Tupperware.

1.4K 130 14
                                    

Jesen sedang berkacak pinggang sambil melihat lemari penyimpanan barangnya yang terlihat begitu berantakan dari atas kebawah, menilik dengan seksama setiap detail dari lemari penyimpanan barangnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jesen sedang berkacak pinggang sambil melihat lemari penyimpanan barangnya yang terlihat begitu berantakan dari atas kebawah, menilik dengan seksama setiap detail dari lemari penyimpanan barangnya itu. Setelah menilik dengan seksama, bibir manis itu mengerucut kesal, barang yang jadi tujuannya tidak terlihat.

Jesen mengembalikan semua barang yang sudah dibongkar muat olehnya, siapa tahu ketemu saat dikembalikan lagi ketempatnya. Namun nyatanya, setelah lemari penyimpanan barangnya rapi, barang yang menjadi tujuan Jesen tak terlihat, membuat bibir itu kembali mencebik kesal dengan berkacak pinggang. Jesen mendudukkan dirinya dikursi ruang tengah unit apartemennya, menghela nafasnya lelah sambil berfikir dan mengingat-ingat barang yang sejak tadi dicarinya.

"Apa aku pinjemin sama mas Jo ya waktu bawain dia sarapan? Coba ke mas Jo deh!" monolog Jesen yang langsung berdiri dari kursinya dan berjalan keluar unit apartemennya menuju apartmen Joshua, penghuni yang paling tua dilantai 6 ini. Tepat setelah bel berbunyi cukup dari saat Jesen menekannya, Joshua keluar dari unit apartemennya dengan raut wajah yang bisa dibilang cukup lelah. 

"Kenapa dek Jeje??" tanya Joshua pelan saat dilihatnya tidak ada penghuni lain yang lalu lalang, karena Joshua hanya akan memanggil Jesen dengan nama itu jika mereka berdua. Jesen tersenyum kecil, menggaruk tengkuknya yang tak gatal cukup tak enak hati mengganggu Joshua.

"Mas Jo maaf ganggu, cuma mau tanya tupperware biruku yang satu set itu mas Jo bawa ngga??" tanya Jesen dengan tatapan bertanya lucu, membuat sedikit rasa lelah Joshua hilang.

"Udah mas kembaliin dua hari yang lalu dek. Yang adek bawain mas sarapan nasi goreng hainan itu kan??" jawab dan tanya Joshua sedikit mengingat menu yang dibawa lelaki muda didepannya ini. Jesen menggangguk dan mencebikkan bibirnya, benar-benar menggemaskan dipemandangan Joshua.

"Mas Jo, inget ngga ya siapa yang aku pinjemin setelahnya??" tanya Jesen dengan nada melas disana, membuat Joshua menahan gemasnya.

"Yang ada dipikiran mas sih kalo ngga Romeo ya Mahes, karena kalo 3 tuyul jarang kan adek bawain makan, kecuali mereka ada kegiatan tambahan dari kampus. Coba aja dulu ke unit mereka semua dek." jawab Joshua sambil mengelus pelan surai Jesen, karena dirinya tahu itu adalah tupperware kesukaan Jesen dari sang nenek. 

"Yaudah deh aku ke unit mereka dulu satu-satu. Mas Jo balik tidur lagi aja, wajahnya keliatan capek. Bye mas Jo." ucap Jesen sambil tersenyum hingga lesung pipinya nampak dan perlahan menjauh dari sana, membuat Joshua tersenyum tampan walaupun wajahnya terlihat capek.

Kini Jesen sudah ada didepan unit apartemen milik Lukki, karena unit apartemen Romeo dan Mahesa seperti tak bertuan. Tepat setelah bel berbunyi, Lukki keluar dari unit apartemennya dengan setelan rumahan, karena sore ini cukup panas.

"Kenapa kak Sensen??" tanya Lukki saat dirinya tahu bahwa si kakak manis pujaan hati yang memencet bel unit apartemennya. Jesen tersenyum, menatap sosok yang lebih muda namun lebih tinggi darinya itu lekat.

Lantai 6 | Jaehyun Harem.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang