"Siang cantik"
Fitri yang sedang bersantai siang di teras terkejut melihat kehadiran Ican tiba-tiba.
"Ngapain?" tanya perempuan itu setelah mempersilakan Ican duduk dikursi kosong sebelahnya.
"Habis sholat jumat tadi sekalian mampir" jawab Ican.
"Siang-siang kok ngopi sih Fit?" celetuk Ican ketika melihat segelas kopi hitam di atas meja. Tepat disebelah ponsel Fitri yang tergeletak dan menampilkan halaman sosial media.
"Lagi pengen" jawab Fitri seadanya.
"Gak kerja kamu?" tanya Fitri pada Ican.
"Metu aku. Hehe"
Fitri melotot mendengar nya, "metu maneh? Lagi seminggu loh Can?!"
Fitri benar-benar tidak paham dengan pemuda dihadapannya. Sudah tahu cari kerjaan susah, ini malah keluar terus seenaknya.
"Kenapa lagi sih Can? Gak betah? Bos nya galak? Temennya gak sefrekuensi? Atau kerjaannya berat?"
"Udah tahu cari kerja sekarang susah, kamu malah keluar terus seenaknya. Udah dewasa loh Can. Jangan main-main terus" omel Fitri yang hanya ditanggapi senyum oleh Ican.
Fitri mendecak, merasa percuma mengomel pada pemuda dihadapannya.
"Terus sekarang kamu mau kemana?" tanya Fitri menyeruput kopi paitnya. Lumayan bisa bikin lebih rileks.
"Belum tahu sih, tapi kemarin ada loker di luar kota"
"Terus kamu mau kesana? Sebulan pulang lagi karena gak betah, gitu?"
"Mbok ya, belajar soko sedurung e ngana lah can"
"Kali ini enggak kok" sanggah Ican, Fitri mendecak tak percaya.
"Enggak apanya? Kemarin-kemarin kamu juga bilang gitu tapi akhirnya juga gak bertahan juga di kerjaan"
"Beneran Fit, kali ini aku pasti betah"
"Yo sak karepmu can. Capek aku"
"Ya maaf Fit, namanya juga sifat"
"Ya kamunya juga gak mau berubah"
"Iya iya. Kali ini aku bakal berubah. Kan aku mau serius sama kamu"
Fitri mencibir kalimat Ican. Tapi diam-diam menghela nafas lelah.
"Coba aja kamu udah nabung sejak lulus sekolah dan gak jajan-jajan mulu Can. Pasti kita udah nikah" ujar Fitri blak-blakan.
Ican yang mendengar itu spontan tertawa.
"Pengen banget ya nikah sama aku?" goda Ican dengan senyum jailnya.
"Ya orang setiap hari main nya sama kamu. Kalo ada laki-laki lain ya mending aku sama yang lain daripada nungguin kamu" jelas Fitri yang sedikit menohok perasaan Ican.
Tapi pemuda itu menutupi nya dengan tertawa pelan. Merasa kalo ucapan Fitri hanya gurauan.
"Ya udah, cari yang lain dulu sana. Yang penting pulangnya tetep di aku"
Fitri mencibir, pinter banget memang Ican kalo ngomong.
"Fit"
"Apa?"
"Kemarin aku liat kamu di klinik. Kenapa? Kamu sakit?"
"Enggak"
"Terus ngapain? Tumben?"
"Bantuin Mbak Laras aja sama dokter baru"
"Oh"
"Kenapa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
[2] FITRI ✔
KurzgeschichtenWINTER X JAEMIN AESPA LOKAL . Tahu mitos Sunda-Jawa? Itu yang tengah Fitri dan Jevan alami menjelang pernikahan mereka. . Wajah yang saya pakai hanya untuk pemanis, jadi alur cerita disini sama sekali tidak ada kaitannya dengan pemilik wajah. Disc...