10. You Have Nothing?!

850 49 0
                                    

"Gimana? Ketemu?" Tanya Nara kepada Logan yang baru saja pulang.

Logan menggelengkan kepalanya frustasi. Sudah sedaritadi dirinya mencari sang Eomma. Namun Eomma-nya belum kunjung pulang. Ponselnya juga gak aktif. Logan cari di perusahaannya pun perusahaannya tutup.

"Sudah tanya Jung Ahjussi?" Tanya Nara.

"Sudah. Tapi Jung ahjussi tidak tau keberadaan Eomma." Ujar Logan tambah frustasi.

Nara yang melihat itu pun tidak tinggal diam. Ia segera memberi segelas air putih untuk Logan, agar pikiran Logan sedikit rileks.

"Tenangkan pikiranmu terlebih dahulu. Ganti baju sekolahmu terlebih dahulu. Setelah itu, kita cari Eomma sama-sama." Titah Nara.

"Mau cari dimana lagi?! Kita lapor polisi aja sekarang! Aku gamau Eomma--"

"Logan! Dengarkan aku! Kau jangan panik! Aku tau kamu khawatir kepada Eomma-mu. Tapi kita tidak bisa sembarangan lapor polisi! Eomma-mu belum hilang seharian. Nanti kalau Eomma-mu belum ketemu sampai pagi, baru kita ke polisi." Jelas Nara yang memotong pembicaraan Logan, dengan sedikit mengguncang bahu Logan agar sang empuh rileks.

"Sekarang, kau pergi kekamar-mu dan ganti baju-mu. Aku akan membantu-mu mencari Eomma-mu." Titah Nara yang entah kenapa Logan turuti.

Logan berjalan menaiki tangga, menuju kamarnya untuk ganti baju. Sedangkan Nara, ia segera mengambil kunci mobil dan peralatan yang dibtuhkan nanti. Seperti beberapa cemilan, dompet, uang cash, dan yang terpenting Power bank yang selalu ia isi.

*toktoktok* ketukan pintu berhasil membuat Nara menoleh. Nara langsung berlari kearah sumber suara. Berharap bahwa itu Eomma Renjun, orang yang daritadi dirinya dan Logan carikan.

"Eomma--" ucapan Nara tertahan karena Renjun yang langsung memeluknya, membuat Nara sedikit goyah namun Nara berhasil menahannya agar mereka berdua tidak jatuh.

Nara segera membopong Renjun kedalam, menaruh Renjun diatas sofa ruang tamu.

"Logan! Logan! Eomma-mu!" Teriak Nara.

Logan yang tengah mengganti bajunya pun buru-buru kebawah, melihat Eomma-nya.

"Yaampun! Eomma kenapa bisa mabuk begini?!" Tanya Logan yang dibalas kedihan bahu oleh Nara, tanda ia juga tidak tau.

Langsung saja Logan menggendong Renjun ala bridal Style, membawanya masuk kedalam kamarnya.

"Gimana?" Tanya Nara yang sudah standby di depan kamar Renjun.

"Eomma sudah tidur sehabis muntah tadi." Ujar Logan yang disahut helaan nafas lega.

"Cha! Sekrang kau tidur! Tidak ada tidur larut lagi Logan Lee!" Perintah Nara, mendorong Logan dari belakang.

Mereka berdua naik tangga secara bersamaan. Nara yang ada dibelakang Logan.

"Tidur ya! Kalau kamu tidur larut? Aku bakalan bilang ke Eomma!" Ancam Nara yang dibalas decihan tak suka dari Logan.

"Tch, iya! Sana pergi!" Usir Logan lalu masuk kedalam kamarnya, disusul Nara yang juga masuk kedalam kamarnya sendiri.

Setelah sampai didalam kamar, Logan segera bergegas ke kamar mandi, membersihkan dirinya lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur berukuran single bed.

*drtdrt* ponsel Logan berbunyi ketika dirinya hendak ingin tidur. Dengan malas Logan langsung membuka ponselnya.

From : Noob Player.

Ayo by one! Buktikan kalau dirimu jago tanpa cheat!

Logan menghela nafasnya pasrah. Sungguh, ia sangat mengantuk saat ini. Alhasil ia menutup ponselnya dan tidur.

***

"Logan. Bangun say-- loh, kamu udah bangun?" Tanya Renjun dengan tatapan tak percaya bahwa anaknya sudah berada diruang makan saat ini.

"Mau Eomma sebenarnya apa? Aku bangun telat, Eomma memarahi-ku. Aku bangun awal, Eomma heran." Ujar Logan dengan tatapan jengah.

"Selamat pagi Eomma-- loh, udah bangun kau?" Tanya Nara yang sama kagetnya dengan Renjun.

Nara langsung mengambil tempat dihadapan Logan, disamping Renjun. Mereka makan bersama tanpa perdebatan kecil.

Setelah makan, mereka bertiga beranjak menuju kegiatannya masing-masing. Logan dan Nara yang bergegas berangkat ke sekolah, serta Renjun berangkat kerja.

Sampai di lobby perusahaan, Renjun pun keluar. Menitipkan pesan kepada supirnya sebelum dirinya masuk.

Baru selangkah dirinya ingin masuk lobby, suara seseorang menghentikannya.

"Renjun-ssi, bisakah kita berbicara?" Tanya seorang wanita yang Renjun tau siapa itu.

Renjun membalikkan tubuhnya, menyapa orang yang ada di hadapannya dengan senyuman. "Selamat pagi Sijeuni!" Sapa Renjun dengan senyumannya.

Bagi Renjun, apabila berhadapan dengan ular, Renjun harus bertingkah sebagai mangsanya dihadapan dirinya. Tanpa ular tau bahwa dirinya-lah yang sebenarnya elang, predator ular.

"Bolehkah aku meminta waktu-mu sebentar?" Tanya Sijeuni lagi.

Renjun sedikit menimbang. "Bisakah kita bicaranya ketika makan siang? Soalnya pagi ini ada rapat penting di perusahaan-ku." Pinta Renjun, memeriksa agenda-nya.

"Baiklah, kita ketemu di restaurant yang tidak jauh dari perusahaan-mu." Final Sijeuni lalu pergi meninggalkan Renjun.

Renjun memutarkan kedua bola matanya jengah. Sebenarnya ia sangat lelah bertingkah lembut di depan Sijeuni. Namun ia harus tahan demi mencapai misinya.

Baru saja Renjun melangkah kembali, suara seorang pria menghentikannya.

"Renjun-ssi, bisakah aku meminta waktu-mu?" Tanya seorang pria yang membuat Renjun memaki dalam hati.

"Maafkan aku tuan Lee. Aku sedang terburu-buru saat ini! Pagi ini perusahaan-ku akan ada rapat. Jadi? Bisakah kau tidak menghalangi jalanku?!" Rutuk Renjun kesal, pergi meninggalkan Jeno.

"Aku akan mengambil alih hak asuk Logan." Ujar Jeno yang sukses membuat Renjun memberhentikan jalannya.

Renjun membalikkan tubuhnya, menatap Jeno dengan tatapan datar.

Renjun yang awalnya ingin pergi pun tertahan, ia segera mendekatkan dirinya kepada Jeno. Mengikis jarak diantara mereka.

"Dan kau pikir aku akan menyerahkannya begitu saja?" Tanya Renjun dengan tatapan dinginnya.

"Aku akan mengambil jalur hukum untuk mengambil hak asuh Logan." Jelas Jeno yang mendapat kekehan dari Renjun.

Renjun menyeringai, ia menaikan kedua alisnya sejenak. "Silahkan. Aku juga akan mengguggat ulang masalah hak asuh baby Ji." Tantang Renjun.

"Kita lihat, siapakah yang akan menjadi pemenang diantara kita. Aku pastikan kedua hak asuh anak-ku, kembali ke tangan-ku." Ujar Renjun dengan tatapan dinginnya.

Jeno terkekeh mendengar kalimat Renjun. "You have nothing. Kau tidak akan memenangkan pertandingan dengan keadaan-mu seperti ini." Ujar Jeno, memandang remeh Renjun.

Renjun mendelik. "Maksud-mu?" Tanya Renjun, ingin sekali dirinya memukul wajah tampan Jeno atau sekalian memukul otak Jeno. Agar otaknya berfungsi dengan baik dan benar.

"Kamu hanyalah seorang sekertaris. Biaya untuk memenangkan pertandingan butuh uang yang sangat besar. Kau tau istilah, jika kau mempunyai banyak uang? Kau bisa memiliki segalanya?" Ujar Jeno dengan pongahnya.

Renjun menaikkan kedua alisnya. "Uang? Kita lihat seberapa lama perusahaan-mu akan berjaya. Kau salah jika menantang-ku tuan Lee."

Renjun segera mengikis jarak diantara dirinya dan Jeno. Mendekatkan wajahnya ke telinga Jeno. "Ambil-lah perusahaan serta harta kekayaan-ku yang aku beri dengan percuma." Bisik Renjun lalu pergi meninggalkan Jeno.

RAVANGE - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang