugas dan tanggung jawab gue. "

KAHFITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang