Sisi Gelap Mereka

2 1 0
                                    

Sejak dari semalam Yurin di teror suara di kepalanya. Keringat dingin terus bercucuran saking ketakutan nya. Bahkan dia nyaris tidak tidur.

"Kenapa aku tidak bisa memiliki tubuh ini seutuhnya " seru Kiara mendengung di kepala Yurin.

"Nee Ki-chan kau juga Clyer kan? " pikir Yurin mencoba berbicara dengannya.

"Hoo jadi kau tahu tentang Clyer juga" sahut Kiara. "Menarik dan juga berhenti memberiku panggilan aneh seperti itu" seru Kiara mengema di kepala Yurin.

Karena sibuk bersiteru dengan dirinya sendiri. Yurin tidak menyadari kehadiran Alex yang menatapnya sedari tadi.

"Kiara?" seru Laki-laki surai coklat itu mengusap wajah Yurin.

Ya sejak kemarin Alex terus saja memanggil pujaan hatinya-Kiara. Jangankan melukai Yurin membentaknya saja dia sudah tidak sampai hati. Yang ada hanyalah seorang laki-laki yang akan menyerahkan segalanya pada sang pujaan hati.

"Apa yang terjadi? Apakah tidurmu tidak nyenyak?" serunya cemas-ralat terlalu cemas.

Berhubung gadis kuning pastel heboh satu ini bodoh. Dia hanya menurut saja karena kepalanya kosong seolah di hipnotis.

"Aku hanya sedikit kurang tidur" serunya tersipu malu.

Tanpa ragu Yurin meminum jus yang di berikan Alex. Sedikitpun dia tidak curiga melihat cengiran pemuda rambut klimis itu kian lebar.

"Are kenapa rasanya berputar-putar?" serunya sebelum tak sadarkan diri.

Beberapa detik kemudian gadis surai kuning pastel itu sadar. Sepasang  mata kuning lemon terlihat. Gadis itu tersenyum sinis.

"Seperti biasanya kebiasanmu buruk Alex" seru Kiara melepaskan kedua ikat rambut dan menjepitnya ke belakang.

"Kau tahu aku bukan Kiara" serunya

*****

Laki-laki surai Aqua itu menatap bulan di balkon kamarnya. Sejenak dia menoleh saat menyadari ada yang mendekat.

"Keluarlah, aku tahu kau di sana Ejirou"

"Aaah ternyata memang tidak mudah menipu Clyer dengan pedengaran tajam sepertimu, Azu nii-san"

"Apa mau mu. Seingatku kau bukan tipe orang yang datang tanpa tujuan"

Remaja itu tersenyum sambil memperbaiki letak topi nya. Dia begitu puas melihat raut penasaran lawan bicaranya.

"Kurasa Azu nii-san sudah tau tentang Yu-chan.-"serunya terhenti

"Lalu apa hanya itu yang ingin kau katakan?"

"Entah lah Miza nekad keluar saat gagak sedang mengadakan pertemuan rutin. Lalu Lizy-"

"Mereka itu. Ah kenapa susah sekali mengurus kalian? Mau sampai kapan kalian kekanak-kanakan?" omelnya memijit pelipis

Tak lama berselang muncul pelayan tampan berkacamata. Walau kadang semborono dan jahil. Aksen formal dam sikap tegasnya saat di perlukan memperlihatkan betapa bisa diandalkan nya pada waktu tertentu.

"Bukankah anda juga terkadang kekanak-kanakan Azuma-sama?"

"Diam kau kacamata sialan"

Ejirou mengambil kesempatan itu untuk pergi namun dengan cepat pelayan tadi menahan krah bajunya.

"Mau kemana kau bocah nakal" gumamnya "Sungguh Ejirou-sama tidak pernah berubah dari dulu" serunya menghela nafas

"Kano nii-san juga" sahutnya

*****

Ya seperti yang Ejirou bilang. Mizaki tengah menelusuri kota mencari keberadaan Yurin.

"Dimana kau gadis ceroboh" serunya  dengan lihat berpindah dari satu gedung ke gedung lainnya

Pemuda itu memakai hoodie navy dengan masker hitam. Untuk menyembunyikan identitas nya. Namun dia malah bertemu sekelompok gagak.

"Kau Clyerkan" gumam mereka

"Ah ketauan ya" serunya langsung memelintir tangan salah satu gagak.

Seketika yang lainnya bersiap untuk bertarung-ralat menjaga jarak. Ya meskipun menang jumlah tidak bisa di pungkiri jika Clyer lebih unggul dari manusia biasa.

"Maaf tapi aku tidak punya waktu untuk meladeni kalian" ancamnya  dengan sorot mata pembunuh berdarah dingin.

"Yang benar saja, monster seperti mu tidak layak untuk hidup" Serunya ketakutan menembak asal

Mizaki terus menghindar hingga gagak tadi menembak temannya sendiri. Saking takutnya gagak tadi membuang pistol nya dan terduduk frustrasi.

"Tidak. Ini bukan salah ku. Bukan aku yang membunuh mereka" serunya trauma.

"Sayang sekali padahal aku sudah menawarkan kesempatan untuk kalian tetap hidup" seru Mizaki menembak kepala gagak yang tersisa itu.

Bergegas Mizaki pergi meninggalkan sekumpulan orang yang bergelimangan darah di gang sempit nan kelam itu.

"Tunggu aku Yukin. Aku pasti akan membawamu pulang"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

light in the darknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang