"Injun-ah, bisakah kau menemani-ku pergi ke acara gallery?" Tanya Guanlin kepada Renjun yang tengah memeriksa berkasnya.
Renjun berhenti dari kegiatannya ketika mendengar ajakan dari Guanlin. "Gallery? Perasaan tidak ada di jadwal-mu hari ini." Ujar Renjun, memeriksa jadwal Guanlin kembali.
"Aku lupa memberitahu-mu. Jadi, bisakah?" Tanya Guanlin.
"Kau bos-nya. Untuk apa minta persetujuanku." Ujar Renjun yang dibalas kekehan oleh Guanlin.
"I now your plan babe. Tidak usah merendah di depan-ku Nona Huang. Aku tau diri-mu. Kartu as-mu ada padaku." Ujar Guanlin.
Renjun menaikkan kedua alisnya serta mengedihkan bahunya acuh.
"Sampai kapan kau bertindak seperti ini?" Tanya Guanlin penasaran.
"Tentu saja sampai mereka mengusik-ku serta mengusik anakku." Ujar Renjun.
"Lalu bagaimana dengan Jisung. Anak sulung-mu. Aku dengar dia terus mencari-mu." Tanya Guanlin.
"Aku tau. Aku ingin sekali menemuinya. Namun tidak bisa, ada hal lain yang mesti aku urus dulu. Biarkan dia yang menemuiku." Ujar Renjun.
"Baiklah. Jangan lupa panggil aku jika kau butuh bantuan." Peringat Guanlin.
"Tentu saja! Kajja!" Ajak Renjun.
Mereka berdua pergi bersama ke gallery pameran yang baru buka.
---
Sampai di depan gallery, Renjun mengalungkan tangannya kepada Guanlin yang sudah lebih dulu mempersiapkan lengannya.
Melangkahkan kakinya kedalam pameran.
"Ternyata banyak pembisnis yang datang ya." Bisik Renjun yang harus jinjit agar Guanlin bisa dengar.
Sedangkan Guanlin, ia harus merendahkan badannya agar bisa mendengar bisikan Renjun.
"Tentu saja, yang punya gallery juga orang pembisnis kalau kau lupa." Peringat Guanlin.
Mereka terus melihat-lihat isi gallery yang ada. Sampai pada akhirnya, suara teguran seseorang mengalihkan pandangannya.
"Kita ketemua lagi Nona Lee." Ujar Jeno yang baru saja datang.
Renjun dan Guanlin cepat-cepat membalikkan tubuhnya.
"Ah Tuan Lee dan Nona Sijeuni." Panggil Guanlin dengan tatapan remeh.
Renjun tersenyum melihat kearah Jeno dan Sijeuni. "Lama tidak bertemu dengan-mu Sijeuni." Ujar Renjun dengan senyumannya.
"Kalian sepasang kekasih?" Tanya Sijeuni menatap Renjun dan Guanlin secara bergantian.
"Kenapa? Apakah kau berniat merebut-ku dari Renjun?" Sindir Guanlin.
"Alin." Tegur Renjun.
"Yes babe." Tegur balik Guanlin yang entah kenapa membuat Jeno kesal melihatnya.
"Kalian ada waktu? Mau makan bersama kami?" Tawar Sijeuni.
"Boleh." Jawab Guanlin tanpa menunggu persetujuan Renjun.
Akhirnya mereka bergegas keluar dari pameran, menuju restaurant yang tidak jauh dari pameran.
"Eomma!" Teriak seseorang ketika Renjun, Guanlin, Jeno serta Sijeuni ingin masuk kedalam resto.
Renjun dan Sijeuni otomatis menoleh ketika ada yang memanggilnya Eomma. Bahkan bukan hanya mereka berdua, Jeno dan Guanlin juga ikut menoleh.
*grap* tubuh Renjun langsung di terjang pelukan secara tiba-tiba ketika dirinya baru saja membalikkan badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVANGE - NOREN
FanfictionINI CERITA KHUSUS LEE FAMILY! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA DENGAN FAMILY ATAU CERITA INI? DILARANG UNTUK KOMEN NEGATIF BAIK DIKOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA BAGI PARA MEMBER BAIK LEE JENO, HUANG RENJUN MAUPUN PARK JISUNG. SHIPPER INI MENYANG...