Prolog.

1.1K 144 53
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


👑👑👑

"Gue duluan."

Dua kata yang terlontar dari mulut Geisha langsung membuat keadaan yang tadinya ricuh menjadi hening seketika. Memusatkan perhatian mereka ke arah satu-satunya gadis yang berada di tengah-tengah mereka.

"Mau ke mana Queen?" Rega bertanya seolah penasaran, padahal aslinya ia sudah tahu betul jawaban yang akan diberikan oleh pujaan hatinya itu.

"Iya Queen, kok udah mau cabut ajah? Kita baru kumpul lagi loh setelah tiga hari sibuk sama kegiatan masing-masing," sahut Firman dengan nada yang tak enak didengar.

"Ada janji sama Zidan."

Nama itu, nama laki-laki brengsek yang sepertinya ingin merebut Queen mereka, sungguh ... ke lima cowok itu muak. Entah apa yang dilakukan Zidan kepada Queen mereka hingga membuat Geisha selalu menghabiskan waktu bersama cowok itu dibandingkan mereka.

"Zidan lagi ... bisa nggak sih Queen lupain cowok itu bentar ajah? Kita pengen kayak dulu," ucap Keano tiba-tiba langsung mengutarakan pertanyaan nya yang sejak dulu ingin ia sampaikan.

Ardi mengangguk singkat. "Gue juga pengen kayak dulu Queen," ucap Ardi terdengar lirih.

Geisha menghela nafas kemudian menatap mereka satu persatu. "Gue punya urusan penting sama dia ketimbang harus ngumpul nggak penting kayak gini," ucap Geisha langsung.

"Nggak penting, ya?" Keano terkekeh miris.

"Urusan apa Queen? Apa? Kenapa lo sama sekali nggak mau kasih tahu kita apa-apa? Sepenting itu?" tanya Bagas menyahut, seolah menuntut jawaban.

"Andai lo kasih tahu alasannya, kita bisa bantu, kita bisa ngertiin lo Queen. Tapi kalau kayak gini? Kita bisa apa?" Ardi menunduk setelah mengucapkan hal barusan, entahlah, ia tak mengerti dengan perasaan nya sendiri sekarang.

"Kalian nggak bakal ngerti," sahut Geisha tenang.

Mereka kini tengah berada di kamar milik Rega, salah satu tempat yang sering mereka habiskan waktu bersama-sama, melakukan hal menyenangkan dan tertawa bersama

Tidak termasuk Exal dan teman-temannya.

Hanya mereka berenam yang ada di sini sekarang.

"Gimana kita mau ngerti kalau Queen nggak pernah ngomong apa-apa?!" Entah sadar atau tidak, Bagas menaikkan volume suaranya, atau lebih tepatnya membentak?

Hal itu mampu membuat Geisha tersentak.

"Queen, lo sendiri yang minta kita janji buat saling terbuka 'kan? Nggak ada hal-hal yang disembunyiin dari kita, terus sekarang namanya apa?" tanya Keano seolah menyudutkan Geisha.

"Ngerti yang namanya privasi orang nggak? Lagi pula gue pernah bilang, gue bakal cerita di waktu yang tepat. Tapi bukan sekarang," ucap Geisha masih mencoba menjelaskan.

"Tapi sampai kapan Queen?! Alasan lo dari dulu itu-itu mulu!" Ardi berteriak, tepat di hadapan Geisha. Setelah sadar apa yang ia lakukan, cowok itu mengacak rambutnya frustasi karena kelepasan.

Bahkan, Rega dan Firman yang biasanya akan marah-marah jika salah satu dari mereka berkata kasar, kini tidak lagi. Hal itu mampu membuat Geisha tersenyum miris.

"Gue pergi," ujar Ardi setelahnya kemudian benar-benar keluar dari kamar milik Rega.

"Gue kecewa sama lo Queen, pada dasarnya lo emang nggak pernah percaya sama kita," sahut Bagas, cowok itu menatap Geisha sebentar kemudian ikut keluar.

"Kata-kata gue nggak bakal jauh dari ucapan Bagas barusan. Gue duluan." Keano, cowok itu memasang tampang datar, lalu ikut keluar.

Sedangkan Firman mengekori Keano tanpa berucap sepatah katapun.

Rega cowok itu diam, menunduk dalam diam.

"Kenapa nggak ikut keluar juga?" Geisha bersuara, setelah mendengar ucapan-ucapan yang terlontar cowok-cowok yang selalu berada di sisinya, entah apa yang terjadi setelah ini.

Geisha tak tahu.

Bagaimana hubungan mereka setelah ini.

Geisha tak dapat berkata-kata.

Rega mendongak, menatap teduh sang pujaan hatinya. Kemudian kembali menunduk dengan perasaan bercamuk.

"Gue nggak tahu, gue bingung Queen. Dari tadi, lidah gue seolah nggak bisa diajak kerja sama, rasanya keluh banget. Pengen ngomong tapi tetap diam, dalam hati gue bilang kalau lo punya alasan sendiri, tapi ... gue juga nggak bisa ngerti sama sikap lo sendiri Queen. Rasanya bingung banget," ucap Rega mengeluarkan unek-unek nya membuat Geisha tersenyum tipis.

Gadis itu menepuk pelan pundak Rega, membuat cowok itu menatapnya.

"Kalian bakalan tahu semuanya pas waktunya udah tepat."

Geisha tersenyum tipis kemudian berlalu keluar dari kamar cowok itu. Meninggalkan Rega yang menatap punggungnya yang mulai menghilang dari penglihatannya.

"Entah kalian yang berubah, atau gue yang nggak kenal kalian sepenuhnya seperti pemikiran gue dulu," gumam Geisha kemudian keluar dari rumah yang lumayan mewah itu.

"Entah kalian yang berubah, atau gue yang nggak kenal kalian sepenuhnya seperti pemikiran gue dulu," gumam Geisha kemudian keluar dari rumah yang lumayan mewah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Queen 2 {On Going.}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang