9. Do You Trust Me?

633 56 0
                                    

Renjun dan Jisung sampai di salah satu rumah pohon yang Renjun buat khusus untuk Jisung, sewaktu Jisung kecil.

Mereka berdua duduk berhadapan dengan berbagai makanan serta minuman berakohol yang menjadi penghalang mereka.

"Eomma kira baby Ji lupa sama rumah pohon ini." Ujar Renjun, menatap sekeliling rumah pohon.

Jisung mengerucutkan mulutnya kesal ketika sang Eomma berbicara seperti itu. "Bagaimana aku bisa lupa hadiah pemberian Eomma. Bahkan aku lebih sering tidur disini daripada dirumah." Ujar Jisung.

"Oh sekarang udah jarang pulang kerumah! Mentang-mentang Eomma tidak ada disana? Hidup-mu menjadi tidak teratur!" Ujar Renjun, memberikan peringatan untuk Jisung.

"Bagaimana aku bisa tinggal dirumah dan hidup teratur, sedangkan orang yang membuatku betah dirumah dan banyak mengaturku, tidak ada disana." Ujar Jisung, menatap Renjun penuh kerinduan.

"Mian." Sesal Renjun, tak terasa satu bulir menetes di matanya.

Tanpa ragu, Jisung langsung menghapus air mata milik Renjun. "Gwenchana, yang terpenting Eomma sudah ada disini sekarang. Mungkin ini pelajaraan juga buat Jisung untuk tidak hidup dalam kemanjaan dan harus mandiri." Jelas Jisung diiringi senyuman.

"Bagaimana dengan Guanlin Appa? Kapan kalian menikah?" Tanya Jisung yang langsung ditertawai oleh Renjun.

"Menikah? Jangan bercanda kamu! Eomma dan Guanlin hanya sekedar teman, sahabat, sekaligus partner kerja." Jelas Renjun yang langsung dihadiahi tatapan kecewa oleh Jisung.

"Kamu kenapa? Kenapa terlihat kecewa?" Tanya Renjun aneh.

Jisung menggelengkan kepalanya. "Hanya saja. Sayang sekali. Padahal kalian berdua terlihat sangat cocok. Guanlin ahjussi yang terlihat gagah dan sangat tampan. Ketampanannya sebanding dengan Appa-kok Eomma. Kenapa Eomma tidak menikah saja?" Tanya Jisung.

"Atau karena Eomma belum move on dengan Appa dan masih mencintai Appa?" Terka Jisung.

"Kalau masih sayang. Kenapa Eomma tidak kembali dengan Appa?" Usul Jisung yang langsung digelengi kepala oleh dirinya sendiri.

"Jangan! Aku tidak mau Eomma kembali kepada Appa! Appa sangat bajingan dan tidak tegas! Aku sangat membencinya! Bagaimana bisa ia memisahkan aku dengan Eomma?" Kesal Jisung.

"Eoh, tapi bukan karena Appa sih! Itu karena Sijeuni sang benalu!" Sambung Jisung.

"Sijeuni?" Tanya Renjun dengan tatapan bingung.

Jisung menganggukkan kepalanya, menuangkan sebotol soju pada gelas miliknya dan juga milik Renjun. Setelahnya, mereka berdua melakukan cheers bersama.

"Iya. Waktu itu Sijeuni meminta kami untuk bergegas ke Amerika secara bersama. Katanya dirinya mengidam untuk pergi ke Amerika bersama Aku dan Appa." Jelas Jisung.

"Dan bodohnya lagi, Appa malah menyetujuinya." Sambung Jisung.

"Padahal aku sudah meminta mereka untuk menunggu Eomma. Biar Eomma bisa ikut bersama kami. Tapi nyatanya apa? Dirinya malah kekeuh untuk meninggalkan Eomma. Katanya dia mengidam pergi ke Amerika hanya dengan Appa dan Jisung, tanpa Eomma." Lanjut Jisung.

"Jisung tentu saja menolak. Bagaimana bisa Jisung ikut tanpa kehadiran Eomma? Namun Jisung lagi-lagi kalah dengan Appa. Appa memaksa Jisung untuk ikut saat itu juga. Alhasil Appa memanggil bodyguard yang badannya lumayan besar, memaksa Jisung untuk masuk kedalam mobil serta ke pesawat pribadi milik Appa." Tambah Jisung.

"Maka dari itu Jisung sangat membenci Appa dan sangat melarang Eomma untuk kembali dengan Appa." Sambungnya.

Renjun sedaritadi hanya mendengarkan dan menyimak cerita Jisung.

Ternyata benar dugaannya bahwa dalang dibalik ini semua Sijeuni. Renjun sangat yakin bahwa Jeno tidak mungkin melakukan itu.

Tapi tetap saja! Renjun tidak akan lupa semua perbuatan Jeno dan Sijeuni kepada dirinya. Ia akan membalaskan semuanya kepada mereka. Satu-persatu hingga tiada akhir.

"Appa sangat bodoh ya Eomma? Jisung sangat membenci Appa! Kenapa Eomma harus menikah dengan Appa sih?" Tanya Jisung yang sepertinya sudah mabuk.

Sepertinya kadar alkohol Jisung sama dengan dirinya, sangat rendah. Tidak sekuat kadar alkohol Jeno.

"Kalo Eomma tidak menikah dengan Appa. Baby Ji tidak akan lahir, serta baby Logan." Seru Renjun.

Jisung yang tengah ingin meneguk sojunya kembali pun terhenti, ketika mendengar kalimat yang baru saja dilontarkan Renjun.

"Apa kata Eomma?" Tanya Jisung sekali lagi, memastikan bahwa pendengarannya tidak salah.

"Baby Logan. Adik yang dulu Eomma kandung, dia sudah lahir dan mungkin sudah sebesar saudari tiri perempuan-mu." Jelas Renjun yang langsung dibalas decakan tak suka oleh Jisung.

"Loh, Jisung kenapa? Jisung tidak senang baby Logan hadir?" Tanya Renjun yang dibalas anggukkan kepala oleh Jisung.

"Aku tidak suka baby Logan." Seru Jisung dengan mata yang memerah, menahan nangis.

"Loh kenapa?" Tanya Renjun.

"Eomma pasti lebih sayang ke baby Logan kan? Jisung pasti tidak disayang lagi sama Eomma. Eomma pasti--" ucapan Jisung terpotong karena tangan Renjun yang sudah ada didepan mulut Jisung.

"Ssstt. Baby Ji sayang. Kasih sayang Eomma ke baby Ji tidak akan luntur. Tidak ada kasih sayang seorang ibu ke anaknya luntur. Malah makin bertambah." Jelas Renjun, memberikan pengertian kepada Jisung yang setengah mabuk.

"Bagaimana dengan hubungan-mu dan Chenle? Apakah hubungan kalian baik-baik saja, atau malah kandas ditengah jalan?" Tanya Renjun.

Jisung yang tengah mode sedih pun berubah menjadi ceria ketika mendengar nama Chenle.

"Sangat baik Eomma! Kita sekarang sudah menjadi sepasang kekasih!" Ujar Jisung dengan senyuman cerahnya.

"Wuaah. Benarkah? Kalian sudah menikah?" Tanya Renjun.

Jisung mengerucutkan mulutnya, menggelengkan kepalanya sedih. "Belum." Ujar Jisung yang membuat Renjun terkekeh.

"Kenapa? Chenle menolak lagi?" Tanya Renjun.

"Tentu saja tidak! Aku yang belum mengajaknya menikah!" Sergah Jisung, menyangkal dugaan Renjun.

"Kenapa? Bukankah kau sangat ingin menikah dengan dirinya?" Tanya Renjun lagi.

"Tentu saja aku ingin. Namun aku lebih ingin kalau pernikahan-ku didampingi oleh Appa dan Eomma. Bagaimana bisa aku menikah sedangkan Eomma tidak ada disamping-ku." Ujar Jisung yang membuat rasa bersalah Renjun semakin besar.

"Maka dari itu. Aku belum berani mengajak Chenle untuk menikah." Sambung Jisung.

"Tapi Eomma jangan merasa bersalah! Chenle juga sependapat dengan-ku! Ia mau pernikahan kami didampingi oleh Appa dan Eomma. Maka dari itu kami tidak akan membicarakan pernikahan sampai aku mengajak Chenle untuk menikah." Tambah Jisung.

*grap* Renjun langsung memeluk Jisung dengan sangat erat. Diiringi tangisan di dalam dekapan Jisung.

"Gumawo Jisung-ah. Terima kasih karena telah mau menunggu Eomma. Terima kasih karena kau terus berusaha mencari Eomma, dan terima kasih karena kau tidak membenci Eomma!" Ujar Renjun disela tangisannya.

Jisung terkekeh mendengarnya. Ia membalas pelukkan Renjun dan menenangkan Renjun.

---
Setelah berbagi cerita diatas rumah pohon, Renjun dan Jisung pun memutuskan pulang. Dengan Renjun yang sudah memanggil taksi untuk mengantar Jisung pulang dan meninggalkan motornya disini.

"Eomma. Apakah Jisung benar-benar tidak boleh tinggal dengan Eomma?" Pinta Jisung dengan tatapan melas. Ia ingin sekali tinggal bersama Renjun.

"Baby Ji. Baby Ji percaya dengan Eomma-kan?" Tanya Renjun yang dibalas anggukkan  kepala oleh Jisung.

"Kalau gitu. Tunggu Eomma yang menjemput baby Ji." ujar Renjun yang langsung menutup pintu taksi milik Jisung.

RAVANGE - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang