Keesokan harinya, saat cahaya mentari mulai menembus tirai dan menyapa Alvin yang masih mendengkur di atas ranjang. pria itu mendalamkan pejamannya, ia bahkan menarik kembali selimut yang berada tepat di bawah kakinya lalu berkata, "Luna, naikan suhu ruangannya!" ujarnya memerintah sang istri.
Namun, Luna justru mengabaikan perintah Alvin. Atau bisa di katakan, Luna sama sekali tak mendengar permintaan suaminya tersebut. Karena Luna sendiri sedang berada di lantai dasar, membantu Bibi Chan untuk menyiapkan sarapan.
"Lu..." Alvin membuka lebar matanya, ia langsung beranjak duduk saat Alvin mengingat hal terakhir yang ia lakukan semalam, saat ia sedang mabuk di lantai dasar. Glek... Alvin menelan salivanya dengan bersusah payah, ia pun mulai menyadari jika kondisi kamar begitu berantakan. selimut, dan pakaian yang semalam Alvin kenakan terlihat tergeletak di lantai. "Apa... Apa semalam aku?" Alvin mengintip sesuatu di bawah selimut yang sedang menutupi tubuh telanjangnya, "Sial!" Pria itu berdecak kasar, Alvin bahkan melihat noda darah di sebelah tubuhnya. Yang berartikan, Alvin dan Luna memang telah melakukannya semalam. Lalu darah itu adalah bukti, jika Luna memang masih benar-benar seorang gadis perawan.
"Selamat pagi..."
Spontan Alvin tersentak, dan langsung terbaring menyembunyikan dirinya di bawah selimut saat Luna tiba-tiba saja datang membuatnya terkejut.
"Alvin, kau sudah bangun? Aku membawakan sarapan untukmu! Kau pasti lelah." Ujar Luna santai, seolah tak terjadi apapun semalam.
"Dia benar-benar tidak waras, ia bersikap sangat natural." batin Alvin keheranan.
"Alvin, aku tahu kau sudah bangun." Luna menarik selimut yang menutupi tubuh telanjang Alvin, "cepat di makan, aku sudah bersusah payah menyiapkannya untukmu." Luna dapat melihat wajah Alvin, yang pria itu sembunyikan di bawah bantal saat selimut itu berhasil Luna singkirkan.
Apa yang akan Luna pikirkan? Alvin mengklaim jika Luna akan benar-benar menganggap Alvin adalah seorang pria munafik. Di sisi lain ia selalu menolak Luna dan mengatakan jika ia tak pernah tertarik dengan istrinya. tapi pada akhirnya, Alvin sendiri telah menidurinya. Meskipun saat dalam pengaruh Alkohol.
Perlahan Alvin melirik kearah Luna dan membuka matanya. sungguh, Alvin berhasil di buat gugup. Entah bagaimana semua itu terjadi, Alvin sendiri sama sekali tidak mengingatnya.
"A... Apa yang terjadi?" Tanya Alvin gelagapan.
"Sesuai dugaan mu," Luna menjauh dari Alvin, ia mulai memunguti satu persatu pakaian kotor semalam. "Apa kau ingin tahu bagaimana kau merayuku, meminta maaf dan menjelaskan segalanya padaku. Lalu...."
"Lalu apa?" Mata Alvin membulat penasaran.
"Lalu..." Luna memiringkan senyum, seolah memberikan kode misterius yang sulit Alvin mengerti.
"Huhhh..." Alvin menghela nafas kasar, pria itu langsung mengacak rambutnya penuh sesal. "Maafkan aku," imbuh Alvin merasa bersalah.
"Untuk kencan mu dengan jalang itu, atau karena sudah meniduri ku?"
"Segalanya!"
Luna terdiam sejenak, mencoba mencerna ucapan Alvin. "Segalanya?"
"Aku dan Laura, sama sekali tidak memiliki hubungan apapun! Dan semalam!" Alvin menghentikan ucapannya sejenak, "Aku mabuk, dan sulit untuk mengendalikan diri. jadi maafkan aku."
Oke, Luna percaya jika Alvin dan Laura sama sekali tak memiliki hubungan. Bahkan penjelasan itu sudah Alvin katakan semalam, baik dalam keadaan sadar maupun dalam pengaruh Alkohol. Namun, bukankah ini terlalu lucu, saat seorang suami meniduri istrinya dan dia langsung meminta maaf karena merasa bersalah.
"Kau bercanda? semua itu sudah seharusnya kita lakukan!" Luna terkekeh geli melihat ekspresi polos Alvin yang benar-benar membuatnya jadi terlihat bodoh, "Kita bisa melakukannya lagi jika kau mau." seloroh Luna senada genit menggoda.
"Kau benar-benar sudah gila," Alvin menggelengkan kepalanya seolah tak percaya setelah mendengar pernyataan Luna.
"Aku ini jujur, bukannya gila. Sejak kapan kau berpikir jujur adalah suatu kesamaan dengan gila?" Luna memutar mata seolah jengah sambil melipat tangannya, "setidaknya aku tidak munafik sepertimu, berkata tidak tapi akhirnya..."
"Cukup Luna!" Alvin menutupi sebagian tubuhnya, "seharusnya semalam kau bisa menolak dan kabur."
"Hah?" Luna tak percaya, "Oh astaga, apa sekarang kau menganggap aku sudah mengambil kesempatan dalam kesempitan? Kau menganggap dirimu korban?"
"Aku tidak mengatakannya!"
"Suami macam apa yang menyuruh istrinya kabur, saat mereka akan melakukan aktifitas ranjang? Aku rasa kaulah yang sudah tidak waras!"
"Tapi aku..."
Luna melangkah mendekati Alvin, hingga pria itu semakin merasa gugup dan sedikit takut.
"Kau sukses membuatku kesulitan berjalan, kau luar biasa." celetuk Luna memuji senada meledek.
"Cukup, Luna!" Alvin memekik dengan wajah merona, "jangan di teruskan!"
Seringai misterius Luna kembali tercipta, "kenapa? Apa kau terangs*ang setelah mendengar pujian ku?"
"A... Apa yang kau lakukan?" Alvin semakin merapatkan selimutnya, saat Luna kian mendekat dengan tangan yang hendak mengarah ke wajah Alvin.
Luna sama sekali tak menggubrisnya, ia hanya terus melempar senyum licik sambil sesekali menggigit bibir bawah seolah menggoda.
"Luna kau..."
"Tuan, Nyonya. Ada Nyonya dan Tuan besar datang, sepertinya mereka terlihat dalam keadaan marah." bibir Bibi Chan sedikit terbuka, saat wanita paruh baya itu menyadari jika Alvin sedang tidak mengenakan busana dan dalam posisi yang cukup dekat dengan Luna. "Euhhh, maaf. Bibi tidak melihat apapun, Bibi panik. Bibi takut melihat Nyonya Maria terus menggerutu dan beradu mulut dengan Nyonya Rose."
"Hah?" setelah menjauhkan diri dari Alvin Luna langsung menghampiri Bibi Chan, sambil menutup pintu kamar. "Mama, apa dia disini?"
"Iya, Nyonya. Sepertinya mereka sudah tahu tentang gosip yang menyeret nama Tuan Muda." ujar Bibi Chan menjelaskan.
Luna terlalu bahagia, saat ia berhasil tidur bersama suaminya. Tanpa wanita itu sadari, konsekuensi yang kemarin ia lakukan mampu memicu kesalahpahaman. Terlebih, Apa yang Alvin katakan seperti memang akan menjadi kenyataan. jika dirinya akan di salahkan atas kesalahan yang tidak pernah Alvin lakukan.
CERITA SELENGKAPNYA BISA KALIAN BACA DI APLIKASI KBM DAN VERSI CETAK UNTUK ISI LENGKAP PART YANG TERPOTONG.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Cinta
RomanceCinta sepihak memanglah menyakitkan, itulah yang dirasakan Luna. seorang gadis yang memilih pernikahan untuk mewujudkan kisah cinta yang dirinya impikan. Namun, siapa sangka? ia terlalu menganggap remeh Alvin. target cinta sekaligus lawan dari perma...