Mengakui Semuanya

2.1K 229 27
                                    

Sorry For Typo
06/08/21

Biasakan Vote & Comment

Suara kicauan burung menemani minggu pagi yg sangat damai, Jimin tertidur pulas dalam pelukan Jungkook karena lelah setelah melakukan pertempuran birahi tadi malam, kedua saudara itu masih menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih secara rahasia. Belum ada seorangpun yg tahu tentang hal tersebut termasuk kedua orangtua mereka.

Jeon Jungkook mengecup pipi mulus sang adik sebagai ucapan selamat pagi, meski saat ini mereka sedang menikmati liburan semester di pertengahan tahun sebagai mahasiswa tingkat tiga, namun tak mengurungkan tekad untuk mengikuti kelas tambahan yg di berikan oleh para dosen.

Hari ini Jungkook akan berangkat ke kampus untuk membantu seorang profesor yg menunjuk dirinya sebagai assisten, anak sulung keluarga Jeon tentu saja menerima hal baik itu dengan senang hati karena akan memiliki banyak koneksi dan bisa dengan muda mendapatkan Rumah Sakit yg akan menerimanya ketika ia magang nanti.

Sementara Jimin lebih memilih untuk menghabiskan masa  liburan dengan bersenang-senang, pemuda itu semakin rajin memasak dan membuat menu baru setiap harinya.

Satu minggu yg lalu Jimin terbang ke Canada untuk menemui orangtua mereka, sudah lama sekali Jimin merindukan dua orang yg sibuk berkeliling dunia demi menjalankan bisnis. Karena terpisah selama satu minggu dengan sang kekasih sebab itulah Jungkook melampiaskan hasratnya kepada Jimin ketika ia tiba di Korea dan menghajarnya hingga beberapa ronde dan membuat sang adik terkulai lemas.

Monster ganas yg menghajar tubuhnya tanpa henti, baru berpisah satu minggu saja sudah sebrutal ini apalagi jika mereka di pisahkan untuk bekerja di kota lain dan hanya bisa bertemu sekali dalam tiga bulan. Jimin tidak bisa membayangkan akan menjadi apa tubuhnya.

"Sayang,  Abang berangkat ke kampus ya" Jungkook mengusap rambut Jimin lembut.

"Nghh... Abang ada kelas??" Jimin mencoba membuka mata.

"Gak ada, tapi sedang ngerjain project sama dosen"

"Ohh, sebentar adek siapin sarapan"

"Gak usah, adek bobo aja"

"Adek udah buatin bekal dari tadi malam, abang ambil di kulkas tinggal di panasin. Adek bikin dua bekal yg satu bisa di bawa ke kampus" suara serak itu menjelaskan dengan mata tertutup.

"Oke, makasih ya sayang"

"Jangan pulang kelamaan ntar gua kangen"

"Uhm.. Bye adek" Jimin membalas lambaian tangan sang kekasih, ia masih enggan bangkit dari tempat tidur dan memilih tidur kembali untuk memulihkan keadaan.

Kalau dipikir-pikir Jimin selalu berkhayal jika suatu saat nanti ia akan mengaku kepada keluarga tentang hubungan terlarang tersebut, apa yg akan orangtua mereka katakan? sementara Jimin tidak ingin berpisah dari Jungkook.

Terkadang ia menyalahkan takdir kenapa mereka di lahirkan sebagai adik-kakak diantara jutaan manusia di bumi.

*

Jungkook sedang membujuk sang adik yg saat ini tengah merajuk, ia baru saja mendapat tugas besar sekaligus peluang dalam dunia kesehatan saat ia tawarkan oleh profesor kampus untuk menemaninya ke Amerika, kesempatan langkah itu sudah dinantikan Jungkook sejak dulu dan pastinya pemuda itu tak akan melewatkan kesempatan yg telah tiba di pangkuannya.

Meminta izin pergi selama beberapa hari kepada sang adik adalah perkara yg paling besar dihidupnya, Jungkook tahu pasti Jimin tak akan mengizinkannya pergi dan dia sedang menggunakan segala cara agar tak mengecewakan pihak manapun.

[End] SIBLINGS (JIKOOK INCEST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang