Langsung aja...
Selamat Membaca....
***
Suatu pagi, sebuah paket datang ke apartemenku. Tak ada nama pengirim pada kotak paket itu, seorang kurir mengirimnya, memberikan kertas cek yang harus kutandatangani, dan melenggang pergi dengan meninggalkan sebuah kalimat yang cukup aneh. ”Si pengirim bilang untuk merubah alurnya.“ Perempat siku timbul diantara alisku yang tipis. Aku hanya mengangkat bahuku dengan acuh, kemudian berlalu kedalam dan mendudukkan diriku diatas sofa ruang tengah apartemen.
Kuputuskan untuk membuka paket itu. Didalam kotak seukuran kotak sepatu itu terdapat buku catatan bersampul kulit berwarna maroon. Halaman pertama kubuka, “The Secret Marques’s Daughter“. Sebuah judul bertinta hitam yang ditulis miring muncul diindera penglihatanku. Halaman kedua kubalik, aku mulai membaca.
Buku catatan tersebut mirip sebuah novel, atau memang benar itu adalah sebuah novel. Sesuai judulnya yang berarti Putri Marques yang Tersembunyi, novel itu pun menceritakan hal demikian. Seorang marques yang punya banyak musuh, menikahi seorang ksatria wanita. Mereka dikarunia seorang putra tampan yang sungguh pemberani dan cerdas. Tiga tahun setelah kelahiran putra pertama mereka, mereka kembali diberikan seorang bayi perempuan yang sangat menggemaskan. Si bayi mungil ini begitu dicintai oleh seluruh orang yang ada dikediaman Marques tersebut. Sayangnya musim semi di tempat itu tak berlangsung lama, 2 bulan pasca kelahiran si mungil, sang Marchioness meninggal karena insiden pembunuhan oleh musuh Marques. Mulai hari itu keberadaan si mungil dirahasiakan. Ia dikurung dikediamannya. Ayahnya, Sang Marquess, berusaha untuk melindunginya dari bahayanya dunia luar.
15 tahun berlalu setelah kejadian naas itu. Si mungil yang dulunya hanya seeonggok daging yang hanya bisa menggeliat, sekarang menjelma menjadi gadis cantik yang sungguh mempesona. Rasa ingin tahu si mungil terhadap dunia luar pun semakin membuncah. Dia ingin sekali pergi keluar. Menyaksikan hiruk-pikuk keramaian di alun-alun, ataupun jeritan dan teriakkan para pedagang dipasar yang selalu diceritakan oleh pelayan pribadinya. Berkat bujukan dan rayuan si mungil pada kakaknya yang tampan, akhirnya ia diizinkan keluar oleh sang ayah. Dengan syarat, bahwa kakaknya dan lusinan prajurit harus menemani, belum lagi dengan para prajurit bayangan yang mengawasinya secara diam-diam.
Perjalanan si mungil menuju pasar sangat ia nikmati. Sang kakak pun dengan sabar menjawab segala hal yang ditanyakan oleh adik cantiknya. Namun karena keramaian yang membeludak diakibatkan oleh terjadinya peristiwa pengeboman oleh kelompok teroris diwilayah itu, si mungil terpisah dari kakak dan para pengawalnya, bahkan para pengawas pun kehilangan jejaknya. Ditengah kepanikan si mungil mencari jalan pulang, ia tak sengaja bertemu dengan seorang pemuda asing yang berdiri di pinggir jalan sembari menatap sendu kudanya yang terluka. Si mungil yang melihat itu pun membantu pemuda tadi dengan lapang dada. Setelah itu, si pemuda tadi pun membantu si mungil untuk mengantarnya pulang. Ia terkejut bahwa gadis sopan dan baik yang tadi menolongnya adalah putri dari sahabat ayahnya dan adik dari ajudannya.
Hari demi hari berganti, 2 tahun setelah pertemuan singkat mereka saat itu membuat si pemuda sering kali berkunjung ke kediaman Marques. Semakin lama Ia mengenal si mungil, semakin terpesona-lah dirinya akan kebaikan dan kecantikan si mungil. Ia jatuh cinta. Jatuh-sejatuhnya pada gadis cantik itu.
Pesta kedewasaan putra mahkota kaisar akan dilaksanakan dua minggu lagi. Keluarga Marques yang turut diundang pada perayaan itu pun sibuk dengan segala persiapan untuk menghadiri acara tersebut, termasuk si mungil. Hari yang ditunggu pun tiba. Kedatangan si mungil pada acara itu mengundang banyak tanya di pikiran para tamu pesta. Ada yang bingung, terpesona, juga iri, iri dan cemburu pada kecantikan si mungil.
Hal yang ditunggu-tunggu pun tiba, putra mahkota kaisar, beserta kaisar, permaisuri, beserta adiknya, memasuki aula pesta secara bersamaan. Saat itu si mungil terkejut, ia tak menyangka bahwa pemuda yang 2 tahun belakangan ini sering datang ke kediamannya, mengajaknya bermain, adalah sang putra mahkota kekaisaran ini, orang yang akan menjadi kaisar selanjutnya nanti. Si pemuda pun terkejut akan kehadiran si mungil. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa ia juga sangat senang akan kehadirannya. Sebuah rencana licik mengalir di otak cerdasnya itu.
Acara berlanjut. Kaisar mengucapkan beberapa sambutan, ucapan terima kasih, kemudian do’a untuk putranya. Dilanjutkan dengan tradisi minum anggur, kemudian acara dansa. Inilah yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang, terkhusus para gadis bangsawan. Mereka sangat penasaran akan siapa pasangan dansa pertama sang pangeran. Saat itu, si pangeran berjalan ke arah si mungil, mengulurkan tangannya sebagai ajakan dansa. Si mungil yang notabanenya juga menyukai si pangeran dengan senang hati menerima ajakan dansa itu.
Seperti pada cerita novel pada umumnya, dimana ada protagonis, pasti juga ada antagonis, dan juga ada tokoh pendukung lainnya. Salah satu tokoh pendukung yang paling kuingat adalah seorang putra mahkota dari sebuah kerajaan. Si putra mahkota itu bernasib malang. Ia adalah seorang putra mahkota dari kerajaan besar yang berada dibawah kekaisaran si mungil. Ia berakhir naas dikarenakan tidak sengaja menyelamatkan si mungil dari percobaan pembunuhan si antagonis. Dan dikarenakan kematiannya, si antagonis dihukum mati. Setelah kematian si antagonis, si mungil dan si pangeran hidup bahagia selamanya.
Satu kata yang cocok untuk cerita itu, ‘klise’. Yah, seperti cerita-cerita romansa pada umumnya. Kisah malang sang protagonist, kebaikan hatinya, juga parasnya yang mempesona. Kemudian, sebuah pertemuan yang kebetulan. Rencana jahat antagonis pada protagonist. Tokoh yang tidak sengaja mati. Akhir buruk bagi pemeran jahat, dan berujung pada ending yang bahagia. Sekarang aku mengerti ucapan dari si kurir tadi, “mengubah alur”. Namun, menurutku, tak ada yang harus diubah. Ceritanya sudah sesuai. Tak ada yang ditidakadilkan pada cerita ini.
Tapi sekarang, aku menyesali keputusanku kala itu, keputusan apa aku harus mengubah alurnya atau tidak. Harusnya saat itu aku mengubah alurnya. Karena sekarang, aku berada dalam cerita itu. Menjadi seorang tokoh pada kisah “The Secret Marques’s Daughter“. Parahnya, bukannya menjadi tokoh protagonist atau mungkin antagonis, atau menjadi tokoh yang tidak penting. Masalahnya sekarang, aku menjadi tokoh yang berperan penting dalam akhir bahagia untuk para tokoh utama. Saat ini, aku menjadi si putra mahkota malang yang akan tidak sengaja mati karena rencana si antagonis. Dan aku berada ditubuh ini semata karena permintaan konyol dari si brengsek Hades untuk membantu sebuah jiwa malang yang memberikan raganya agar keluarganya terlindungi, dengan iming-iming cinta dan pertemuan dengan Papa.
Okey, karena aku didunia ini ingin hidup bahagia tanpa kekangan dari Papa dan mencari cinta sejatiku, aku akan menjadi tokoh utama kisah ini. Aku akan merubah, tidak, merombak alur kisah ini. Akan kubunuh si mungil, kuhilangkan kehadiran sang antagonis, kemudian ku buat para male lead menjadi budakku. Terutama si pangeran tampan itu, akan ku buat si pangeran itu menjadi pasangan hidupku, dan mendapatkan akhir bahagia dengannya. Masa bodoh dengan setiap tokoh dan setiap peran yang kuambil. Kali ini aku hanya akan mengejar kebahagiaanku, tanpa pengekang, tanpa Papa. Kali ini, hidupku milikku. Lagi pula si penulis kisah ingin aku mengubah alurnya kan.
“So, akan ku rombak habis kisah ini, sesuai keinginanku sendiri, dasar penulis sialan. Hades brengsek.“
But....
“We have a big problem, I’m a crown prince. The Male Lead too, is the crown prince. How we can get married ??”
***
Okey... jusr that. Kita lanjut beson atau besokny lagi atau seterusnya...
Prolog nya panjang banget ya. Hehe.
Love you Readerss.. tinggalkan jejak
Oh iya, mulai saat ini, Rex akan up kalau vote and comment mencapai limit.
Karena ini baru chapter awal, limitny masih sedikit.
20 Votes and 10 Comments
Kalau sudah terpenuhi, Rex akan lanjut Chapter 1.
Bye2

KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Be The Main Caracter
RomantizmThe Second Story by Rexalic The Transmigration Soul Theme Aku bukanlah aku. Aku tak bisa menjadi diri ku sendiri. Aku adalah miliknya. Semua yang kulakukan atas perintahnya. Tak ada bantahan. Tak ada penolakan. Yang harus kulakukan hanya menuruti pe...