Sorry For Typo
03/06/21Biasakan Vote & Comment
Langkah kakinya sudah mengitari kelas seni tari sebanyak lima kali, namun setiap ia datang kesana tak ada tanda-tanda jika Jimin berada di kelas tersebut. Akhir-akhir sang adik susah untuk diajak berbicara bersama karena ada saja alasan yg membuatnya tidak berbincang dengan lama atau bertatap muka dengan Jungkook lebih dari 5 menit. Sepertinya Jimin melupaka kejadian tempo lalu ketika ia mabuk berat dan berakhir di kamar mandi sedang melakukan coli di bantu oleh Jungkook.
Keesokan paginya Jimin bersikap biasa saja dan ia lupa apa yg terjadi tadi malam, sehingga Jungkook harus memberikannya ceramah rohani kurang lebih 4 jam tiada henti, tanpa istirahat. Setelah itu hampir 2 minggu berlalu dan sekarang Jungkook dibuat pusing karena sibuk mencari keberadaan sang adik di tambah lagi panggilan telpon dari Jungkook tidak di angkat.
Sepulang sekolah mereka akhirnya bertemu di tempar parkiran sepeda, Jimin datang sangat terlambat bahkan lebih dari sebelumnya.
"Kemana aja sih dek?"
"Banyak tugas"
"Yaudah buruan naik" Jungkook mulai mengayuh sepeda yg biasanya mereka gunakan.
"Mau makan apa?"
"Ramen aja simpel, dek pegangan ntar jatoh lu!"
"Gak apa-apa kok, lanjut aja"
"Nih bocah kenapa dah? Lu kalo ada msalah cerita dek!"
"Gak ada, cepetan aja sih adek mau belajar lagi sampai rumah"
Sang kakak tidak berkomemtar apapun lagi, tapi ucapan Jimin membuatnya pusing dan sikap acuhnya membuat Jungkook kesal. Dengan perasaan gelisah ia tetap mengayuh sepeda sambil memikirkan apa yg terjadi diantara mereka, Jungkook bukanlah tipe orang yg suka bertengkar dengan siapapun apalagi sampai harus menyimpan dendam dan tawuran, ia lebih suka menyelesaikan masalah dengan damai dan hanya perlu berbicara.
Dua puluh menit kemudia mereka sudah memasuki kawasan komplek perumahaan, pohon-pohon hijau menyambut kedatangan langit senja hingga pandangan mata mulai gelap karenanya, di tengah pepohonan dan jalanan sepi Jungkook menghentikan sepeda mereka di tepi sebuah danau yg berada tak jauh dari kediaman keluarga mereka.
"Loh kok turun?"
"Pengen menghirup udara bentar"
"Oh yaudah, gua duluan pulang ya jalan kaki juga nyampe"
"Sini lu!" Jungkook menatap Jimin dengan penuh penekanan.
"Ke-kenapa bang?"
"Kesini buruan!"
"Ya kenapa?" Jimin mengalihkan pandangannya menatap bumi yg sedang di pijak.
Jungkook tak lagi berbicara, ia segera berjalan kearah Jimin lalu menarik pinggang sang adik hingga mereka terpojok ke sisi yg lebih sepi. Jimin tak bisa lagi menghindari kemanapun karena Jungkook menguncinya di tengah sementara tangan kiri dan kanannya menutup akses agar Jimin tidak bisa melarikan diri.
"Abang...."
"lihat gua dek"
"....."
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] SIBLINGS (JIKOOK INCEST)
RomanceWARNING! Cinta sesama jenis (boyslove), hubungan sedarah, mature content, adult dan bahasa semi baku (tidak formal). Bagaimana kisah dua orang saudara kandung yg saling mencintai itu terbongkar dan ketahui oleh keluarga? Rank : 10 #Kookmin (18/07/20...