5. ARSHEYRA || BERCANDA

102 4 2
                                    

Berpindah dari taman... Kini dua sejoli itu sudah berada di foodstreet dekat jajaran Mansion mewah tempat Ayra tinggal. Awalnya Ayra kira di taman ada banyak orang jualan jajan seperti biasa, ternyata mereka tengah mengadakan semacam halal bihalal khusus para pedagang jajan sini. Dan hanya ada beberapa pedagang yang masih baru dan belum lama berjualan di sana.

"Kak Arsi beneran nggak mau?" tawar Ayra kesekian kalinya sambil menodongkan corndog isi keju mozzarella yang masih utuh pada Arshen.

"enggak, Ayra." tolaknya lembut, sedari tadi Arshen menolak tawaran gadis itu hanya dengan gelengan tanpa embel embel satu apapun.

"masa yang beliin nggak makan? Gitu tadi Ayra kan bayar sendiri aja." tutur Ayra, membuat Arshen yang tadinya duduk fokus pada ponselnya mendongak menatapnya. "gue nggak suka keju Ay."

Mulut Ayra menganga setelah mendengar jawaban Arshen. Apa cowok itu barusan bilang? Tidak suka keju? Apakah cowok ini sakit? Padahal dalam satu hari Ayra tidak mungkin tidak makan yang banyak orang bilang susu basi itu.

"masa nggak suka keju? Kak Arsi beneran nggak suka ini? Keju? Masa nggak suka?" runtun Ayra heboh ditanggapi Arshen dengan kekehan kecil. Dan sialnya Ayra dibuat menganga kedua kali. Bagaimana tidak? Ternyata kutub selatan ini punya sebuah lesung pipit di pipi kirinya kala ia tersenyum.

"IH KAK ARSI PIPINYA BOLONG!" pekik Ayra lebih heboh. Arshen mengernyit dalam dan sedetik kemudian tertawa lepas, dan makin memperdalam lubang di pipi kirinya.

"lucu banget sih(?)" ucap Arshen mencubit pipi Ayra gemas. Sementara korban sedang diambang salto, eh salting maksudnya. Pipinya memerah seperti banteng--eh salah lagi, kaya tomat. Arshen yang melihat saltingnya Ayra pun makin dibuat gemas, "gitu aja salting." ledeknya datar.

Bughh

Sebuah bogeman dari tangan mungil itu terjun tepat di lengan Arshen, "nyebelin." cibirnya.

🍓🍓🍓

Keesokan harinya. Di hari yang cerah di pagi pukul 08.12, para siswa dan siswi kelas XI IPA 2 tengah berjejer rapi di lapangan. Jam pertama hari ini adalah penjas orkes.

"oke, lanjutkan latihannya dulu. Saya mau hukum kakak berandal kalian itu." tunjuk Pak Kumis dengan dagunya mengarah pada lima orang cowok yang notabene langganan BK.

Ayra, Abin, Jeje, dan tak lupa Manda dan murid lainnya kompak ikut menengok. Terlihat Arshen, Gara, Raden, Galant, dan Raga yang sedang berdiri menghadap tiang bendera. Oh, jangan lupakan penampilan tak aturan mereka. Baju dikeluarkan, tak mengenakan almamater, tak mengenakan ikat pinggang, bahkan ada yang bajunya tak dikancing hingga menyisakkan kaos hitam.

"gila ganteng pol Kak Arshen."

"Raga sama Raden juga jir."

"ganteng juga kak Gara."

"Idola aing."

"Aaa kak Raga nyanyiin dong."

"keren banget ber-lima."

"ganteng tapi demen dihukum."

"ah, belum senyum aja udah ganteng gitu."

"udah nyeremin, nyebelin, bandel pula." gumam Ayra yang hanya bisa Manda dengar. "gibah siapa hayo!" Ayra tersentak kaget mendapat sikutan Manda.

"apasih Manda! Ngangetin." protesnya melempar kasar bola berwarna kuning, biru, dan putih itu ke Manda.

"santai dong! Gitu aja marah marah." sungut Manda, "lagian lo Mo, ngomong kaya gitu di depan orangnya langsung sono."

ARSHEYRAWhere stories live. Discover now