'Appa-mu menanyai kabar-mu.' Satu kata yang terus terputar di otak Logan saat ini.
Logan yang tengah mengendarai motornya malam ini, mendecih kalau mengingat perkataan yang di lontarkan Eomma-nya tadi.
Mencari? Setelah sekian lamanya dirinya menghilang, baru kali ini dia menanyai kabarnya?
Kemana saja ia selama ini? Disaat dirinya selalu memanggil namanya?! Disaat dia butuh sosok super hero untuk menemani dirinya bermain? Disaat dirinya butuh sosok penjaga ketika anak yang lain mengejeknya bahwa ia tidak mempunyai ayah? Dimana dia? Dan dia baru mencari dirinya sekarang?
*zzzzeeppp* motor yang menyelip Logan, membuat Logan oleng sebentar. Untung saja dirinya cekatan dan tidak jatuh mengenai pinggir trotoar.
Logan yang saat ini hatinya sedang tidak bagus pun mengejar si sang pembalap yang mengejar dirinya.
"Ish! Bajingan itu!" Rutuk Logan kesal, menyetir pedal gasnya tanpa menggunakan rem.
Logan terus mengejar kemana motor itu pergi, ia tidak mau kehilangan jejak si pengendara ugal-ugalan itu. Tanpa di sadari bahwa dirinya juga ugal-ugalan sekarang.
*bruk brak.*
*Ckiitt* Logan langsung mengeremkan motornya ketika melihat pengendara yang ia kejar, terjatuh.Tanpa aba-aba, Logan langsung menyentandarkan motornya, dan membantu orang itu untuk menepi.
"Rasakan itu! kenapa kau menyetir ugal-ugalan sih?! Apakah kau memiliki surat izin mengemudi?!" Oceh Logan seraya memapah lelaki itu.
Lelaki yang dibawa Logan meringis, ketika Logan berhasil membawanya menepi.
"Rumah-mu dimana? Biar aku antar pulang." Tanya Logan.
Lelaki itu mengangkat kepalanya, menatap orang yang menolongnya.
Spontan lelaki itu mendorong Logan, dan membuat Logan terkejut.
"Kau gila?! kenapa mendorongku?!" Kaget Logan.
Bukannya menjawab, lelaki itu langsung berdiri, berjalan menuju motornya, menaiki motornya dan meninggalkan Logan sendiri.
Tentu saja Logan di buat terperangah orang itu. Ia ditinggal setelah ia menolong orang itu? Logan speechless, tak menyangka bahwa dirinya diperlakukan seperti itu.
"Wuaahh! Kalau aku bertemu dengan orang itu lagi?! Aku pastikan dia tidak akan selamat!" Maki Logan, langsung bergegas menaiki motornya dan menjalankan motornya dengan keadaan kesal.
---
"Habis darimana saja Lee Jisung? Kau melewatkan makan malam lagi." Ujar seorang wanita ketika ia ingin pergi kr kamar.
"Jisung, Eomma-mu bertanya." Tambah Jeno, disaat dirinya melihat Jisung yang ingin pergi tanpa menjawab.
Jisung yang ingin pergi pun berhenti, ketika orang yang bukan Eomma-nya, dipanggil Eomma.
"Eomma? Kau sudah menemukan Eomma-ku?" Tanya Jisung yang sedang ber-akting saat ini, tatapan yang penuh harap.
"Lee Jeuni, dia Eomma-mu baby Ji." Ujar Jeno yang mendapat decihan tak suka dari Jisung.
"Apakah kau amnesia? Tidak ada nama Lee Jeuni di keluarga kita. Aku, kau dan Eomma-ku, Lee Renjun yang mungkin saat ini sudah berubah marga menjadi Huang Renjun, atau bahkan marga orang lain." Ujar Jisung dengan tatapan datarnya, tapi tidak dengan Jeno yang terkejut bukan kepalang, namun ia tetap mengkondisikan wajahnya.
"Apa maksud-mu? Aku juga Eomma-mu Jisung, walaupun aku hanya Eomma tiri-mu." Ujar Sijeuni yang dibalas decakan.
Jisung mendecak kesal, melihat akting yang di mainkan wanita yang ada di hadapannya. "Ingatlah, Kau hanya benalu yang menumpang di keluarga-ku. Jadi, jangan pernah menganggap kau nyonya, bahkan ratu disini. Mahkota yang ada di rumah ini hanya untuk Eomma-ku, Huang Renjun. Bukan diri-mu Si Jeuni." Sinis Jisung lalu pergi meninggalkan Jeno dan Sijeuni.
Jisung terus naik ke atas, menuju kamarnya. Sampai ia ingin kekamar, langkahnya terhenti karena seorang wanita yang ada dihadapannya.
"Oppa kembali lagi?" Tanya Rachel dengan senyuman di wajahnya, namun tak lama senyuman itu luntur, ketika dirinya melihat luka di wajah Jisung.
Dengan spontan Rachel menyentuh wajah serta tangan Jisung, memeriksa keadaannya.
"Loh? Oppa terluka? Oppa habid jatuh? Oppa--" ucapan Rachel terhenti.
"Kau melebihi batas. Bisakah kau minggir?" Titah Jisung dengan tatapan datarnya.
Rachel langsung menunduk takut. Ia langsung memberikan akses untuk Jisung lewat.
"Ini terakhir kalinya kau menyetuh-ku dan sok dekat serta kenal denganku." Peringat Jisung sebrlum dirinya masuk kedalam kamar dan membanting pintunya dengan keras.
Didalam kamar, Jisung langsung duduk di atas ranjang beukuran single itu.
Menatap foto yang ada di nakas samping tempat tidurnya. Foto dimana keluarganya yang masih harmonis. Jeno yang berada disamping Renjun yang tengah mengandung, serta Jisung yang ada di tengah.
"Eomma, Jisung kangen." Parau Jisung, menatapi foto keluarganya.
Ya, tadi Jisung buru-buru karena kata orang suruhannya, orang suruhannya telah melihat Renjun yang keluar dari supermarket.
Maka dari itu, Jisung menyetir layaknya orang kesetanan agar dirinya bisa bertemu Renjun.
Namin naasnya ia harus jatuh karena seekor kucing yang tengah lewat. Dan lebih sialnya lagi, ia malah bertemu dengan orang yang sangat mirip dengan Appa-nya.
Dan karena kejadian itu, dirinya tidak bisa bertemu dengan Renjun. Renjun sudah tidak ada di tempat dan orang suruhan Jisung kehilangan jejak.
"Berati Eomma masih ada disini! Masih ada peluang untukku bertemu dengan Eomma." Gumam Jisung.
Ketika disini Jisung sedang merindukan Eomma-nya, berbeda dengan Logan yang tengah di marahi Eomma-nya karena pergi tidak bilang-bilang dan pulang yang larut malam.
"Kamu bisa gak dibilangin sama Eomma?!" Sentak Renjun kesal kepada anaknya yang tidak bilang.
Logan menunduk takut, ia sangat takut jika Renjun yang sudah mengeluarkan mode maungnya.
"Mian." Ucap Logan yang masih menunduk.
"Kalo ngomong itu liat matanya! Gak sopan tau!" Sarkas Renjun.
Dengan tampang melas, Logan pun menatap Renjun dengan takut.
"Eomma, sudah ya marahnya, aku janji gak akan gitu lagi." Pinta Logan.
Sebenarnya Renjun menahan tawa sedaritadi. Logan benar-benar seperti Jeno. Kalau dirinya berbuat salah, Jeno pasti menundukkan wajahnya, tak berani menatap Renjun, sama seperti yang Logan lakukan saat ini.
"Kamu tau gak kalau Eomma khawatir sama kamu? Eomma sama Nara daritadi nyariin kamu! Mana ponsel kamu gak aktif." Ujar Renjun.
Logan mengangguk mengerti, mendekati Renjun lalu menggelendot manja padanya. "Maafkan Logan. Logan lupa membawa ponsel." Minta Logan sekali lagi dengan aegyi andalannya.
"Najis, kayak anak monyet kau!" Seru Nara yang baru saja turun dari kamarnya.
Iya, Nara memang di kamarnya sedaritadi. Bagi Nara, sangat tidak sopan bila dirinya ikut campur dalam permasalahan anak dan ibu ini. Tapi bukan itu, Nara takut terjadi sandalan Renjun. Soalnya kalo Renjun marah, ia akan marah ke semua orang yang ada di dekatnya. Maka dari itu, setiap Renjun marah atau sedang memarahi seseorang, Nara lebih memilih menjauh.
![](https://img.wattpad.com/cover/271083771-288-k895793.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVANGE - NOREN
Hayran KurguINI CERITA KHUSUS LEE FAMILY! BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA DENGAN FAMILY ATAU CERITA INI? DILARANG UNTUK KOMEN NEGATIF BAIK DIKOLOM KOMENTAR MAUPUN DIKEHIDUPAN NYATA BAGI PARA MEMBER BAIK LEE JENO, HUANG RENJUN MAUPUN PARK JISUNG. SHIPPER INI MENYANG...