Part 17 Akhir Dari Cerita (end)

931 114 26
                                    

Selama dua puluh enam tahun hidup, hari ini adalah hari terbahagia untuk Fitri.

Hari pernikahan nya dengan dokter muda tampan. Jevan Baguswara.

Pemuda keturunan Sunda yang sempat tak diijinkan untuk melamarnya, gadis Jawa.

Tapi seperti nya, takdir berkata lain. Apapun keturunan nya jika garis mereka adalah jodoh manusia bisa apa?

Simbah akhirnya luluh, dengan segenap pengertian dari mantu dan orangtua Fitri akhirnya restu mereka dapatkan.

Simbah bilang, 'yowes simbah percaya sama cucu simbah. Semoga tuhan selalu menjaga kalian ya cah Ayu lan cah bagus'

Fitri kembali memandang wajahnya di cermin rias. Jantungnya berdegup kencang, detik-detik menunggu ijab qobul yang tak kunjung di lisankan.

"Fit" pintu kamar terbuka, memunculkan mbak Lia yang nampak anggun dengan kebaya abu nya.

"Mbak Lia" rengek Fitri tanpa sadar. Siapa sih yang tidak deg-degan di hari pernikahan sendiri? Apalagi ini adalah moment yang paling Fitri tunggu sejak lama.

Mbak Lia tersenyum lembut, memeluk Fitri haru.

"Selamat ya. Mbak ikut bahagia"

"Makasih ya Mbak. Di luar gimana Mbak? Aku takut" Fitri membalas dengan hati-hati, agak kerepotan juga dengan hiasan di kepala.

Mbak Lia melepas pelukannya dan menarik satu kursi agar bisa berbicara dengan nyaman.

"Aman sih. Tapi penghulu nya belum dateng"

"Terus gimana Mbak?" tanya Fitri lesu.

Percaya tidak percaya. Selama persiapan pernikahan ada saja kejadian yang tak mengenakan. Hampir mempercayai mitos yang pernah dikatakan Simbah Uti. Tapi setelah bertanya-tanya pada teman dan sanak keluarganya yang sudah menikah, Fitri jadi tenang. Kata mereka, sangat wajar jika ada hal tak mengenakan di hari menjelang pernikahan. Semua bisa terjadi.

"Kamu yang tenang, pasti datang. Jangan sedih gitu dong, apa mau tak panggilin Jevan ke sini bentar?"

Fitri segera menggeleng.

"Gak usah, Mbak" kata Fitri mengulas senyum.

"Mbak, siap-siap. Penghulunya udah datang"

Kedua perempuan tersebut menoleh bersamaan pada Ican yang baru muncul di pintu.

Pemuda itu terdiam sebentar memandang Fitri yang nampak cantik dengan kebaya putih dan riasan Siger Sunda nya.

"Cantik Fit" kata Ican tiba-tiba, Fitri yang mendengar nya tersentak sebelum tersenyum kecil.

Ican ikut tersenyum lalu berpaling ke arah Lia yang juga diam memandang ke arahnya.

"Mbak Lia mau dandan kayak gitu juga gak? Kalo mau nanti aku bawa ibu ke rumah" ujarnya kalem, tapi berhasil membuat wajah Lia berubah merah.

Fitri yang tadinya kaget jadi senyum menggoda.

"Di tanyain tuh mbak. Mau gak?" ledek Fitri sembari menyenggol bahu Lia.

Wajah Lia semakin memerah, "Apasih. Sst. Denger tuh Jevan mau ijab"

Dan memang benar. Samar-samar Fitri mendengar Jevan yang mengucap janji suci. Ican ketawa kecil sebelum ngeluyur pergi.

Fitri deg-degan. Saking cemasnya ia sampai menggenggam tangan Lia erat.

Sah....

Tanpa sadar Fitri menarik nafas lega. Seolah beban berat baru saja menghilang dari pundaknya. Baru saja dia resmi menjadi istri Jevan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[2] FITRI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang